Mobile_AP_Rectangle 1
JEMBER, RADARJEMBER.ID – Bunyi kipas angin sederhana yang berbahan plastik itu menemani Saryono dalam menggiling olahan singkong menjadi getuk lindri. Sementara angin yang dihasilkan kipas tersebut perlahan-lahan memberikan kesejukan kepada pria asal Kabupaten Boyolali itu, yang terus memproses getuk. “Hampir jadi. setelah digiling, tinggal dipotong-potong,” ungkapnya. Meski begitu, sebagian hasil gilingan getuk itu sudah ada yang dipotong.
Menurut pria kelahiran 1963 tersebut, membuat getuk butuh perjuangan. Bakda subuh, dia lebih dulu ke pasar untuk membeli singkong. Setidaknya, sekitar 25 kilogram singkong. Sampai di rumah, singkong dikupas satu per satu lalu dibersihkan. “Biasanya, saya start mulai pukul 7 pagi,” lanjutnya.
Berikutnya, singkong-singkong tersebut dimasukkan ke dalam dandang besar dan direbus sekitar satu jam. Sambil lalu, dia juga mengupas kelapa. Lalu memarutnya.
Mobile_AP_Rectangle 2
Pria yang berdagang getuk lindri keliling sejak 1985 itu menuturkan bahwa tahap selanjutnya inilah yang butuh perjuangan. Yaitu tahap penumbukan dan penggilingan. Singkong yang sudah direbus itu ditumbuk sampai halus. Setidaknya, dia menerangkan, membutuhkan waktu sekitar dua jam. “Pas ini juga diberi gula sesuai takaran biar manis,” terangnya.
- Advertisement -
JEMBER, RADARJEMBER.ID – Bunyi kipas angin sederhana yang berbahan plastik itu menemani Saryono dalam menggiling olahan singkong menjadi getuk lindri. Sementara angin yang dihasilkan kipas tersebut perlahan-lahan memberikan kesejukan kepada pria asal Kabupaten Boyolali itu, yang terus memproses getuk. “Hampir jadi. setelah digiling, tinggal dipotong-potong,” ungkapnya. Meski begitu, sebagian hasil gilingan getuk itu sudah ada yang dipotong.
Menurut pria kelahiran 1963 tersebut, membuat getuk butuh perjuangan. Bakda subuh, dia lebih dulu ke pasar untuk membeli singkong. Setidaknya, sekitar 25 kilogram singkong. Sampai di rumah, singkong dikupas satu per satu lalu dibersihkan. “Biasanya, saya start mulai pukul 7 pagi,” lanjutnya.
Berikutnya, singkong-singkong tersebut dimasukkan ke dalam dandang besar dan direbus sekitar satu jam. Sambil lalu, dia juga mengupas kelapa. Lalu memarutnya.
Pria yang berdagang getuk lindri keliling sejak 1985 itu menuturkan bahwa tahap selanjutnya inilah yang butuh perjuangan. Yaitu tahap penumbukan dan penggilingan. Singkong yang sudah direbus itu ditumbuk sampai halus. Setidaknya, dia menerangkan, membutuhkan waktu sekitar dua jam. “Pas ini juga diberi gula sesuai takaran biar manis,” terangnya.
JEMBER, RADARJEMBER.ID – Bunyi kipas angin sederhana yang berbahan plastik itu menemani Saryono dalam menggiling olahan singkong menjadi getuk lindri. Sementara angin yang dihasilkan kipas tersebut perlahan-lahan memberikan kesejukan kepada pria asal Kabupaten Boyolali itu, yang terus memproses getuk. “Hampir jadi. setelah digiling, tinggal dipotong-potong,” ungkapnya. Meski begitu, sebagian hasil gilingan getuk itu sudah ada yang dipotong.
Menurut pria kelahiran 1963 tersebut, membuat getuk butuh perjuangan. Bakda subuh, dia lebih dulu ke pasar untuk membeli singkong. Setidaknya, sekitar 25 kilogram singkong. Sampai di rumah, singkong dikupas satu per satu lalu dibersihkan. “Biasanya, saya start mulai pukul 7 pagi,” lanjutnya.
Berikutnya, singkong-singkong tersebut dimasukkan ke dalam dandang besar dan direbus sekitar satu jam. Sambil lalu, dia juga mengupas kelapa. Lalu memarutnya.
Pria yang berdagang getuk lindri keliling sejak 1985 itu menuturkan bahwa tahap selanjutnya inilah yang butuh perjuangan. Yaitu tahap penumbukan dan penggilingan. Singkong yang sudah direbus itu ditumbuk sampai halus. Setidaknya, dia menerangkan, membutuhkan waktu sekitar dua jam. “Pas ini juga diberi gula sesuai takaran biar manis,” terangnya.