23.7 C
Jember
Sunday, 26 March 2023

Jalani Pemeriksaan Lebih 12 Jam Terkait Dana Boeing

Mobile_AP_Rectangle 1

JAKARTA, RADARJEMBRER.ID-Ahyudin Mantan Presiden Aksi Cepat Tanggap (ACT), Ahyudin telah selesai menjalani pemeriksaan sebagai saksi di Bareskrim Polri. Pemeriksaan berlangsung lebih dari 12 jam.

BACA JUGA : Unmentioned, Fitur Baru di Twitter untuk Tinggalkan Percakapan

Ahyudin mengaku dicecar penyidik terkait dana corporate social responsibility (CSR) dari Boeing untuk para korban kecelakaan pesawat Lion Air JT-610 senilai Rp 138 miliar, sehingga polisi bisa mendapatkan masukkan informasi secara jelas dan gamblang terkait persoalan itu.

Mobile_AP_Rectangle 2

“Hari ini lebih banyak membahas tentang terkait dengan Boeing. Jadi alhamdulillah dengan penyidik tadi sudah dibahas tentang Boeing secara komphrehensif meskipun saya tidak bisa menjelaskan disin secara utuh,” kata Ahyudin di Bareskrim Polri, Jakarta Selatan, Senin (11/7)

Dalam kesempatan ini Ahyudin menjelaskan, dana CSR dari Boeing diprruntukan untuk pembangunan fasilitas umum (fasum). Bukan berupa uang santunan dan diberikan tunai kepada para ahli waris.

“Program CSR Boeing memang dikerjasamakan oleh ACT itu dalam bentuk pengadaan fasilitas umum. Durasi waktu, tenggat waktu itu belum selesai sampai Juli tahun 2022 ini. Masih terus berlangsung pelaksanaan program itu,” jelas Ahyudin.

Kendati demikian Ahyudin tidak merinci fasum apa saja dibangun dari uang tersebut. Dia berdalih sudah tak terlibat urusan operasional program ACT sejak mundur pada 11 Januari 2022.Sebelum itu, muncul dugaan penyelewengan dana oleh ACT.

Dalam laporan diterbitkan majalah nasional, disebutkan jika pendiri ACT, Ahyudin mendapat gaji sampai dengan rp 250 juta per bulan. Selain itu, Ahyudin juga mendapat fasilitas operasional berupa 1 unit Toyota Alphard, Mitsubishi Pajero, dan Honda C-RV.

Sedangkan untuk jabatan di bawah Ahyudin juga mendapat gaji serta fasilitas tak kalah mewah. Para petinggi ACT juga disebut-sebut mendulang cuan dari anak perusahaan ACT. Uang miliaran rupiah diduga mengalir ke keluarga Ahyudin untuk kepentingan pribadi.

Uang itu oleh dia digunkan untuk membeli rumah serta pembelian perabot rumah.Selain itu, pria tersebut bersama istri dan anakn juga disebut mendapat gaji dari anak perusahaan ACT. Kondisi ini diduga melanggar Undang-Undang Nomor 28 Tahun 2004 tentang Yayasan.

Dugaan penyelewengan dana juga dilaporkan terjadi di luar Jakarta. Misalnya, dugaan penggelapan lumbung ternak wakaf di Blora, Jawa Tengah. Selain itu ada pula laporan penyelewengan duit kompensasi dari Boeing atas jatuhnya Lion Air JT-610.

Uang itu digunakan untuk pembangunan sekolah, namun sebagian dana tersebut dipakai untuk menutup pembiayaan ACT. Hingga pada Januari 2022 lalu, pendiri ACT Ahyudin mengundurkan diri usai diminta oleh para pimpinan.

 

Editor : Winardyasto HariKirono

Foto:Dery Ridwansah/JawaPOs.com

Sumber Berita:jawapos.com

- Advertisement -

JAKARTA, RADARJEMBRER.ID-Ahyudin Mantan Presiden Aksi Cepat Tanggap (ACT), Ahyudin telah selesai menjalani pemeriksaan sebagai saksi di Bareskrim Polri. Pemeriksaan berlangsung lebih dari 12 jam.

BACA JUGA : Unmentioned, Fitur Baru di Twitter untuk Tinggalkan Percakapan

Ahyudin mengaku dicecar penyidik terkait dana corporate social responsibility (CSR) dari Boeing untuk para korban kecelakaan pesawat Lion Air JT-610 senilai Rp 138 miliar, sehingga polisi bisa mendapatkan masukkan informasi secara jelas dan gamblang terkait persoalan itu.

“Hari ini lebih banyak membahas tentang terkait dengan Boeing. Jadi alhamdulillah dengan penyidik tadi sudah dibahas tentang Boeing secara komphrehensif meskipun saya tidak bisa menjelaskan disin secara utuh,” kata Ahyudin di Bareskrim Polri, Jakarta Selatan, Senin (11/7)

Dalam kesempatan ini Ahyudin menjelaskan, dana CSR dari Boeing diprruntukan untuk pembangunan fasilitas umum (fasum). Bukan berupa uang santunan dan diberikan tunai kepada para ahli waris.

“Program CSR Boeing memang dikerjasamakan oleh ACT itu dalam bentuk pengadaan fasilitas umum. Durasi waktu, tenggat waktu itu belum selesai sampai Juli tahun 2022 ini. Masih terus berlangsung pelaksanaan program itu,” jelas Ahyudin.

