Mobile_AP_Rectangle 1
JOGJAKARTA, RADARJEMBER.ID. Menjelang musim panas tahun 2022 ini, pelaku pariwisata Jogjakarta berharap , terjadi kenaikan jumlah wisatawan asal Eropa.Apalagi kota tersebut sangat difavoritkan oleh wisatawan Eropa, mereka memiliki masa tinggal cukup lama sehingga dapat berdampak signifikan terhadap perputaran ekonomi.
Isnaini Fajri dari Biro Organisasi Himpunan Pramuwisata Indonesia (HPI) DIJ mengutarakan, organisasi tersebut kini mulai menerima pesanan dari pelancong Eropa. Ia menceritakan, pemesan itu untuk kunjungan di bulan Juni dan Juli, orang Eropa seringkali memanfaatkan musim panas untuk berlibur.
Namun demikian jumlah pelancong melakukan pemesanan masih minim sekitar 10 persen, namun ia berharap hal itu akan terus bertambah hingga mendekati musim panas.Isnaeni menjabarkan, pentingnya kehadiran pelancong Eropa. Umumnya, pelancong asal Benua Biru ini merasa senang di Jogja.
Mobile_AP_Rectangle 2
“Mereka itu minimal tinggal di Jogjakarta selama tiga hari karena merasa betah, itu berarti spending of money juga tinggi. Para tamu dari Eropa itu tentu membelanjakan uang untuk makan dan membeli produk UMKM, bahkan tidak sedikit dari mereka itu lebih dari sekali singgah di Jogjakarta,” ungkap Isnaeni.
Namun demikian, diakui oleh Isnaeni, wisatawan lokal juga membelanjakan uang saat berlibur di Jogja. Namun, biasanya wisatawan lokal hanya menjadikan Jogja sebagai perlintasan sebelum mereka melanjutkan perjalanan ke kota lain .Hal ini berbeda bila dibandingkan wisatawan asing, tidak ingin buru-buru meninggalkan Jogjakarta
- Advertisement -
JOGJAKARTA, RADARJEMBER.ID. Menjelang musim panas tahun 2022 ini, pelaku pariwisata Jogjakarta berharap , terjadi kenaikan jumlah wisatawan asal Eropa.Apalagi kota tersebut sangat difavoritkan oleh wisatawan Eropa, mereka memiliki masa tinggal cukup lama sehingga dapat berdampak signifikan terhadap perputaran ekonomi.
Isnaini Fajri dari Biro Organisasi Himpunan Pramuwisata Indonesia (HPI) DIJ mengutarakan, organisasi tersebut kini mulai menerima pesanan dari pelancong Eropa. Ia menceritakan, pemesan itu untuk kunjungan di bulan Juni dan Juli, orang Eropa seringkali memanfaatkan musim panas untuk berlibur.
Namun demikian jumlah pelancong melakukan pemesanan masih minim sekitar 10 persen, namun ia berharap hal itu akan terus bertambah hingga mendekati musim panas.Isnaeni menjabarkan, pentingnya kehadiran pelancong Eropa. Umumnya, pelancong asal Benua Biru ini merasa senang di Jogja.
“Mereka itu minimal tinggal di Jogjakarta selama tiga hari karena merasa betah, itu berarti spending of money juga tinggi. Para tamu dari Eropa itu tentu membelanjakan uang untuk makan dan membeli produk UMKM, bahkan tidak sedikit dari mereka itu lebih dari sekali singgah di Jogjakarta,” ungkap Isnaeni.
Namun demikian, diakui oleh Isnaeni, wisatawan lokal juga membelanjakan uang saat berlibur di Jogja. Namun, biasanya wisatawan lokal hanya menjadikan Jogja sebagai perlintasan sebelum mereka melanjutkan perjalanan ke kota lain .Hal ini berbeda bila dibandingkan wisatawan asing, tidak ingin buru-buru meninggalkan Jogjakarta
JOGJAKARTA, RADARJEMBER.ID. Menjelang musim panas tahun 2022 ini, pelaku pariwisata Jogjakarta berharap , terjadi kenaikan jumlah wisatawan asal Eropa.Apalagi kota tersebut sangat difavoritkan oleh wisatawan Eropa, mereka memiliki masa tinggal cukup lama sehingga dapat berdampak signifikan terhadap perputaran ekonomi.
Isnaini Fajri dari Biro Organisasi Himpunan Pramuwisata Indonesia (HPI) DIJ mengutarakan, organisasi tersebut kini mulai menerima pesanan dari pelancong Eropa. Ia menceritakan, pemesan itu untuk kunjungan di bulan Juni dan Juli, orang Eropa seringkali memanfaatkan musim panas untuk berlibur.
Namun demikian jumlah pelancong melakukan pemesanan masih minim sekitar 10 persen, namun ia berharap hal itu akan terus bertambah hingga mendekati musim panas.Isnaeni menjabarkan, pentingnya kehadiran pelancong Eropa. Umumnya, pelancong asal Benua Biru ini merasa senang di Jogja.
“Mereka itu minimal tinggal di Jogjakarta selama tiga hari karena merasa betah, itu berarti spending of money juga tinggi. Para tamu dari Eropa itu tentu membelanjakan uang untuk makan dan membeli produk UMKM, bahkan tidak sedikit dari mereka itu lebih dari sekali singgah di Jogjakarta,” ungkap Isnaeni.
Namun demikian, diakui oleh Isnaeni, wisatawan lokal juga membelanjakan uang saat berlibur di Jogja. Namun, biasanya wisatawan lokal hanya menjadikan Jogja sebagai perlintasan sebelum mereka melanjutkan perjalanan ke kota lain .Hal ini berbeda bila dibandingkan wisatawan asing, tidak ingin buru-buru meninggalkan Jogjakarta