29.7 C
Jember
Thursday, 23 March 2023

Pengelola Destinasi Wisata Harus Beri Pemahaman Kearifan Lokal Pada Wisman

Mobile_AP_Rectangle 1

Yogyakarta, RADARJEMBER.ID – Kasus wisatawan mancanegara maupun lokal yang komplain dengan kearifan lokal seperti yang terjadi di Bali beberapa waktu lalu menjadi perhatian Plt Deputi Bidang Pengembangan Destinasi dan Infrastruktur Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif Frans Teguh. Teguh meminta agar kejadian seperti itu tidak terulang kembali.

BACA JUGA : BMKG Prakirakan Sejumlah Kota Besar Diguyur Hujan Ringan

“Saya kemarin mendapat informasi. Ini sebetulnya karena euforia berlebihan karena banyak wisatawan yang datang sekarang ke Bali, tapi rupanya mereka sudah mulai komplain. Wisatawan komplain sama daerah, sama destinasi. Ini terbalik-balik,” kata Frans Teguh dalam Destination Management Forum (DMF) seri #4 di Yogyakarta, Kamis.

Mobile_AP_Rectangle 2

Seperti diwartakan, sebanyak 17 wisatawan mancanegara mengirimkan petisi ke Kantor Camat Kuta Selatan, Kabupaten Badung, Bali, yang berisi komplain atas suara kokok ayam yang terdengar setiap hari hingga tempat mereka menginap.

Agar hal serupa tidak berulang di kemudian hari, kata Frans maka pengelola destinasi wisata mesti mampu memberikan pemahaman kepada wisatawan mengenai kearifan lokal yang harus dijunjung dan dipatuhi.

“Saya hanya ingin mengatakan bahwa ini tentang manajemen destinasi yang harus betul kita atur rumah tangganya agar yang datang sebagai pengunjung dan tamu harus tahu persis apa nilai-nilai lokal yang harus dijunjung dan diikuti,” katanya.

Kendati kunjungan wisatawan amat dibutuhkan, menurut Frans bukan berarti pengelola destinasi wisata tidak boleh menerapkan aturan kepada mereka.

- Advertisement -

Yogyakarta, RADARJEMBER.ID – Kasus wisatawan mancanegara maupun lokal yang komplain dengan kearifan lokal seperti yang terjadi di Bali beberapa waktu lalu menjadi perhatian Plt Deputi Bidang Pengembangan Destinasi dan Infrastruktur Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif Frans Teguh. Teguh meminta agar kejadian seperti itu tidak terulang kembali.

BACA JUGA : BMKG Prakirakan Sejumlah Kota Besar Diguyur Hujan Ringan

“Saya kemarin mendapat informasi. Ini sebetulnya karena euforia berlebihan karena banyak wisatawan yang datang sekarang ke Bali, tapi rupanya mereka sudah mulai komplain. Wisatawan komplain sama daerah, sama destinasi. Ini terbalik-balik,” kata Frans Teguh dalam Destination Management Forum (DMF) seri #4 di Yogyakarta, Kamis.

Seperti diwartakan, sebanyak 17 wisatawan mancanegara mengirimkan petisi ke Kantor Camat Kuta Selatan, Kabupaten Badung, Bali, yang berisi komplain atas suara kokok ayam yang terdengar setiap hari hingga tempat mereka menginap.

Agar hal serupa tidak berulang di kemudian hari, kata Frans maka pengelola destinasi wisata mesti mampu memberikan pemahaman kepada wisatawan mengenai kearifan lokal yang harus dijunjung dan dipatuhi.

“Saya hanya ingin mengatakan bahwa ini tentang manajemen destinasi yang harus betul kita atur rumah tangganya agar yang datang sebagai pengunjung dan tamu harus tahu persis apa nilai-nilai lokal yang harus dijunjung dan diikuti,” katanya.

Kendati kunjungan wisatawan amat dibutuhkan, menurut Frans bukan berarti pengelola destinasi wisata tidak boleh menerapkan aturan kepada mereka.

Yogyakarta, RADARJEMBER.ID – Kasus wisatawan mancanegara maupun lokal yang komplain dengan kearifan lokal seperti yang terjadi di Bali beberapa waktu lalu menjadi perhatian Plt Deputi Bidang Pengembangan Destinasi dan Infrastruktur Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif Frans Teguh. Teguh meminta agar kejadian seperti itu tidak terulang kembali.

BACA JUGA : BMKG Prakirakan Sejumlah Kota Besar Diguyur Hujan Ringan

“Saya kemarin mendapat informasi. Ini sebetulnya karena euforia berlebihan karena banyak wisatawan yang datang sekarang ke Bali, tapi rupanya mereka sudah mulai komplain. Wisatawan komplain sama daerah, sama destinasi. Ini terbalik-balik,” kata Frans Teguh dalam Destination Management Forum (DMF) seri #4 di Yogyakarta, Kamis.

Seperti diwartakan, sebanyak 17 wisatawan mancanegara mengirimkan petisi ke Kantor Camat Kuta Selatan, Kabupaten Badung, Bali, yang berisi komplain atas suara kokok ayam yang terdengar setiap hari hingga tempat mereka menginap.

Agar hal serupa tidak berulang di kemudian hari, kata Frans maka pengelola destinasi wisata mesti mampu memberikan pemahaman kepada wisatawan mengenai kearifan lokal yang harus dijunjung dan dipatuhi.

“Saya hanya ingin mengatakan bahwa ini tentang manajemen destinasi yang harus betul kita atur rumah tangganya agar yang datang sebagai pengunjung dan tamu harus tahu persis apa nilai-nilai lokal yang harus dijunjung dan diikuti,” katanya.

Kendati kunjungan wisatawan amat dibutuhkan, menurut Frans bukan berarti pengelola destinasi wisata tidak boleh menerapkan aturan kepada mereka.

BERITA TERKINI

Wajib Dibaca