22.7 C
Jember
Friday, 9 June 2023

Cara Hadapi Generasi Digital Native

Mobile_AP_Rectangle 1

Jakarta, RADARJEMBER.ID – Penting bagi para orangtua untuk meningkatkan literasi digital guna membantu pengawasan dalam penggunaan media sosial. Hal itu dikatakan Psikolog Klinis Anak dan Remaja, Vera Itabiliana Hadiwidjojo, S.Psi, dalam diskusi “#AnakIndonesiaAmanDigital di Jakarta, Selasa (13/9).

BACA JUGA : Luncurkan Fitur Baru, Alodokter Hadirkan Universitas Daring Khusus Dokter

Remaja Indonesia saat ini merupakan generasi digital native yang lahir ketika teknologi sudah berkembang. Tak heran jika anak-anak menuntut kebebasan dan kemandirian dalam mengeksplorasi banyak kemungkinan, termasuk di media sosial.

Mobile_AP_Rectangle 2

Untuk mendapatkan keterbukaan dari anak dalam penggunaan media sosial, hal pertama yang harus dilakukan oleh orang tua adalah melek digital sehingga bisa selalu mendampingi dan mengetahui perkembangan di dunia maya.

“Penting bagi orang tua untuk menghargai otonomi remaja, melakukan diskusi terbuka dengan anak mengenai pengalaman digitalnya, serta meningkatkan literasi digital,” ujar Vera.

Selain itu, orang tua perlu mengubah pemikiran bahwa media sosial merupakan sumber energi negatif. Perlu dipahami bahwa media sosial juga bisa menjadi wadah ekspresi untuk menyalurkan bakat.

Vera mengatakan sebisa mungkin orangtua juga mengikuti atau menjadi follower dari idola anaknya. Hal ini berguna untuk membuka komunikasi sehingga ke depannya anak akan lebih mudah untuk berbagi cerita karena memiliki kesukaan yang sama.

“Karena anak udah punya dunia sendiri jadi penting orangtua tahu akun apa yang difollow anak. Ini gunanya buat obrolan kalau duduk bareng, ini bisa jadi jembatan untuk mengawasi dan peluang berkomunikasi,” katanya.

Lebih lanjut, Vera mengatakan tujuan utama pengawasan media sosial oleh orangtua adalah agar anak nantinya bisa memiliki pengendalian diri dan melakukan pengawasan terhadap diri sendiri.

Dengan begitu, orang tua pun diharapkan nantinya dapat perlahan mundur dan mempercayakan penggunaan media sosial pada anak.

“Tantangan terbesarnya adalah bagaimana orangtua memberikan kepercayaan pada anak dan bagaimana kalau nanti ada pelanggaran,” ujarnya. (*)

Editor : Yerri Arintoko Aji

Foto : ANTARA/Shutterstock/Fizkes

Sumber Berita : Antara

- Advertisement -

Jakarta, RADARJEMBER.ID – Penting bagi para orangtua untuk meningkatkan literasi digital guna membantu pengawasan dalam penggunaan media sosial. Hal itu dikatakan Psikolog Klinis Anak dan Remaja, Vera Itabiliana Hadiwidjojo, S.Psi, dalam diskusi “#AnakIndonesiaAmanDigital di Jakarta, Selasa (13/9).

BACA JUGA : Luncurkan Fitur Baru, Alodokter Hadirkan Universitas Daring Khusus Dokter

Remaja Indonesia saat ini merupakan generasi digital native yang lahir ketika teknologi sudah berkembang. Tak heran jika anak-anak menuntut kebebasan dan kemandirian dalam mengeksplorasi banyak kemungkinan, termasuk di media sosial.

Untuk mendapatkan keterbukaan dari anak dalam penggunaan media sosial, hal pertama yang harus dilakukan oleh orang tua adalah melek digital sehingga bisa selalu mendampingi dan mengetahui perkembangan di dunia maya.

“Penting bagi orang tua untuk menghargai otonomi remaja, melakukan diskusi terbuka dengan anak mengenai pengalaman digitalnya, serta meningkatkan literasi digital,” ujar Vera.

