JEMBER, RADARJEMBER.ID – Ayam jago memang dikenal sebagai ayam petarung, tetapi itu dilarang. Pada era modern sekarang ini, banyak kontes ayam dengan kriteria penilaian yang sudah bergeser alias berbeda. Kini, kriterianya banyak yang beralih pada kontes yang menawarkan keindahan dan kegagahan.
Keberadaan ayam jago di kota penghasil padi dan jagung ini bisa dibilang sangat banyak. Betapa tidak, untuk memiliki ayam jago bisa dengan mudah ditemukan. Bahkan, di 31 kecamatan ada saja ayam yang dirawat warga.
Namun demikian, ayam memiliki jenis yang berbeda-beda. Nah, di Lingkungan Gebang Taman, Kelurahan Kebonagung, Kecamatan Kaliwates, Jember ada warga yang konsentrasi beternak ayam untuk kontes. Dia adalah Zakaria Shiddiq dan Yeko Satrio.
Kedua pria ini sudah cukup lama menggeluti dunia ayam. Bahkan, keduanya beternak ayam kontes mulai dari penetasan telur, merawatnya sejak kecil, hingga siap dilombakan. “Setiap hari, saya merawat ayam. Sekarang sudah banyak kontes untuk kegagahan ayam. Kalau aduan kan dilarang,” kata Zakaria.
Pria yang akrab dipanggil Ari Jaka itu menyebut, ayam jago juga bisa patuh pada pemiliknya. Bak merawat hewan lain, ayam yang sudah dekat dengan pemiliknya bisa ikut ke mana saja. Ayam juga tidak liar dan bisa diajak bersantai di halaman rumah atau di pekarangan lain. “Harus dilatih setiap hari. Bagaimana ayam itu bisa terlihat gagah,” ucapnya.
Menurut dia, dalam kontes ayam jago terdapat sejumlah kriteria yang umum menjadi penilaian. Pertama adalah bobot ayam. Kedua wajah atau kepala ayam yang meliputi jengger, ketajaman paruh, dan mata. Ketiga, kontes juga menilai kondisi kaki dan sisiknya. Selain itu, ada pula postur tubuh serta kondisi bulu dan ekor ayam. “Jadi, yang dinilai adalah kegagahan dan keindahan ayam,” ungkap Ari Jaka, yang banyak memiliki piala kejuaraan kontes ayam.
Lebih jauh, menurut dia, ayam juga banyak digemari warga Jember. Sejauh ini, keberadaan ayam di Jember yang banyak dirawat warga yaitu jenis bangkok dan pakhoy. Ayam jenis lain juga cukup banyak. Hal ini tentu menjadi potensi tersendiri. “Merawat ayam tidak sulit, kalau sudah manut dia bisa kita ajak bermain. Cukup dikode pakai suara, ayam kenal dengan kita,” timpal Yeko yang masih satu keluarga dengan Ari Jaka tersebut.
Jurnalis: Nur Hariri
Fotografer: Nur Hariri
Editor: Mahrus Sholih