24.5 C
Jember
Saturday, 25 March 2023

Dikenal Sakti Tidak Mempan Dibom Tentara Belanda

Mobile_AP_Rectangle 1

NGANJUK, RADARJEMBER.ID-  Di Kelurahan Bogo, Kecamatan/Kabupaten Nganjuk terdapat Jalan bernama Jalan Surodarmo, karena memiliki jasa terhadap negara dan bangsa maka nama Surodarmo diabadikan sebagai nama jalan meski dia bukan menjabat sebagai Lurah Bogo.

Di saat agresi militer Belanda II tanggal 19-20 Desember 1948, Surodarmo menduduki jabatan sebagai Lurah Getas, Kecamatan Tanjunganom, Kabupaten Nganjuk. Sebagai pemimpin di desa, Lurah Surodarmo tidak tinggal diam bahkan ikut berjuang mengusir Belanda dari indonesia .

Perlawanan Lurah Surodarmo  lebih memilih menggunakan kekuatan dan kesaktian, ketimbang harus beradu fisik menghadapi tentara Belanda. Lurah Soro Darmo akrab disapa Mbah Lurah oleh warga, ia dikenal memiliki kesaktian seperti tidak mempan dibom Belanda.

Mobile_AP_Rectangle 2

Mbah Solekan, sesepuh desa setempat membenarkan perihal kesaktian Mbah Lurah itu kepada Jawa Pos Radar Nganjuk, Selain melawan Belanda memakai  ilmu kesaktian, Lurah Surodarmo juga dikenal sangat terbuka dengan tentara pribumi.

“Mbah lurah seringkali membantu logistik, dia juga sering kali menyelamatkan tentara Indonesia dari kejaran penjajah. Hebatnya, saat dicari tentara Belanda mereka tak menemukan buruannya tersebut.” ungkap Mbah Solekan.

Terang hal itu membuat tentara lawan emosi. Konon saat itu, tentara Belanda bermarkas di Kedungsoko, Kecamatan Sukomoro, Nganjuk memutuskan untuk mengebom rumah Lurah Surodarmo.

“Rumah Mbah Lurah dibom dan terbakar tapi Mbah Lurah Surodarmo tidak terluka, selain Lurah Surodarmo tidak terluka, bangunan rumah beliau itu cuma rusak sedikit. Sungguh hal ini sulit diterima oleh akal dan itu berkat  kesaktian Lurah Surodarmo,” imbuh Mbah Solekan.

Hal senada juga disampaikan oleh Sudarti Martono, menantu angkat Lurah Surodarmo. Ia membenarkan, jika pernah mendengar cerita rumah Lurah Surodarmo dibom. Berakibat  tiang ruang tengah sedikit rusak, kejadian tersebut terjadi sebelum ia diangkat sebagai menantu.(*)

 

Penulis: Winardyasto

Foto:Andhika Attar/Radar Kediri

Sumber Berita: Radar Kediri.

 

- Advertisement -

NGANJUK, RADARJEMBER.ID-  Di Kelurahan Bogo, Kecamatan/Kabupaten Nganjuk terdapat Jalan bernama Jalan Surodarmo, karena memiliki jasa terhadap negara dan bangsa maka nama Surodarmo diabadikan sebagai nama jalan meski dia bukan menjabat sebagai Lurah Bogo.

Di saat agresi militer Belanda II tanggal 19-20 Desember 1948, Surodarmo menduduki jabatan sebagai Lurah Getas, Kecamatan Tanjunganom, Kabupaten Nganjuk. Sebagai pemimpin di desa, Lurah Surodarmo tidak tinggal diam bahkan ikut berjuang mengusir Belanda dari indonesia .

Perlawanan Lurah Surodarmo  lebih memilih menggunakan kekuatan dan kesaktian, ketimbang harus beradu fisik menghadapi tentara Belanda. Lurah Soro Darmo akrab disapa Mbah Lurah oleh warga, ia dikenal memiliki kesaktian seperti tidak mempan dibom Belanda.

Mbah Solekan, sesepuh desa setempat membenarkan perihal kesaktian Mbah Lurah itu kepada Jawa Pos Radar Nganjuk, Selain melawan Belanda memakai  ilmu kesaktian, Lurah Surodarmo juga dikenal sangat terbuka dengan tentara pribumi.

