Mobile_AP_Rectangle 1
JOGJAKARTA, RADARJEMBER.ID – Setelah olah tempat kejadian perkara (TKP), Satuan Reserse dan Kriminal (Satreskrim) Polres Gunungkidul kembali melakukan penyelidikan terkait atap SD Muhammadiyah Bogor, Playen, runtuh.
BACA JUGA : Program Guru Penggerak Jadi Prasyarat untuk Bisa Menjadi Kepala Sekolah
Akibat kejadian tersebut menyebabkan satu siswa meninggal dunia dan 11 lainnya terluka. Dalam perkara ini, 10 orang telah diperiksa termasuk kepala sekolah dan pemborong.
Mobile_AP_Rectangle 2
AKP Mahardian Dewo Negoro, Kasat Reskrim Polres Gunungkidul mengatakan, keterangan pihak terkait diperlukan dalam mengungkap peristiwa merenggut nyawa seorang murid SD Muhammadiyah Bogor, Payen ini.
“Jadi kami tindaklanjuti, dari kemarin sudah maraton melaksanakan pemeriksaan. Sudah 10 orang yang kami periksa, baik dari pihak sekolah, komite, maupun pemborong,” kata Mahardian, saat ditemui di SD Muhammadiyah Bogor, kemarin (9/11).
Dikatakan, sejauh ini kepolisian belum menetapkan tersangka. Untuk kepentingan penyelidikan, pihaknya juga mendatangkan ahli dari Universitas Gadjah Mada (UGM) Jogjakarta untuk melakukan penilaian terhadap kualitas pekerjaan dan atap bangunan roboh tersebut.
- Advertisement -
JOGJAKARTA, RADARJEMBER.ID – Setelah olah tempat kejadian perkara (TKP), Satuan Reserse dan Kriminal (Satreskrim) Polres Gunungkidul kembali melakukan penyelidikan terkait atap SD Muhammadiyah Bogor, Playen, runtuh.
BACA JUGA : Program Guru Penggerak Jadi Prasyarat untuk Bisa Menjadi Kepala Sekolah
Akibat kejadian tersebut menyebabkan satu siswa meninggal dunia dan 11 lainnya terluka. Dalam perkara ini, 10 orang telah diperiksa termasuk kepala sekolah dan pemborong.
AKP Mahardian Dewo Negoro, Kasat Reskrim Polres Gunungkidul mengatakan, keterangan pihak terkait diperlukan dalam mengungkap peristiwa merenggut nyawa seorang murid SD Muhammadiyah Bogor, Payen ini.
“Jadi kami tindaklanjuti, dari kemarin sudah maraton melaksanakan pemeriksaan. Sudah 10 orang yang kami periksa, baik dari pihak sekolah, komite, maupun pemborong,” kata Mahardian, saat ditemui di SD Muhammadiyah Bogor, kemarin (9/11).
Dikatakan, sejauh ini kepolisian belum menetapkan tersangka. Untuk kepentingan penyelidikan, pihaknya juga mendatangkan ahli dari Universitas Gadjah Mada (UGM) Jogjakarta untuk melakukan penilaian terhadap kualitas pekerjaan dan atap bangunan roboh tersebut.
JOGJAKARTA, RADARJEMBER.ID – Setelah olah tempat kejadian perkara (TKP), Satuan Reserse dan Kriminal (Satreskrim) Polres Gunungkidul kembali melakukan penyelidikan terkait atap SD Muhammadiyah Bogor, Playen, runtuh.
BACA JUGA : Program Guru Penggerak Jadi Prasyarat untuk Bisa Menjadi Kepala Sekolah
Akibat kejadian tersebut menyebabkan satu siswa meninggal dunia dan 11 lainnya terluka. Dalam perkara ini, 10 orang telah diperiksa termasuk kepala sekolah dan pemborong.
AKP Mahardian Dewo Negoro, Kasat Reskrim Polres Gunungkidul mengatakan, keterangan pihak terkait diperlukan dalam mengungkap peristiwa merenggut nyawa seorang murid SD Muhammadiyah Bogor, Payen ini.
“Jadi kami tindaklanjuti, dari kemarin sudah maraton melaksanakan pemeriksaan. Sudah 10 orang yang kami periksa, baik dari pihak sekolah, komite, maupun pemborong,” kata Mahardian, saat ditemui di SD Muhammadiyah Bogor, kemarin (9/11).
Dikatakan, sejauh ini kepolisian belum menetapkan tersangka. Untuk kepentingan penyelidikan, pihaknya juga mendatangkan ahli dari Universitas Gadjah Mada (UGM) Jogjakarta untuk melakukan penilaian terhadap kualitas pekerjaan dan atap bangunan roboh tersebut.