Mobile_AP_Rectangle 1
Sementara dari perorangan atau secara individu, apa saja yang dapat kita lakukan untuk mengurangi dosa akibat makan berlebih dan menyampah pada akhirnya?
- Secukupnya
Belanja bahan pangan terencana dan secukupnya. Ketika pergi berbelanja ke pasar tradisional atau moderen, siapkan daftar belanjaan dan belilah sesuai rencana dan dalam jumlah cukup. Cukup dalam artian telah menghitung jumlah anggota keluarga (atau tamu) yang akan makan di rumah. Hindari kalap dengan membeli apa saja yang tampak menggoda namun sesampai di rumah tidak tahu akan dimasak apa atau tidak memiliki cukup waktu untuk memasaknya, kemudian bahan makanan itu menginap berminggu-minggu di dalam lemari pendingin dan ujung-ujungnya dibuang karena sudah tidak layak konsumsi. Begitupun ketika memasak makanan, masaklah dalam jumlah yang sekiranya cukup dan tidak banyak berlebih.
- Porsi disesuaikan
Ketika makan di luar, baik di warung atau di restoran mintalah porsi yang sesuai dengan kemampuan makan anda atau daya tampung lambung. Pastikan makanan yang terhidang akan dihabiskan. Bila porsi makan anda sedikit namun tidak diperbolehkan minta separuh porsi, misalnya, bayarlah makanan itu seharga satu porsi namun anda ambil makanan setengahnya/secukupnya untuk menghindari makanan tersisa.
- Sedekah
Tidak ada larangan anda makan mewah di restoran tapi pikirkanlah juga bahwa masih banyak orang di luaran sana yang mungkin belum makan dan kesulitan untuk memperoleh makanan karena keterbatasan uang yang mereka miliki. Maka untuk mengurangi “rasa bersalah”, sisihkanlah sekira 10 persen dari nilai tagihan restoran yang anda makan hari itu, lalu berikan kepada duafa yang anda jumpai dalam perjalanan pulang.
Bila gerakan cegah sampah makanan bisa dilakukan secara berjamaah oleh segenap masyarakat Indonesia, bayangkan nilai kerugian yang Rp300 triliun lebih itu akan bisa memberi makan 26 juta warga miskin. Mari mengurangi dosa dengan berhenti menjadi penyampah makanan! (*)
Foto : ANTARA/Shutterstock/Andrey_popov
Mobile_AP_Rectangle 2
Sumber : Antara
- Advertisement -
Sementara dari perorangan atau secara individu, apa saja yang dapat kita lakukan untuk mengurangi dosa akibat makan berlebih dan menyampah pada akhirnya?
- Secukupnya
Belanja bahan pangan terencana dan secukupnya. Ketika pergi berbelanja ke pasar tradisional atau moderen, siapkan daftar belanjaan dan belilah sesuai rencana dan dalam jumlah cukup. Cukup dalam artian telah menghitung jumlah anggota keluarga (atau tamu) yang akan makan di rumah. Hindari kalap dengan membeli apa saja yang tampak menggoda namun sesampai di rumah tidak tahu akan dimasak apa atau tidak memiliki cukup waktu untuk memasaknya, kemudian bahan makanan itu menginap berminggu-minggu di dalam lemari pendingin dan ujung-ujungnya dibuang karena sudah tidak layak konsumsi. Begitupun ketika memasak makanan, masaklah dalam jumlah yang sekiranya cukup dan tidak banyak berlebih.
- Porsi disesuaikan
Ketika makan di luar, baik di warung atau di restoran mintalah porsi yang sesuai dengan kemampuan makan anda atau daya tampung lambung. Pastikan makanan yang terhidang akan dihabiskan. Bila porsi makan anda sedikit namun tidak diperbolehkan minta separuh porsi, misalnya, bayarlah makanan itu seharga satu porsi namun anda ambil makanan setengahnya/secukupnya untuk menghindari makanan tersisa.
- Sedekah
Tidak ada larangan anda makan mewah di restoran tapi pikirkanlah juga bahwa masih banyak orang di luaran sana yang mungkin belum makan dan kesulitan untuk memperoleh makanan karena keterbatasan uang yang mereka miliki. Maka untuk mengurangi “rasa bersalah”, sisihkanlah sekira 10 persen dari nilai tagihan restoran yang anda makan hari itu, lalu berikan kepada duafa yang anda jumpai dalam perjalanan pulang.
Bila gerakan cegah sampah makanan bisa dilakukan secara berjamaah oleh segenap masyarakat Indonesia, bayangkan nilai kerugian yang Rp300 triliun lebih itu akan bisa memberi makan 26 juta warga miskin. Mari mengurangi dosa dengan berhenti menjadi penyampah makanan! (*)
Foto : ANTARA/Shutterstock/Andrey_popov
Sumber : Antara
Sementara dari perorangan atau secara individu, apa saja yang dapat kita lakukan untuk mengurangi dosa akibat makan berlebih dan menyampah pada akhirnya?
- Secukupnya
Belanja bahan pangan terencana dan secukupnya. Ketika pergi berbelanja ke pasar tradisional atau moderen, siapkan daftar belanjaan dan belilah sesuai rencana dan dalam jumlah cukup. Cukup dalam artian telah menghitung jumlah anggota keluarga (atau tamu) yang akan makan di rumah. Hindari kalap dengan membeli apa saja yang tampak menggoda namun sesampai di rumah tidak tahu akan dimasak apa atau tidak memiliki cukup waktu untuk memasaknya, kemudian bahan makanan itu menginap berminggu-minggu di dalam lemari pendingin dan ujung-ujungnya dibuang karena sudah tidak layak konsumsi. Begitupun ketika memasak makanan, masaklah dalam jumlah yang sekiranya cukup dan tidak banyak berlebih.
- Porsi disesuaikan
Ketika makan di luar, baik di warung atau di restoran mintalah porsi yang sesuai dengan kemampuan makan anda atau daya tampung lambung. Pastikan makanan yang terhidang akan dihabiskan. Bila porsi makan anda sedikit namun tidak diperbolehkan minta separuh porsi, misalnya, bayarlah makanan itu seharga satu porsi namun anda ambil makanan setengahnya/secukupnya untuk menghindari makanan tersisa.
- Sedekah
Tidak ada larangan anda makan mewah di restoran tapi pikirkanlah juga bahwa masih banyak orang di luaran sana yang mungkin belum makan dan kesulitan untuk memperoleh makanan karena keterbatasan uang yang mereka miliki. Maka untuk mengurangi “rasa bersalah”, sisihkanlah sekira 10 persen dari nilai tagihan restoran yang anda makan hari itu, lalu berikan kepada duafa yang anda jumpai dalam perjalanan pulang.
Bila gerakan cegah sampah makanan bisa dilakukan secara berjamaah oleh segenap masyarakat Indonesia, bayangkan nilai kerugian yang Rp300 triliun lebih itu akan bisa memberi makan 26 juta warga miskin. Mari mengurangi dosa dengan berhenti menjadi penyampah makanan! (*)
Foto : ANTARA/Shutterstock/Andrey_popov
Sumber : Antara