Namun, kemarin pagi tanaman tersebut sudah disingkirkan agar roda empat tidak terhalang saat melintas. Rizal menyebut kerusakan jalan itu juga disebabkan bekas galian pipa. Sebagian sudah diperbaiki, tapi kualitasnya seadanya sehingga rusak lagi.
Bahkan, ada bagian jalan belum diperbaiki. ’’Bekas galian juga. Ada sebagian yang belum diaspal lagi di sisi perempatan Ganting.” tutur Rizal. Pihak dinas sudah menghubungi pelaksana penggalian agar segera memperbaiki. Namun, tak kunjung ada percepatan perbaikan.
Hari ini (20/2) pihaknya kembali memanggil pelaksana penggalian dan Perumda Delta Delta. Tujuannya, ada percepatan penanganan dan perbaikan sesuai standar. ’’Besok (hari ini, Red) kami rapat.”imbuh Rizal.
Jika fondasi jalan tergerus, fondasinya juga harus diperbaiki seperti semula. Jika kondisinya masih sangat basah karena hujan, jalan tidak bisa langsung diuruk agar tidak tergerus lagi. Tidak hanya di Jalan Raya Keling maupun Jalan Doro, tapi juga di seluruh jalan terimbas penggalian.
Agus Waluyo, salah seorang warga Jumputrejo, Agus Waluyo, mengatakan bahwa warga memasang pohon pisang di titik-titik lubang cukup dalam agar tidak dilewati pengendara. Sebab, Jalan Raya Keling tersebut cukup padat.
’’Ditanami pohon pisang gara-gara banyak kecelakaan. Setelah hujan, jeglongan tidak kelihatan,’’ katanya. Menurut dia, kerusakan semakin parah karena setiap sore dan malam selalu hujan.
’’Ada titik baru yang rusak. Yang parah, ada emak-emak antar anaknya ngaji. Posisi anak di depan, pas kena jeglongan, anaknya langsung mumbul,’’ ceritanya. Inginnya, segera ada perbaikan total. (*)
Editor:Winardeyasto HariKirono
Foto:Dimas Maulana/Jawa Pos
Sumber Berita:jawapos.com