Mobile_AP_Rectangle 1
SEMARANG, RADARJEMBER.ID- Nama lokalisasi Tegal Panas , di Desa Jatijajar, Kecamatan Bergas, Kabupaten Semarang memang telah lama dikenal orang, empat puluh dua tahun lalu atau di tahun 1980 lokalisasi itu mulai ada.Warung remang-remang , karaoke membanjiri tempat tersebut, dulu awal mula merupakan lahan persawahan dan perkebunan milik warga setempat.
Tidak itu saja, lokalisasi Tegal Panas menjadi pangkalan sopir truk untuk mendinginkan mesin setelah menempuh jarak ratusan kilometer.Sembari menunggu mesin truk itu dingin, para sopir biasa mampir di lokalisasi tersebut.Apalagi di tempat prostitusi itu jumlah pekerja seks komersial (PSK) mencapai ratusan orang, sehingga para tamu bisa leluasa memilih wanita penghibur itu.
Walau mereka itu terjerumus ke lembah hitam, namun PSK dan pemandu karaoke itu memiliki cara tersendiri untuk menghapus dosa. Mengikuti kajian keagamaan secara rutin sengaja mereka lakukan, apalagi di tengah-tengah Lokalisasi Tegal Panas terdapat tempat ibadah berupa masjid. Para PSK dan pemandu karaoke itu rajin ke Masjid Al –Muttaqin mengikuti majelis taklim, sehingga diharapkan mereka bisa kembali ke jalan yang benar.(*)
Mobile_AP_Rectangle 2
Penulis: Winardyasto
Foto: Nurfaik Nabhan/Radar Semarang
Sumber Berita: Radar Semarang
- Advertisement -
SEMARANG, RADARJEMBER.ID- Nama lokalisasi Tegal Panas , di Desa Jatijajar, Kecamatan Bergas, Kabupaten Semarang memang telah lama dikenal orang, empat puluh dua tahun lalu atau di tahun 1980 lokalisasi itu mulai ada.Warung remang-remang , karaoke membanjiri tempat tersebut, dulu awal mula merupakan lahan persawahan dan perkebunan milik warga setempat.
Tidak itu saja, lokalisasi Tegal Panas menjadi pangkalan sopir truk untuk mendinginkan mesin setelah menempuh jarak ratusan kilometer.Sembari menunggu mesin truk itu dingin, para sopir biasa mampir di lokalisasi tersebut.Apalagi di tempat prostitusi itu jumlah pekerja seks komersial (PSK) mencapai ratusan orang, sehingga para tamu bisa leluasa memilih wanita penghibur itu.
Walau mereka itu terjerumus ke lembah hitam, namun PSK dan pemandu karaoke itu memiliki cara tersendiri untuk menghapus dosa. Mengikuti kajian keagamaan secara rutin sengaja mereka lakukan, apalagi di tengah-tengah Lokalisasi Tegal Panas terdapat tempat ibadah berupa masjid. Para PSK dan pemandu karaoke itu rajin ke Masjid Al –Muttaqin mengikuti majelis taklim, sehingga diharapkan mereka bisa kembali ke jalan yang benar.(*)
Penulis: Winardyasto
Foto: Nurfaik Nabhan/Radar Semarang
Sumber Berita: Radar Semarang
SEMARANG, RADARJEMBER.ID- Nama lokalisasi Tegal Panas , di Desa Jatijajar, Kecamatan Bergas, Kabupaten Semarang memang telah lama dikenal orang, empat puluh dua tahun lalu atau di tahun 1980 lokalisasi itu mulai ada.Warung remang-remang , karaoke membanjiri tempat tersebut, dulu awal mula merupakan lahan persawahan dan perkebunan milik warga setempat.
Tidak itu saja, lokalisasi Tegal Panas menjadi pangkalan sopir truk untuk mendinginkan mesin setelah menempuh jarak ratusan kilometer.Sembari menunggu mesin truk itu dingin, para sopir biasa mampir di lokalisasi tersebut.Apalagi di tempat prostitusi itu jumlah pekerja seks komersial (PSK) mencapai ratusan orang, sehingga para tamu bisa leluasa memilih wanita penghibur itu.
Walau mereka itu terjerumus ke lembah hitam, namun PSK dan pemandu karaoke itu memiliki cara tersendiri untuk menghapus dosa. Mengikuti kajian keagamaan secara rutin sengaja mereka lakukan, apalagi di tengah-tengah Lokalisasi Tegal Panas terdapat tempat ibadah berupa masjid. Para PSK dan pemandu karaoke itu rajin ke Masjid Al –Muttaqin mengikuti majelis taklim, sehingga diharapkan mereka bisa kembali ke jalan yang benar.(*)
Penulis: Winardyasto
Foto: Nurfaik Nabhan/Radar Semarang
Sumber Berita: Radar Semarang