29.7 C
Jember
Thursday, 23 March 2023

Bahasa Indonesia Miliki Peluang Jadi Bahasa Internasional

Mobile_AP_Rectangle 1

JAKARTA, RADARJEMBER.ID- Kriteria sebuah bahasa bisa menjadi bahasa internasional, maka bahasa tersebut digunakan sebagai alat komunikasi di berbagai negara. Bahasa Indonesia memiliki peluang besar untuk itu, karena puluhan negara di dunia ini telah memakai bahasa tersebut dalam kehidupan sehari-hari termasuk di lembaga pendidikan sekalipun.

Hal tersebut mengemuka, saat Balai Bahasa Jawa Timur (BBJT) menggelar kegiatan gelar wicara di Sidoarjo, mengupas tema pemuda bergerak bela Bahasa Indonesia. Tujuan gelar wicara itu, untuk menggabungkan kembali fakta Bahasa Indonesia pantas untuk dijadikan bahasa resmi kedua di Asean. 

Prof.Dr.Suyatno, guru besar bidang Bahasa Indonesia dari Universitas Negeri Surabaya (Unesa) dan menjadi salah satu narasumber acara tersebut sangat mendukung gagasan tersebut. Ia mengatakan, untuk bisa menjadi bahasa internasional memang tidaklah mudah karena pengguna bahasa harus banyak dan mereka pengguna bahasa tersebar di berbagai negara.

Mobile_AP_Rectangle 2

“Dari kriteria tersebut maka sudah saatnya bahasa kita ini layak dijadikan bahasa internasional, sesuai data Bahasa Indonesia berada di peringkat ke-25 dari 250 Wikipedia berbahasa asing lainnya. Dalam Wikipedia juga diterangkan, Bahasa Indonesia berada di peringkat ketiga setelah Bahasa Jepang dan Bahasa Mandarin,” ujar Suyatno.

Ia menuturkan,lebih menggembirakan lagi, di dunia ini terdapat 52 negara telah membuka studi  Bahasa Indonesia. Negara-negara itu antara lain Inggris, Vietnam, Ukraina, Cina, Jepang, Korea Selatan, Amerika serikat dan negara lainnya. Selain itu, hingga tahun 2020 lalu, terdapat  335 lembaga penyelenggara Bahasa Indonesia di 41 negara dan jumlah peserta 72.746 orang.(*)

 

Penulis :Winardyasto

Foto: Firma Zuhdi/ Jawa Pos

Sumber Berita: jawapos.com

 

- Advertisement -

JAKARTA, RADARJEMBER.ID- Kriteria sebuah bahasa bisa menjadi bahasa internasional, maka bahasa tersebut digunakan sebagai alat komunikasi di berbagai negara. Bahasa Indonesia memiliki peluang besar untuk itu, karena puluhan negara di dunia ini telah memakai bahasa tersebut dalam kehidupan sehari-hari termasuk di lembaga pendidikan sekalipun.

Hal tersebut mengemuka, saat Balai Bahasa Jawa Timur (BBJT) menggelar kegiatan gelar wicara di Sidoarjo, mengupas tema pemuda bergerak bela Bahasa Indonesia. Tujuan gelar wicara itu, untuk menggabungkan kembali fakta Bahasa Indonesia pantas untuk dijadikan bahasa resmi kedua di Asean. 

Prof.Dr.Suyatno, guru besar bidang Bahasa Indonesia dari Universitas Negeri Surabaya (Unesa) dan menjadi salah satu narasumber acara tersebut sangat mendukung gagasan tersebut. Ia mengatakan, untuk bisa menjadi bahasa internasional memang tidaklah mudah karena pengguna bahasa harus banyak dan mereka pengguna bahasa tersebar di berbagai negara.

“Dari kriteria tersebut maka sudah saatnya bahasa kita ini layak dijadikan bahasa internasional, sesuai data Bahasa Indonesia berada di peringkat ke-25 dari 250 Wikipedia berbahasa asing lainnya. Dalam Wikipedia juga diterangkan, Bahasa Indonesia berada di peringkat ketiga setelah Bahasa Jepang dan Bahasa Mandarin,” ujar Suyatno.

Ia menuturkan,lebih menggembirakan lagi, di dunia ini terdapat 52 negara telah membuka studi  Bahasa Indonesia. Negara-negara itu antara lain Inggris, Vietnam, Ukraina, Cina, Jepang, Korea Selatan, Amerika serikat dan negara lainnya. Selain itu, hingga tahun 2020 lalu, terdapat  335 lembaga penyelenggara Bahasa Indonesia di 41 negara dan jumlah peserta 72.746 orang.(*)

 

Penulis :Winardyasto

Foto: Firma Zuhdi/ Jawa Pos

Sumber Berita: jawapos.com

 

JAKARTA, RADARJEMBER.ID- Kriteria sebuah bahasa bisa menjadi bahasa internasional, maka bahasa tersebut digunakan sebagai alat komunikasi di berbagai negara. Bahasa Indonesia memiliki peluang besar untuk itu, karena puluhan negara di dunia ini telah memakai bahasa tersebut dalam kehidupan sehari-hari termasuk di lembaga pendidikan sekalipun.

Hal tersebut mengemuka, saat Balai Bahasa Jawa Timur (BBJT) menggelar kegiatan gelar wicara di Sidoarjo, mengupas tema pemuda bergerak bela Bahasa Indonesia. Tujuan gelar wicara itu, untuk menggabungkan kembali fakta Bahasa Indonesia pantas untuk dijadikan bahasa resmi kedua di Asean. 

Prof.Dr.Suyatno, guru besar bidang Bahasa Indonesia dari Universitas Negeri Surabaya (Unesa) dan menjadi salah satu narasumber acara tersebut sangat mendukung gagasan tersebut. Ia mengatakan, untuk bisa menjadi bahasa internasional memang tidaklah mudah karena pengguna bahasa harus banyak dan mereka pengguna bahasa tersebar di berbagai negara.

“Dari kriteria tersebut maka sudah saatnya bahasa kita ini layak dijadikan bahasa internasional, sesuai data Bahasa Indonesia berada di peringkat ke-25 dari 250 Wikipedia berbahasa asing lainnya. Dalam Wikipedia juga diterangkan, Bahasa Indonesia berada di peringkat ketiga setelah Bahasa Jepang dan Bahasa Mandarin,” ujar Suyatno.

Ia menuturkan,lebih menggembirakan lagi, di dunia ini terdapat 52 negara telah membuka studi  Bahasa Indonesia. Negara-negara itu antara lain Inggris, Vietnam, Ukraina, Cina, Jepang, Korea Selatan, Amerika serikat dan negara lainnya. Selain itu, hingga tahun 2020 lalu, terdapat  335 lembaga penyelenggara Bahasa Indonesia di 41 negara dan jumlah peserta 72.746 orang.(*)

 

Penulis :Winardyasto

Foto: Firma Zuhdi/ Jawa Pos

Sumber Berita: jawapos.com

 

BERITA TERKINI

Wajib Dibaca