Selain itu, orang tua perlu mengubah pemikiran bahwa media sosial merupakan sumber energi negatif. Perlu dipahami bahwa media sosial juga bisa menjadi wadah ekspresi untuk menyalurkan bakat.

Vera mengatakan sebisa mungkin orangtua juga mengikuti atau menjadi follower dari idola anaknya. Hal ini berguna untuk membuka komunikasi sehingga ke depannya anak akan lebih mudah untuk berbagi cerita karena memiliki kesukaan yang sama.

“Karena anak udah punya dunia sendiri jadi penting orangtua tahu akun apa yang difollow anak. Ini gunanya buat obrolan kalau duduk bareng, ini bisa jadi jembatan untuk mengawasi dan peluang berkomunikasi,” katanya.

Lebih lanjut, Vera mengatakan tujuan utama pengawasan media sosial oleh orangtua adalah agar anak nantinya bisa memiliki pengendalian diri dan melakukan pengawasan terhadap diri sendiri.

Dengan begitu, orang tua pun diharapkan nantinya dapat perlahan mundur dan mempercayakan penggunaan media sosial pada anak.

“Tantangan terbesarnya adalah bagaimana orangtua memberikan kepercayaan pada anak dan bagaimana kalau nanti ada pelanggaran,” ujarnya. (*)

Editor : Yerri Arintoko Aji

Foto : ANTARA/Shutterstock/Fizkes

Sumber Berita : Antara

Jakarta, RADARJEMBER.ID – Penting bagi para orangtua untuk meningkatkan literasi digital guna membantu pengawasan dalam penggunaan media sosial. Hal itu dikatakan Psikolog Klinis Anak dan Remaja, Vera Itabiliana Hadiwidjojo, S.Psi, dalam diskusi “#AnakIndonesiaAmanDigital di Jakarta, Selasa (13/9).

BACA JUGA : Luncurkan Fitur Baru, Alodokter Hadirkan Universitas Daring Khusus Dokter

Remaja Indonesia saat ini merupakan generasi digital native yang lahir ketika teknologi sudah berkembang. Tak heran jika anak-anak menuntut kebebasan dan kemandirian dalam mengeksplorasi banyak kemungkinan, termasuk di media sosial.

Untuk mendapatkan keterbukaan dari anak dalam penggunaan media sosial, hal pertama yang harus dilakukan oleh orang tua adalah melek digital sehingga bisa selalu mendampingi dan mengetahui perkembangan di dunia maya.

“Penting bagi orang tua untuk menghargai otonomi remaja, melakukan diskusi terbuka dengan anak mengenai pengalaman digitalnya, serta meningkatkan literasi digital,” ujar Vera.

Selain itu, orang tua perlu mengubah pemikiran bahwa media sosial merupakan sumber energi negatif. Perlu dipahami bahwa media sosial juga bisa menjadi wadah ekspresi untuk menyalurkan bakat.

Vera mengatakan sebisa mungkin orangtua juga mengikuti atau menjadi follower dari idola anaknya. Hal ini berguna untuk membuka komunikasi sehingga ke depannya anak akan lebih mudah untuk berbagi cerita karena memiliki kesukaan yang sama.

“Karena anak udah punya dunia sendiri jadi penting orangtua tahu akun apa yang difollow anak. Ini gunanya buat obrolan kalau duduk bareng, ini bisa jadi jembatan untuk mengawasi dan peluang berkomunikasi,” katanya.

Lebih lanjut, Vera mengatakan tujuan utama pengawasan media sosial oleh orangtua adalah agar anak nantinya bisa memiliki pengendalian diri dan melakukan pengawasan terhadap diri sendiri.

Dengan begitu, orang tua pun diharapkan nantinya dapat perlahan mundur dan mempercayakan penggunaan media sosial pada anak.

“Tantangan terbesarnya adalah bagaimana orangtua memberikan kepercayaan pada anak dan bagaimana kalau nanti ada pelanggaran,” ujarnya. (*)

Editor : Yerri Arintoko Aji

Foto : ANTARA/Shutterstock/Fizkes

Sumber Berita : Antara

BERITA TERKINI

Wajib Dibaca