Mobile_AP_Rectangle 1
KARANGANYAR, RADARJEMBER.ID Makan bersama memakai nampan merupakan salah satu sunah diajarkan oleh Nabi Muhammad SAW, melalui makan bersama tersebut selain menjalin keakraban dan kekompakan namun juga bisa mendatangkan keberkahan.
Namun demikian makan bersama itu jangan sampai mendatangkan mudharat berujung mubazir, seperti makan berlebihan. Maka dianjurkan saat makan bersama itu, sajian makanan itu harus merata dan semua kebagian.
Tradisi makan bersama (kembulan) beralaskan selembar daun pisang tersebut sampai saat ini masih dipertahankan oleh masyarakat di Desa Ngasem, Kecamatan Colomadu, Kabupaten Karanganyar, Jawa Tengah, bahkan kebiasan seperti dilakukan pula di pondok pesantren.
Mobile_AP_Rectangle 2
Selama bulan Ramadan tradisi kembulan atau makan bersama itu terlihat saat berbuka puasa, bahkan makan tanpa menggunakan sendok tersebut terasa nikmat dan hal itu dipercaya oleh masyarakat dari aroma yang ditimbulkan oleh daun pisang.
Tidak sedikit dari mereka warga Desa Ngasem itu menggelar buka bersama (bukber) mengundang teman, sahabat dan kolega tanpa perlengkapan makan namun cukup beralaskan daun pisang sembari duduk di lantai berhadap-hadapan tersebut.
Prof.Dr.Istadiyantha, Guru Besar Bidang Ilmu Kajian Timur Tengah, Universitas Sebelas Maret (UNS) menilai, kebiasaan bukber itu bagus dan merupakan bagian dari ukhuwah Islamiyah. Namun di sela-sela bukber tersebut, lebih baik lagi diadakan kajian keagamaan.(*)
Penulis: Winardyasto
Foto: Arief Budiman/Radar Solo
Sumber Berita: Radar Solo
- Advertisement -
KARANGANYAR, RADARJEMBER.ID Makan bersama memakai nampan merupakan salah satu sunah diajarkan oleh Nabi Muhammad SAW, melalui makan bersama tersebut selain menjalin keakraban dan kekompakan namun juga bisa mendatangkan keberkahan.
Namun demikian makan bersama itu jangan sampai mendatangkan mudharat berujung mubazir, seperti makan berlebihan. Maka dianjurkan saat makan bersama itu, sajian makanan itu harus merata dan semua kebagian.
Tradisi makan bersama (kembulan) beralaskan selembar daun pisang tersebut sampai saat ini masih dipertahankan oleh masyarakat di Desa Ngasem, Kecamatan Colomadu, Kabupaten Karanganyar, Jawa Tengah, bahkan kebiasan seperti dilakukan pula di pondok pesantren.
Selama bulan Ramadan tradisi kembulan atau makan bersama itu terlihat saat berbuka puasa, bahkan makan tanpa menggunakan sendok tersebut terasa nikmat dan hal itu dipercaya oleh masyarakat dari aroma yang ditimbulkan oleh daun pisang.
Tidak sedikit dari mereka warga Desa Ngasem itu menggelar buka bersama (bukber) mengundang teman, sahabat dan kolega tanpa perlengkapan makan namun cukup beralaskan daun pisang sembari duduk di lantai berhadap-hadapan tersebut.
Prof.Dr.Istadiyantha, Guru Besar Bidang Ilmu Kajian Timur Tengah, Universitas Sebelas Maret (UNS) menilai, kebiasaan bukber itu bagus dan merupakan bagian dari ukhuwah Islamiyah. Namun di sela-sela bukber tersebut, lebih baik lagi diadakan kajian keagamaan.(*)
Penulis: Winardyasto
Foto: Arief Budiman/Radar Solo
Sumber Berita: Radar Solo
KARANGANYAR, RADARJEMBER.ID Makan bersama memakai nampan merupakan salah satu sunah diajarkan oleh Nabi Muhammad SAW, melalui makan bersama tersebut selain menjalin keakraban dan kekompakan namun juga bisa mendatangkan keberkahan.
Namun demikian makan bersama itu jangan sampai mendatangkan mudharat berujung mubazir, seperti makan berlebihan. Maka dianjurkan saat makan bersama itu, sajian makanan itu harus merata dan semua kebagian.
Tradisi makan bersama (kembulan) beralaskan selembar daun pisang tersebut sampai saat ini masih dipertahankan oleh masyarakat di Desa Ngasem, Kecamatan Colomadu, Kabupaten Karanganyar, Jawa Tengah, bahkan kebiasan seperti dilakukan pula di pondok pesantren.
Selama bulan Ramadan tradisi kembulan atau makan bersama itu terlihat saat berbuka puasa, bahkan makan tanpa menggunakan sendok tersebut terasa nikmat dan hal itu dipercaya oleh masyarakat dari aroma yang ditimbulkan oleh daun pisang.
Tidak sedikit dari mereka warga Desa Ngasem itu menggelar buka bersama (bukber) mengundang teman, sahabat dan kolega tanpa perlengkapan makan namun cukup beralaskan daun pisang sembari duduk di lantai berhadap-hadapan tersebut.
Prof.Dr.Istadiyantha, Guru Besar Bidang Ilmu Kajian Timur Tengah, Universitas Sebelas Maret (UNS) menilai, kebiasaan bukber itu bagus dan merupakan bagian dari ukhuwah Islamiyah. Namun di sela-sela bukber tersebut, lebih baik lagi diadakan kajian keagamaan.(*)
Penulis: Winardyasto
Foto: Arief Budiman/Radar Solo
Sumber Berita: Radar Solo