27.8 C
Jember
Friday, 31 March 2023

Sulap Dolly Jadi Sentra UMKM

Mobile_AP_Rectangle 1

SURABAYA, RADARJEMBER.ID- Nama lokalisasi Dolly atau Gang Dolly di Surabaya memang dikenal luas, bahkan konon lokalisasi itu merupakan terbesar di Asia Tenggara. Keberadaan prostitusi itu sendiri mulai ada di tahun 1970, sempat beroperasi selama 44 tahun  sebelum di Tahun 2014 lalu tempat itu  ditutup oleh Walikota Surabaya kala itu Tri Rismaharini.

Alasan penutupan lokalisasi itu karena telah dianggap menyalahi Perda Nomor 7  Tahun 1999 tentang larangan bangunan dijadikan tempat asusila, seiring penertiban tersebut tempat pelacuran milik Tante Dolly tidak lagi menerima tamu para hidung belang karena para penghuni telah pergi meninggalkan tempat itu.

Sewindu berlalu penutupan Gang Dolly, kini eks lokalisasi itu berubah fungsi menjadi kawasan usaha mikro kecil dan menengah (UMKM). Pemkot Surabaya sendiri menaruh perhatian besar terhadap UMKM di Dolly itu, diharapkan UMKM di tempat itu bisa berkembang dan ramai dikunjungi orang.

Mobile_AP_Rectangle 2

Selain sebagai sentra UMKM, di lokasi itu berdiri pula pondok pesantren (ponpes) sehingga bisa mengubah image menjadi baik. Seperti Kampung Inggris, Pare, Kediri, Pemkot juga memiliki impian tempat bekas pelacuran itu menjadi jujugan warga untuk belajar Bahasa Inggris   damn tidak perlu jauh pergi ke Kediri.

Walikota Surabaya, Eri Cahyadi mengatakan,  sekarang ini kawasan Dolly dilakukan program pengembangan tempat wisata dan direncanakan bakal diterapkan di tahun 2022 ini.Sehingga citra Dolly terangkat menjadi wisata Dolly dan sebagai pusat perkembangan dan pergerakan UMKM dan tercatat terdapat 50 UMKM di tempat itu.(*)

 

Penulis: Winardyasto
Foto: Suryanto/Radar Surabaya
Sumber Berita: Radar Surabaya

- Advertisement -

SURABAYA, RADARJEMBER.ID- Nama lokalisasi Dolly atau Gang Dolly di Surabaya memang dikenal luas, bahkan konon lokalisasi itu merupakan terbesar di Asia Tenggara. Keberadaan prostitusi itu sendiri mulai ada di tahun 1970, sempat beroperasi selama 44 tahun  sebelum di Tahun 2014 lalu tempat itu  ditutup oleh Walikota Surabaya kala itu Tri Rismaharini.

Alasan penutupan lokalisasi itu karena telah dianggap menyalahi Perda Nomor 7  Tahun 1999 tentang larangan bangunan dijadikan tempat asusila, seiring penertiban tersebut tempat pelacuran milik Tante Dolly tidak lagi menerima tamu para hidung belang karena para penghuni telah pergi meninggalkan tempat itu.

Sewindu berlalu penutupan Gang Dolly, kini eks lokalisasi itu berubah fungsi menjadi kawasan usaha mikro kecil dan menengah (UMKM). Pemkot Surabaya sendiri menaruh perhatian besar terhadap UMKM di Dolly itu, diharapkan UMKM di tempat itu bisa berkembang dan ramai dikunjungi orang.

Selain sebagai sentra UMKM, di lokasi itu berdiri pula pondok pesantren (ponpes) sehingga bisa mengubah image menjadi baik. Seperti Kampung Inggris, Pare, Kediri, Pemkot juga memiliki impian tempat bekas pelacuran itu menjadi jujugan warga untuk belajar Bahasa Inggris   damn tidak perlu jauh pergi ke Kediri.

Walikota Surabaya, Eri Cahyadi mengatakan,  sekarang ini kawasan Dolly dilakukan program pengembangan tempat wisata dan direncanakan bakal diterapkan di tahun 2022 ini.Sehingga citra Dolly terangkat menjadi wisata Dolly dan sebagai pusat perkembangan dan pergerakan UMKM dan tercatat terdapat 50 UMKM di tempat itu.(*)

 

Penulis: Winardyasto
Foto: Suryanto/Radar Surabaya
Sumber Berita: Radar Surabaya

SURABAYA, RADARJEMBER.ID- Nama lokalisasi Dolly atau Gang Dolly di Surabaya memang dikenal luas, bahkan konon lokalisasi itu merupakan terbesar di Asia Tenggara. Keberadaan prostitusi itu sendiri mulai ada di tahun 1970, sempat beroperasi selama 44 tahun  sebelum di Tahun 2014 lalu tempat itu  ditutup oleh Walikota Surabaya kala itu Tri Rismaharini.

Alasan penutupan lokalisasi itu karena telah dianggap menyalahi Perda Nomor 7  Tahun 1999 tentang larangan bangunan dijadikan tempat asusila, seiring penertiban tersebut tempat pelacuran milik Tante Dolly tidak lagi menerima tamu para hidung belang karena para penghuni telah pergi meninggalkan tempat itu.

Sewindu berlalu penutupan Gang Dolly, kini eks lokalisasi itu berubah fungsi menjadi kawasan usaha mikro kecil dan menengah (UMKM). Pemkot Surabaya sendiri menaruh perhatian besar terhadap UMKM di Dolly itu, diharapkan UMKM di tempat itu bisa berkembang dan ramai dikunjungi orang.

Selain sebagai sentra UMKM, di lokasi itu berdiri pula pondok pesantren (ponpes) sehingga bisa mengubah image menjadi baik. Seperti Kampung Inggris, Pare, Kediri, Pemkot juga memiliki impian tempat bekas pelacuran itu menjadi jujugan warga untuk belajar Bahasa Inggris   damn tidak perlu jauh pergi ke Kediri.

Walikota Surabaya, Eri Cahyadi mengatakan,  sekarang ini kawasan Dolly dilakukan program pengembangan tempat wisata dan direncanakan bakal diterapkan di tahun 2022 ini.Sehingga citra Dolly terangkat menjadi wisata Dolly dan sebagai pusat perkembangan dan pergerakan UMKM dan tercatat terdapat 50 UMKM di tempat itu.(*)

 

Penulis: Winardyasto
Foto: Suryanto/Radar Surabaya
Sumber Berita: Radar Surabaya

BERITA TERKINI

Wajib Dibaca