Mobile_AP_Rectangle 1
SURABAYA, RADARJEMBER.ID- Di Rutan Perempuan Kelas II-A Surabaya (Ruperbaya) salah satu produk kegiatan dan selalu laris saat ini adalah kue kering (kuker). Hingga Lebaran nanti, sekitar 200 toples kuker sudah dipesan warga binaan pemasyarakatan (WBP) hingga petugas lapas.Selama Ramadan, harum aroma kuker yang baru keluar dari pemanggang menyeruak dari ruang bimbingan kerja (bimker) Ruperbaya sejak pagi hingga sore.
Aktivitas di ruangan tersebut seakan tak pernah berhenti karena para WBP aktif di bimker itu sedang sibuk. Mereka tengah panen pesanan kuker untuk Lebaran, padahal sebelum aktif membuat kue sebelumnya tidak memiliki pengalaman sama sekali. Proses belajar perdana mereka dimulai saat masuk penjara.
Salah satu yang aktif dalam kegiatan positif tersebut adalah Zaenab, napi yang terjerat kasus narkoba, dan Ririn yang tersandung kasus korupsi. Total ada lima orang yang bekerja sama menghasilkan kudapan berbagai rasa tersebut. Ada yang bagian menimbang bahan; ada yang membuat adonan dan bagian mencetak. Ada pula yang memberi hiasan hingga memanggang.
Mobile_AP_Rectangle 2
Menurut Comi, pembuatan kuker itu mulai menggeliat lagi dan banyak pesanan pada tahun ini. Sebelumnya produksi tetap ada, tapi jumlahnya tidak sebanyak tahun ini. Dua tahun pandemi membikin pembuatan kue kering ikut menyusu namun sekarang bukan hanya petugas ikut pula memesan namun warga binaan juga pesan,” ungkap Comi
Penulis: Winardyasto
Foto: Maya Apriliani/Jawa Pos
Sumber Berita: JawaPos.com
- Advertisement -
SURABAYA, RADARJEMBER.ID- Di Rutan Perempuan Kelas II-A Surabaya (Ruperbaya) salah satu produk kegiatan dan selalu laris saat ini adalah kue kering (kuker). Hingga Lebaran nanti, sekitar 200 toples kuker sudah dipesan warga binaan pemasyarakatan (WBP) hingga petugas lapas.Selama Ramadan, harum aroma kuker yang baru keluar dari pemanggang menyeruak dari ruang bimbingan kerja (bimker) Ruperbaya sejak pagi hingga sore.
Aktivitas di ruangan tersebut seakan tak pernah berhenti karena para WBP aktif di bimker itu sedang sibuk. Mereka tengah panen pesanan kuker untuk Lebaran, padahal sebelum aktif membuat kue sebelumnya tidak memiliki pengalaman sama sekali. Proses belajar perdana mereka dimulai saat masuk penjara.
Salah satu yang aktif dalam kegiatan positif tersebut adalah Zaenab, napi yang terjerat kasus narkoba, dan Ririn yang tersandung kasus korupsi. Total ada lima orang yang bekerja sama menghasilkan kudapan berbagai rasa tersebut. Ada yang bagian menimbang bahan; ada yang membuat adonan dan bagian mencetak. Ada pula yang memberi hiasan hingga memanggang.
Menurut Comi, pembuatan kuker itu mulai menggeliat lagi dan banyak pesanan pada tahun ini. Sebelumnya produksi tetap ada, tapi jumlahnya tidak sebanyak tahun ini. Dua tahun pandemi membikin pembuatan kue kering ikut menyusu namun sekarang bukan hanya petugas ikut pula memesan namun warga binaan juga pesan,” ungkap Comi
Penulis: Winardyasto
Foto: Maya Apriliani/Jawa Pos
Sumber Berita: JawaPos.com
SURABAYA, RADARJEMBER.ID- Di Rutan Perempuan Kelas II-A Surabaya (Ruperbaya) salah satu produk kegiatan dan selalu laris saat ini adalah kue kering (kuker). Hingga Lebaran nanti, sekitar 200 toples kuker sudah dipesan warga binaan pemasyarakatan (WBP) hingga petugas lapas.Selama Ramadan, harum aroma kuker yang baru keluar dari pemanggang menyeruak dari ruang bimbingan kerja (bimker) Ruperbaya sejak pagi hingga sore.
Aktivitas di ruangan tersebut seakan tak pernah berhenti karena para WBP aktif di bimker itu sedang sibuk. Mereka tengah panen pesanan kuker untuk Lebaran, padahal sebelum aktif membuat kue sebelumnya tidak memiliki pengalaman sama sekali. Proses belajar perdana mereka dimulai saat masuk penjara.
Salah satu yang aktif dalam kegiatan positif tersebut adalah Zaenab, napi yang terjerat kasus narkoba, dan Ririn yang tersandung kasus korupsi. Total ada lima orang yang bekerja sama menghasilkan kudapan berbagai rasa tersebut. Ada yang bagian menimbang bahan; ada yang membuat adonan dan bagian mencetak. Ada pula yang memberi hiasan hingga memanggang.
Menurut Comi, pembuatan kuker itu mulai menggeliat lagi dan banyak pesanan pada tahun ini. Sebelumnya produksi tetap ada, tapi jumlahnya tidak sebanyak tahun ini. Dua tahun pandemi membikin pembuatan kue kering ikut menyusu namun sekarang bukan hanya petugas ikut pula memesan namun warga binaan juga pesan,” ungkap Comi
Penulis: Winardyasto
Foto: Maya Apriliani/Jawa Pos
Sumber Berita: JawaPos.com