Kanzul berujar, apabila dirinya dirundung masalah. Dirinya selalu menemui Mbah Moen. Sang guru selalu memberikan solusi. Bahkan sebelum dirinya bercerita soal masalahnya, Mbah Moen sudah mengetahui masalah yang sedang ia hadapi.
”Beliau itu kalau saya belum cerita sudah tahu masalah saya. Sehingga beliau langsung memberikan solusi. Sampai saya sering curhat, dan saya bilang beliau memiliki karomah kemulian yang diberikan Allah,” katanya.
Terpisah, santri lainnya Mbah Moen, Abdul Ghafur mengatakan dirinya selalu salut dengan sang guru. Karena apabila cerita Mbah Moen selalu ingat dengan kejadian-kejadian yang pernah ia alami.
“Jadi beliau itu senang cerita. Kalau cerita tanggalnya, kapan juga waktunya dia semua ingat,” jelas Abdul.
Sekadar informasi, Mbah Moen lahir di Rembang, Jawa Tengah, 28 Oktober 1928. Almarhum meninggal dunia di Makkah, 6 Agustus 2019, dalam usia 90. Ia juga pernah menjadi anggota DPRD kabupaten Rembang selama 7 tahun.
Setelah berakhirnya masa tugas, ia mulai berkonsentrasi mengurus pondoknya yang baru berdiri selama sekitar 7 atau 8 tahun. Mbah Moen tercatat pernah menjadi anggota MPR RI utusan Jawa Tengah selama tiga periode.
Editor : Dimas Ryandi
Reporter : Gunawan Wibisono