TRENGGALEK, RADARJEMBER.ID- Kebijakan melonggarkan mudik Hari Raya Idul Fitri 1443 Hijriah adalah momen paling dinanti bagi Fals Yudistira, pengelola Wisata Tebing Linggo (WTL) Desa Nglebo, Kecamatan Suruh, Kabupaten Trenngalek. Melalui kebijakan itu, Fals berharap Lebaran ini bisa menjadi momen perekonomian warga lebih menggeliat.
Dua tahun telah berlalu, pandemi Covid-19 masih menampakkan bekas bagi sektor wisata. Selama itu, pemerintah menutup semua sektor wisata karena dinilai bisa memicu kerumunan hingga memunculkan klaster baru dari Covid-19. Kebijakan itu ironis, karena berdampak langsung terhadap perekonomian masyarakat.
Kebijakan ketat itu memaksa orang tidak lagi lagi bisa beraktivitas seperti saat kondisi normal. Tak ayal, mata pencaharian masyarakat dan mengandalkan sektor wisata pun berhenti. Tentu, kondisi masyarakat yang kehilangan mata pencaharian itu pun tak kalah ngeri seperti paparan virus tersebut.
Fals Yudistira, Ketua Pokdarwis Lambang Kuning, Desa Nglebo, Kecamatan Trenggalek, adalah satu di antara sekian masyarakat yang tak luput terdampak pandemi Covid-19. Selama dua tahun, wisata rintisan WTL seakan mati suri ketika mengikuti tiap kebijakan pemerintah, yang sesaat wisata boleh buka, sesat kemudian harus ditutup.
Kebijakan pemerintah itu pun mengurangi minat kunjung masyarakat datang ke tempat wisata. Padahal, masyarakat sebetulnya sudah jenuh stay at home, mereka juga ingin mengunjungi tempat-tempat wisata walaupun sekadar melepas penat. Karena itu, ketika pemerintah sudah memberikan kebijakan yang lebih longgar untuk mudik saat Lebaran.
“Hal itu seakan menjawab mimpi dari 31 tempat wisata di bawah naungan Pokdarwis Kebupaten Trenggalek, tentu hal ini menjadi harapan besar bagi wisata-wisata rintisan untuk lebih bangkit. Untuk itu, para pengelola wisata pun lebih bersemangat untuk menonjolkan atraksi-atraksi wisata agar bisa menarik minat kunjung wisatawan.” jelas Fals.(*)
Penulis: Winardyasto
Fotografi: Radar Tulungagung
Sumber Berita: Radar Tulungagung