Tugu Dewan Nasional di Museum Balanga, Jalan Tjilik Riwut km 2 Palangkaraya. Tugu Guci setinggi kurang lebih lima meter ini menjadi penanda gagasan awal pembangunan calon Ibu Kota masa depan oleh Presiden Soekarno. (Denar/Kalteng Pos)

JawaPos.com – Jejak sejarah Kaimantan tengah (Kalteng) sebagai lokasi Ibu Kota Indonesia, dibuktikan dengan keberadaan tugu Dewan Nasional di Museum Balanga. Posisinya ada di Jalan Tjilik Riwut km 2 Palangka Raya.

Tugu setinggi kurang lebih lima meter dengan maskot sebuah guci itu, menjadi gagasan awal pembangunan calon Ibu Kota masa depan Indonesia oleh Presiden Soekarno.

Untuk mengingat kembali jejak sejarah pembangunan tugu Dewan Nasional itu, Yayasan Gerakan Bersatu Berbuat Manggatang Utus (GB2-MU) Kalteng mengunjungi halaman Museum Balanga, Kamis sore (22/8).

Mereka menggelar napak tilas tugu yang yang menjadi cikal-bakal penanda Palangka Raya sebagai calon Ibu Kota baru menggantikan Jakarta.

Lukas sebagai salah satu pimpinan GB2-MU menuturkan, sejarah pembangunan monument tersebut ada dalam buku berjudul Kronik Kalimantan. Di dalamnya ada pernyataan almarhum Prof Roeslan Abdulgani yang kala sebagai wakil Dewan Nasional dan menjadi atasan Gubernur Kalteng Tjilik Riwut.

“Penetapan calon ibu kota juga ditetapkan dalam sebuah rapat Dewan Nasional yang diketuai oleh Presiden Soekarno. Tjilik Riwut hadir dalam rapat itu,” ungkap Lukas kepada wartawan di kawasan tugu Dewan Nasional.

Pada tahun 1958, Presiden Sokerno memerintahkan Prof Roeslan Abdulgani untuk meresmikan tugu Dewan Nasional itu. Sekaligus sebagai penanda bahwa inilah tempat atau lokasi calon Ibu Kota negara dimasa depan.

“Sekarang sudah saatnya Kalteng akan menjadi ibu kota negara,” tuturnya sebagiman dilansir dari Kalteng Pos.

Sementara dalam video Prof Roeslan Abdulgani yang diabadikan oleh Cucu Tjilik Riwut Clara Anindita beberapa bulan sebelum meninggal, ia mengisahkan bahwa Tjilik Riwut selalu memperjuangkan kepentingan daerah tetapi tetap dalam bingkai NKRI. Hal itu yang kemudian sangat dihargai Presiden Soekarno saat itu.

“Salah satu yang diusulkan Tjilik Riwut saat melakukan rapat di Dewan Nasional, menjadikan kota Jakarta menjadi kota yang baik. Karena kepentingan asing sudah banyak, maka Ibu Kota harus dipindahkan keluar Jakarta,” tutur Alm Prof Roeslan dalam video tersebut.

Usulan dari Tjilik Riwut langsung diterima oleh seluruh anggota Dewan Nasional. Kemudian Bung Karno membentuk panitia khusus untuk menyelidiki hal itu karena sangat tertarik dengan usulan tersebut.

“Ini merupakan gagasan yang sangat berani. Namun sayangnya hal itu tidak dilanjutkan oleh para menterinya di kabinet,” sesalnya.

Terpisah, Nila Riwut selaku salah satu putri dari Tjilik Riwut mengungkapkan, keputusan yang akan diambil presiden ke depan merupakan kehendak dari Yang Maha Kuasa untuk memindahkan Ibu Kota  baik di Kaltim dan di Kalteng.

“Kita melihat bahwa Kalteng sudah sangat siap untuk menjadi Ibu Kota negara, tetapi tentu membutuhkan proses yang cukup panjang,” ungkapnya.

Editor : Dimas Ryandi