Kendati demikian Ahyudin tidak merinci fasum apa saja dibangun dari uang tersebut. Dia berdalih sudah tak terlibat urusan operasional program ACT sejak mundur pada 11 Januari 2022.Sebelum itu, muncul dugaan penyelewengan dana oleh ACT.

Dalam laporan diterbitkan majalah nasional, disebutkan jika pendiri ACT, Ahyudin mendapat gaji sampai dengan rp 250 juta per bulan. Selain itu, Ahyudin juga mendapat fasilitas operasional berupa 1 unit Toyota Alphard, Mitsubishi Pajero, dan Honda C-RV.

Sedangkan untuk jabatan di bawah Ahyudin juga mendapat gaji serta fasilitas tak kalah mewah. Para petinggi ACT juga disebut-sebut mendulang cuan dari anak perusahaan ACT. Uang miliaran rupiah diduga mengalir ke keluarga Ahyudin untuk kepentingan pribadi.

Uang itu oleh dia digunkan untuk membeli rumah serta pembelian perabot rumah.Selain itu, pria tersebut bersama istri dan anakn juga disebut mendapat gaji dari anak perusahaan ACT. Kondisi ini diduga melanggar Undang-Undang Nomor 28 Tahun 2004 tentang Yayasan.

Dugaan penyelewengan dana juga dilaporkan terjadi di luar Jakarta. Misalnya, dugaan penggelapan lumbung ternak wakaf di Blora, Jawa Tengah. Selain itu ada pula laporan penyelewengan duit kompensasi dari Boeing atas jatuhnya Lion Air JT-610.

Uang itu digunakan untuk pembangunan sekolah, namun sebagian dana tersebut dipakai untuk menutup pembiayaan ACT. Hingga pada Januari 2022 lalu, pendiri ACT Ahyudin mengundurkan diri usai diminta oleh para pimpinan.

 

Editor : Winardyasto HariKirono

Foto:Dery Ridwansah/JawaPOs.com

Sumber Berita:jawapos.com

JAKARTA, RADARJEMBRER.ID-Ahyudin Mantan Presiden Aksi Cepat Tanggap (ACT), Ahyudin telah selesai menjalani pemeriksaan sebagai saksi di Bareskrim Polri. Pemeriksaan berlangsung lebih dari 12 jam.

BACA JUGA : Unmentioned, Fitur Baru di Twitter untuk Tinggalkan Percakapan

Ahyudin mengaku dicecar penyidik terkait dana corporate social responsibility (CSR) dari Boeing untuk para korban kecelakaan pesawat Lion Air JT-610 senilai Rp 138 miliar, sehingga polisi bisa mendapatkan masukkan informasi secara jelas dan gamblang terkait persoalan itu.

“Hari ini lebih banyak membahas tentang terkait dengan Boeing. Jadi alhamdulillah dengan penyidik tadi sudah dibahas tentang Boeing secara komphrehensif meskipun saya tidak bisa menjelaskan disin secara utuh,” kata Ahyudin di Bareskrim Polri, Jakarta Selatan, Senin (11/7)

Dalam kesempatan ini Ahyudin menjelaskan, dana CSR dari Boeing diprruntukan untuk pembangunan fasilitas umum (fasum). Bukan berupa uang santunan dan diberikan tunai kepada para ahli waris.

“Program CSR Boeing memang dikerjasamakan oleh ACT itu dalam bentuk pengadaan fasilitas umum. Durasi waktu, tenggat waktu itu belum selesai sampai Juli tahun 2022 ini. Masih terus berlangsung pelaksanaan program itu,” jelas Ahyudin.

Kendati demikian Ahyudin tidak merinci fasum apa saja dibangun dari uang tersebut. Dia berdalih sudah tak terlibat urusan operasional program ACT sejak mundur pada 11 Januari 2022.Sebelum itu, muncul dugaan penyelewengan dana oleh ACT.

Dalam laporan diterbitkan majalah nasional, disebutkan jika pendiri ACT, Ahyudin mendapat gaji sampai dengan rp 250 juta per bulan. Selain itu, Ahyudin juga mendapat fasilitas operasional berupa 1 unit Toyota Alphard, Mitsubishi Pajero, dan Honda C-RV.

Sedangkan untuk jabatan di bawah Ahyudin juga mendapat gaji serta fasilitas tak kalah mewah. Para petinggi ACT juga disebut-sebut mendulang cuan dari anak perusahaan ACT. Uang miliaran rupiah diduga mengalir ke keluarga Ahyudin untuk kepentingan pribadi.

Uang itu oleh dia digunkan untuk membeli rumah serta pembelian perabot rumah.Selain itu, pria tersebut bersama istri dan anakn juga disebut mendapat gaji dari anak perusahaan ACT. Kondisi ini diduga melanggar Undang-Undang Nomor 28 Tahun 2004 tentang Yayasan.

Dugaan penyelewengan dana juga dilaporkan terjadi di luar Jakarta. Misalnya, dugaan penggelapan lumbung ternak wakaf di Blora, Jawa Tengah. Selain itu ada pula laporan penyelewengan duit kompensasi dari Boeing atas jatuhnya Lion Air JT-610.

Uang itu digunakan untuk pembangunan sekolah, namun sebagian dana tersebut dipakai untuk menutup pembiayaan ACT. Hingga pada Januari 2022 lalu, pendiri ACT Ahyudin mengundurkan diri usai diminta oleh para pimpinan.

 

Editor : Winardyasto HariKirono

Foto:Dery Ridwansah/JawaPOs.com

Sumber Berita:jawapos.com

BERITA TERKINI

Wajib Dibaca