Mobile_AP_Rectangle 1
Jakarta, RadarJember.Id- Mentri Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi Luhut Binsar Panjaitan menyampaikan puncak gelombang Covid-19 varian Omicron akan terjadi pada pertengahan februari hingga awal maret 2022. Pemerintah terrus berupaya untuk memitigasi kemungkinan penambahan kasus Covid-19.
Malansir dari JawaPos.com berdasarkan data, saat ini negera-negara Eropa, Afrika Selatan dan Amerika Serikata telah melewati puncak varian Omicron. Sementara di Negara Asia masih meningkat. Sehingga tingkat perawatan rumah sakit dan kematian pun dapat meningkatkan akibat kasus yang meningkat tajam.
“Memang varian Omicron ini gejalanya lebih ringan dibandingkan dengan varian-varian sebelumnya, seperti Delta, tetapi kita harus melakukan mitigasi supaya kejadian pertengahan Juli 2021 tidak terulang kembali,” ujar Luhut, Senin (17/1).
Mobile_AP_Rectangle 2
Luhut menegaskan, untuk mengantisipasi puncak gelombang Omicron pemerintah telah menyiapkan sejumlah langkah mitigasi. Puncak infeksi Omicron dapat dicegah dengan meningkatkan protocol kesehatan dan vaksinasi yang masif. “kita pasti bisa membuat perkembangan menjadi landau dengan apa yang terjadi di Negara lain,” ujarnya
Sebagai informasi dalam tiga bulan terakhir kasus konfirmasi harian di Indonesia per pertengahan kembali meningkat untuk pertama kalinya. Kasus terkonfirmasi mencapai 1054 kasus dan kasus transmisi local menjadi lebih tinggi bila dibandingkan dengan transmisi dari Pelaku Perjalanan Luar Negeri (PPLN).
“Langkah pengetatan pintu masuk masih tetap harus dipertahankan untuk menegah masuknya varian omicron ke dalam negeri,” kata Luhut.
Jumlah varian Omicron banyak terjadi di Pulau Jawa dan Pulau Bali terutama wilyah Aglomerasi Jabodetabek. Di sisi lain, kasus di provinsi lain relatif terjaga, namun tetap harus waspada mengingat mobilitas di Jawa Bali sudah semakin dekat. (JPG/ona)
- Advertisement -
Jakarta, RadarJember.Id- Mentri Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi Luhut Binsar Panjaitan menyampaikan puncak gelombang Covid-19 varian Omicron akan terjadi pada pertengahan februari hingga awal maret 2022. Pemerintah terrus berupaya untuk memitigasi kemungkinan penambahan kasus Covid-19.
Malansir dari JawaPos.com berdasarkan data, saat ini negera-negara Eropa, Afrika Selatan dan Amerika Serikata telah melewati puncak varian Omicron. Sementara di Negara Asia masih meningkat. Sehingga tingkat perawatan rumah sakit dan kematian pun dapat meningkatkan akibat kasus yang meningkat tajam.
“Memang varian Omicron ini gejalanya lebih ringan dibandingkan dengan varian-varian sebelumnya, seperti Delta, tetapi kita harus melakukan mitigasi supaya kejadian pertengahan Juli 2021 tidak terulang kembali,” ujar Luhut, Senin (17/1).
Luhut menegaskan, untuk mengantisipasi puncak gelombang Omicron pemerintah telah menyiapkan sejumlah langkah mitigasi. Puncak infeksi Omicron dapat dicegah dengan meningkatkan protocol kesehatan dan vaksinasi yang masif. “kita pasti bisa membuat perkembangan menjadi landau dengan apa yang terjadi di Negara lain,” ujarnya
Sebagai informasi dalam tiga bulan terakhir kasus konfirmasi harian di Indonesia per pertengahan kembali meningkat untuk pertama kalinya. Kasus terkonfirmasi mencapai 1054 kasus dan kasus transmisi local menjadi lebih tinggi bila dibandingkan dengan transmisi dari Pelaku Perjalanan Luar Negeri (PPLN).
“Langkah pengetatan pintu masuk masih tetap harus dipertahankan untuk menegah masuknya varian omicron ke dalam negeri,” kata Luhut.
Jumlah varian Omicron banyak terjadi di Pulau Jawa dan Pulau Bali terutama wilyah Aglomerasi Jabodetabek. Di sisi lain, kasus di provinsi lain relatif terjaga, namun tetap harus waspada mengingat mobilitas di Jawa Bali sudah semakin dekat. (JPG/ona)
Jakarta, RadarJember.Id- Mentri Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi Luhut Binsar Panjaitan menyampaikan puncak gelombang Covid-19 varian Omicron akan terjadi pada pertengahan februari hingga awal maret 2022. Pemerintah terrus berupaya untuk memitigasi kemungkinan penambahan kasus Covid-19.
Malansir dari JawaPos.com berdasarkan data, saat ini negera-negara Eropa, Afrika Selatan dan Amerika Serikata telah melewati puncak varian Omicron. Sementara di Negara Asia masih meningkat. Sehingga tingkat perawatan rumah sakit dan kematian pun dapat meningkatkan akibat kasus yang meningkat tajam.
“Memang varian Omicron ini gejalanya lebih ringan dibandingkan dengan varian-varian sebelumnya, seperti Delta, tetapi kita harus melakukan mitigasi supaya kejadian pertengahan Juli 2021 tidak terulang kembali,” ujar Luhut, Senin (17/1).
Luhut menegaskan, untuk mengantisipasi puncak gelombang Omicron pemerintah telah menyiapkan sejumlah langkah mitigasi. Puncak infeksi Omicron dapat dicegah dengan meningkatkan protocol kesehatan dan vaksinasi yang masif. “kita pasti bisa membuat perkembangan menjadi landau dengan apa yang terjadi di Negara lain,” ujarnya
Sebagai informasi dalam tiga bulan terakhir kasus konfirmasi harian di Indonesia per pertengahan kembali meningkat untuk pertama kalinya. Kasus terkonfirmasi mencapai 1054 kasus dan kasus transmisi local menjadi lebih tinggi bila dibandingkan dengan transmisi dari Pelaku Perjalanan Luar Negeri (PPLN).
“Langkah pengetatan pintu masuk masih tetap harus dipertahankan untuk menegah masuknya varian omicron ke dalam negeri,” kata Luhut.
Jumlah varian Omicron banyak terjadi di Pulau Jawa dan Pulau Bali terutama wilyah Aglomerasi Jabodetabek. Di sisi lain, kasus di provinsi lain relatif terjaga, namun tetap harus waspada mengingat mobilitas di Jawa Bali sudah semakin dekat. (JPG/ona)