WONOGIRI, RADARJEMBER.ID-Bahkan, korban M seorang pelajar salah satu SMP di Wonogiritersebut mengalami depresi, bahkan lebih mengejutkan dia berterus terang ingin mengakhiri hidup alias bunuh diri.
Mubarok,Kepala Dinas Pengendalian Penduduk, Keluarga Berencana, Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak (PPKB P3A) Wonogiri Mubarok mengatakan, kondisi korban sempat depresi berat pasca mengalami pencabulan hingga hamil.
Itu diketahui saat tim dari dinas dan Polres Wonogiri melakukan pendampingan.“Kemarin juga sempat ingin bunuh diri. Tapi informasi dari pak kades, saat ini kondisi anak sudah mulai tenang,” kata dia, Kamis (9/3).
Melihat konsi seperti itu, korban sempat akan dikirim ke rumah sakit. Namun, hal itu terkendala tidak ada keluarga menunggui, kemudian anak tersebut tidak jadi dibawa ke rumah sakit karena kondisinya juga mulai membaik. Namun, anak itu tetap diawasi oleh kades setempat.
“Pendampingan terus kita lakukan. (Korban) masih ingin sendiri dulu. Informasi tadi pagi, sudah mulai tenang. Tadi kita kontak pak kades,” tegas Mubarok.Dia pun memastikan, korban tak sampai melakukan upaya percobaan bunuh diri.
Keinginan untuk bunuh diri itu hanya diutarakan.“Mungkin karena kondisi korban saat itu sedang kalut,” ucap dia.Selain itu, Mubarok juga memastikan kondisi kehamilan M sehat. Sementara itu, berdasarkan temuan tim, di tangan M juga ada bekas cengkeraman.
Diduga, itu adalah bekas cengkeraman tangan pelaku.Setyo, Sukarno,Wakil Bupati (Wabup) Wonogiri Setyo Sukarno mengatakan, kasus seperti ini perlu mendapatkan penanganan serius. Bupati Wonogiri Joko Sutopo juga memberi atensi pada kasus tersebut.
“Pelaku juga harusnya bisa mendapatkan hukuman seberat-beratnya,” tegas Setyo Sukarno.Menurut wabup, hukuman paling berat perlu duberikan kepada pelaku. Itu demi memberikan efek jera sekaligus mengingatkan orang lain tidak melakukan perbuatan tercela.
Setyo menambahkan, saat ini sudah ada satgas dibentuk oleh desa untuk memberikan edukasi pada warga. Meski begitu, diakui bahwa kasus kekerasan kepada anak masih terjadi di Wonogiri. Dan itu menjadi bukti bahwa peran satgas masih belum optimal.
“Efektivitas juga perlu ditingkatkan. Posyandu remaja juga sudah terbentuk. Kepedulian masyarakat terkait UUPA (UU Perlindungan Anak) ini harus kita tingkatkan.terang Setyo Sukarno. (*)
Editor:Winardyasto HariKirono
FotO
Foto:Iwan Adi L/ Jawa Pos Radar Solo
Sumber Berita:Jawa Pos Radar Solo