Mobile_AP_Rectangle 1
JAKARTA, RADARJEMBER.ID – Kementrian Lingkungan Hidup dan Kehutanan (KLH) mulai awal 2022 hingga kini mencatata rekapitulasi kebakaran hutan dan lahan (Karhutla) di wilayah Riau mencapai 421 hekatare (Ha), hal itu oleh Provinsi Riau telah didentifikasi potensi Karhutlah sampai akhir tahun.
Sejak awal 2022 hingga kini, Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan mencatat rekapitulasi karhutla di wilayah Riau mencapai 421 hektare (Ha). Sementara itu, Pemerintah Provinsi Riau telah mengidentifikasi potensi karhutla hingga akhir tahun ini.
Dari anilisis Badan Meteorologi, Klimatologi dan Geofisika (BMKG), dinamika atmosfir Indonesia disebabkan oleh El Nina lemah-netral. Hal ini berpotensi terjadi kemarau basah.
- Advertisement -
JAKARTA, RADARJEMBER.ID – Kementrian Lingkungan Hidup dan Kehutanan (KLH) mulai awal 2022 hingga kini mencatata rekapitulasi kebakaran hutan dan lahan (Karhutla) di wilayah Riau mencapai 421 hekatare (Ha), hal itu oleh Provinsi Riau telah didentifikasi potensi Karhutlah sampai akhir tahun.
Sejak awal 2022 hingga kini, Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan mencatat rekapitulasi karhutla di wilayah Riau mencapai 421 hektare (Ha). Sementara itu, Pemerintah Provinsi Riau telah mengidentifikasi potensi karhutla hingga akhir tahun ini.
Dari anilisis Badan Meteorologi, Klimatologi dan Geofisika (BMKG), dinamika atmosfir Indonesia disebabkan oleh El Nina lemah-netral. Hal ini berpotensi terjadi kemarau basah.
JAKARTA, RADARJEMBER.ID – Kementrian Lingkungan Hidup dan Kehutanan (KLH) mulai awal 2022 hingga kini mencatata rekapitulasi kebakaran hutan dan lahan (Karhutla) di wilayah Riau mencapai 421 hekatare (Ha), hal itu oleh Provinsi Riau telah didentifikasi potensi Karhutlah sampai akhir tahun.
Sejak awal 2022 hingga kini, Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan mencatat rekapitulasi karhutla di wilayah Riau mencapai 421 hektare (Ha). Sementara itu, Pemerintah Provinsi Riau telah mengidentifikasi potensi karhutla hingga akhir tahun ini.
Dari anilisis Badan Meteorologi, Klimatologi dan Geofisika (BMKG), dinamika atmosfir Indonesia disebabkan oleh El Nina lemah-netral. Hal ini berpotensi terjadi kemarau basah.