Mobile_AP_Rectangle 1
Jakarta, RADARJEMBER.ID – Anak korban penculikan sangat rawan mengalami trauma, mengingat peristiwa tersebut merupakan pengalaman yang dapat mengancam keselamatan jiwanya, hal itu dikatakan psikolog anak dan remaja dari Universitas Indonesia Vera Itabiliana Hadiwidjojo, saat dihubungi ANTARA, Rabu.
BACA JUGA : Massa FSPMI Bawa Banyak Tuntutan ke Indomarco
“Bisa saja anak mengalami trauma karena penculikan merupakan pengalaman yang membawa perubahan drastis dalam hidup anak dan bisa mengancam jiwanya,” katanya.
Mobile_AP_Rectangle 2
Saat menjadi korban penculikan, jelas Vera, anak tentu akan merasa takut, cemas tidak bisa kembali kepada orangtuanya, dan bingung dengan apa yang dapat ia lakukan untuk menyelamatkan diri.
Untuk itu, Vera mengatakan, ketika anak korban penculikan kembali kepada orangtuanya, maka ia seharusnya diperiksa secara menyeluruh untuk mengetahui pendampingan apa saja yang perlu dilakukan.
“Yang jelas anak butuh pendampingan untuk menghilangkan rasa takut dan mengembalikan kepercayaannya pada lingkungan agar dia dapat kembali ke rutinitasnya sebagai anak,” ujarnya.
- Advertisement -
Jakarta, RADARJEMBER.ID – Anak korban penculikan sangat rawan mengalami trauma, mengingat peristiwa tersebut merupakan pengalaman yang dapat mengancam keselamatan jiwanya, hal itu dikatakan psikolog anak dan remaja dari Universitas Indonesia Vera Itabiliana Hadiwidjojo, saat dihubungi ANTARA, Rabu.
BACA JUGA : Massa FSPMI Bawa Banyak Tuntutan ke Indomarco
“Bisa saja anak mengalami trauma karena penculikan merupakan pengalaman yang membawa perubahan drastis dalam hidup anak dan bisa mengancam jiwanya,” katanya.
Saat menjadi korban penculikan, jelas Vera, anak tentu akan merasa takut, cemas tidak bisa kembali kepada orangtuanya, dan bingung dengan apa yang dapat ia lakukan untuk menyelamatkan diri.
Untuk itu, Vera mengatakan, ketika anak korban penculikan kembali kepada orangtuanya, maka ia seharusnya diperiksa secara menyeluruh untuk mengetahui pendampingan apa saja yang perlu dilakukan.
“Yang jelas anak butuh pendampingan untuk menghilangkan rasa takut dan mengembalikan kepercayaannya pada lingkungan agar dia dapat kembali ke rutinitasnya sebagai anak,” ujarnya.
Jakarta, RADARJEMBER.ID – Anak korban penculikan sangat rawan mengalami trauma, mengingat peristiwa tersebut merupakan pengalaman yang dapat mengancam keselamatan jiwanya, hal itu dikatakan psikolog anak dan remaja dari Universitas Indonesia Vera Itabiliana Hadiwidjojo, saat dihubungi ANTARA, Rabu.
BACA JUGA : Massa FSPMI Bawa Banyak Tuntutan ke Indomarco
“Bisa saja anak mengalami trauma karena penculikan merupakan pengalaman yang membawa perubahan drastis dalam hidup anak dan bisa mengancam jiwanya,” katanya.
Saat menjadi korban penculikan, jelas Vera, anak tentu akan merasa takut, cemas tidak bisa kembali kepada orangtuanya, dan bingung dengan apa yang dapat ia lakukan untuk menyelamatkan diri.
Untuk itu, Vera mengatakan, ketika anak korban penculikan kembali kepada orangtuanya, maka ia seharusnya diperiksa secara menyeluruh untuk mengetahui pendampingan apa saja yang perlu dilakukan.
“Yang jelas anak butuh pendampingan untuk menghilangkan rasa takut dan mengembalikan kepercayaannya pada lingkungan agar dia dapat kembali ke rutinitasnya sebagai anak,” ujarnya.