“Mbah lurah seringkali membantu logistik, dia juga sering kali menyelamatkan tentara Indonesia dari kejaran penjajah. Hebatnya, saat dicari tentara Belanda mereka tak menemukan buruannya tersebut.” ungkap Mbah Solekan.

Terang hal itu membuat tentara lawan emosi. Konon saat itu, tentara Belanda bermarkas di Kedungsoko, Kecamatan Sukomoro, Nganjuk memutuskan untuk mengebom rumah Lurah Surodarmo.

“Rumah Mbah Lurah dibom dan terbakar tapi Mbah Lurah Surodarmo tidak terluka, selain Lurah Surodarmo tidak terluka, bangunan rumah beliau itu cuma rusak sedikit. Sungguh hal ini sulit diterima oleh akal dan itu berkat  kesaktian Lurah Surodarmo,” imbuh Mbah Solekan.

Hal senada juga disampaikan oleh Sudarti Martono, menantu angkat Lurah Surodarmo. Ia membenarkan, jika pernah mendengar cerita rumah Lurah Surodarmo dibom. Berakibat  tiang ruang tengah sedikit rusak, kejadian tersebut terjadi sebelum ia diangkat sebagai menantu.(*)

 

Penulis: Winardyasto

Foto:Andhika Attar/Radar Kediri

Sumber Berita: Radar Kediri.

 

NGANJUK, RADARJEMBER.ID-  Di Kelurahan Bogo, Kecamatan/Kabupaten Nganjuk terdapat Jalan bernama Jalan Surodarmo, karena memiliki jasa terhadap negara dan bangsa maka nama Surodarmo diabadikan sebagai nama jalan meski dia bukan menjabat sebagai Lurah Bogo.

Di saat agresi militer Belanda II tanggal 19-20 Desember 1948, Surodarmo menduduki jabatan sebagai Lurah Getas, Kecamatan Tanjunganom, Kabupaten Nganjuk. Sebagai pemimpin di desa, Lurah Surodarmo tidak tinggal diam bahkan ikut berjuang mengusir Belanda dari indonesia .

Perlawanan Lurah Surodarmo  lebih memilih menggunakan kekuatan dan kesaktian, ketimbang harus beradu fisik menghadapi tentara Belanda. Lurah Soro Darmo akrab disapa Mbah Lurah oleh warga, ia dikenal memiliki kesaktian seperti tidak mempan dibom Belanda.

Mbah Solekan, sesepuh desa setempat membenarkan perihal kesaktian Mbah Lurah itu kepada Jawa Pos Radar Nganjuk, Selain melawan Belanda memakai  ilmu kesaktian, Lurah Surodarmo juga dikenal sangat terbuka dengan tentara pribumi.

“Mbah lurah seringkali membantu logistik, dia juga sering kali menyelamatkan tentara Indonesia dari kejaran penjajah. Hebatnya, saat dicari tentara Belanda mereka tak menemukan buruannya tersebut.” ungkap Mbah Solekan.

Terang hal itu membuat tentara lawan emosi. Konon saat itu, tentara Belanda bermarkas di Kedungsoko, Kecamatan Sukomoro, Nganjuk memutuskan untuk mengebom rumah Lurah Surodarmo.

“Rumah Mbah Lurah dibom dan terbakar tapi Mbah Lurah Surodarmo tidak terluka, selain Lurah Surodarmo tidak terluka, bangunan rumah beliau itu cuma rusak sedikit. Sungguh hal ini sulit diterima oleh akal dan itu berkat  kesaktian Lurah Surodarmo,” imbuh Mbah Solekan.

Hal senada juga disampaikan oleh Sudarti Martono, menantu angkat Lurah Surodarmo. Ia membenarkan, jika pernah mendengar cerita rumah Lurah Surodarmo dibom. Berakibat  tiang ruang tengah sedikit rusak, kejadian tersebut terjadi sebelum ia diangkat sebagai menantu.(*)

 

Penulis: Winardyasto

Foto:Andhika Attar/Radar Kediri

Sumber Berita: Radar Kediri.

 

BERITA TERKINI

Wajib Dibaca