23.3 C
Jember
Tuesday, 28 March 2023

Indahnya Melukis Mandala di Atas Tangan dengan Imajinasi

Memiliki hobi menggambar tak melulu membutuhkan pensil, kertas, atau kanvas untuk menerapkannya. Bisa juga di media lainnya, termasuk di tangan dan kaki. Lalu, apakah ada kesulitan dalam melukis di tangan menggunakan hena?

Mobile_AP_Rectangle 1

JEMBER, RADARJEMBER.ID – Riska Raudatul Jannah adalah salah seorang henna artist asal Dusun Gumuk Suda, Desa Mrawan, Kecamatan Mayang, Kabupaten Jember yang eksis menekuni seni hena. Wanita 24 tahun ini mulai menekuni seni melukis hena sejak tamat dari bangku SD. Lebih tepatnya saat mulai memasuki pesantren dan mengenyam pendidikan MTs.

Saat itu, dia hanya ingin mengisi waktu senggangnya, dan membahagiakan teman seperjuangannya. Benar, beberapa teman yang tinggal satu bilik dengan Riska mengaku senang saat dijadikan media melukis menggunakan hena. “Waktu itu cuma ingin menyalurkan hobi aja. Iseng-iseng beli hena, saya gambar ke tangannya teman-teman pondok,” katanya.

Tangan demi tangan temannya semacam menjadi korban percobaan. Namun, karena hal itu, temannya justru rebutan ingin digambar juga. Mau tak mau, Riska pun menuruti dengan perasaan senang hati.

Mobile_AP_Rectangle 2

Memang tak mudah untuk menggambar. Selain butuh keahlian, juga butuh ketekunan dan imajinasi yang kuat untuk menciptakan motif hena yang cantik. Kesulitan itu tak hanya dirasakan saat masih pemula. Sampai saat ini pun, setelah lebih dari sepuluh tahun menjadi henna artist, hal itu masih dia alami.

“Membuat motifnya tidak bisa sembarangan bikin. Perlu imajinasi dan referensi yang banyak. Karena dalam membuat motif, kalau misal kita menjiplak, maka harus dicantumkan nama pencipta motifnya atau hak ciptanya. Kalau ingin motif itu menjadi milik kita, ya, kita harus bikin yang agak berbeda,” ungkapnya.

Warna hena pada umumnya ada tiga macam, yaitu merah, marun, dan putih. Meski sama-sama dilukis pada tangan, namun tingkat kesulitannya berbeda-beda. Hena yang berwarna merah dan marun cenderung lebih mudah karena bahan lebih cair. Sedangkan pada hena putih lebih kering, dan membutuhkan bahan tambahan lain, yaitu lem hena dan glitter. “Hena putih sebenarnya tidak sulit, hanya bahannya agak kering daripada yang merah. Jadi, membentuknya harus menekan hena kuat-kuat,” ujarnya.

Sebelum menjadi henna artist profesional seperti saat ini, Riska menggunakan kertas sebagai sketsa atau desain mentahan yang akan dia lukis pada tangan. Saat ini, dia hanya perlu mengamati atau melihat dua hingga tiga kali motif hena di internet yang akan dia gambar pada tangan.

Begitu pun dengan motifnya, ia tak bisa ujug-ujug mendadak melukis pada tangan. Jika ingin menggambar hena di tangan secara keseluruhan alias full hena. “Kalau cuma simpel itu bisa, buat motif sederhana mendadak masih bisa. Tapi kalau minta full, terus mendadak, itu agak sulit,” sebutnya.

Motif hena yang biasa ia gunakan yaitu motif kubah dan mandala. Motif kubah tersebut berbentuk layaknya kubah masjid. Sedangkan motif mandala berbentuk bunga dan lingkaran-lingkaran yang menyertainya.

Jurnalis: Delfi Nihayah
Fotografer: Delfi Nihayah
Editor: Lintang Anis Bena Kinanti

- Advertisement -

JEMBER, RADARJEMBER.ID – Riska Raudatul Jannah adalah salah seorang henna artist asal Dusun Gumuk Suda, Desa Mrawan, Kecamatan Mayang, Kabupaten Jember yang eksis menekuni seni hena. Wanita 24 tahun ini mulai menekuni seni melukis hena sejak tamat dari bangku SD. Lebih tepatnya saat mulai memasuki pesantren dan mengenyam pendidikan MTs.

Saat itu, dia hanya ingin mengisi waktu senggangnya, dan membahagiakan teman seperjuangannya. Benar, beberapa teman yang tinggal satu bilik dengan Riska mengaku senang saat dijadikan media melukis menggunakan hena. “Waktu itu cuma ingin menyalurkan hobi aja. Iseng-iseng beli hena, saya gambar ke tangannya teman-teman pondok,” katanya.

Tangan demi tangan temannya semacam menjadi korban percobaan. Namun, karena hal itu, temannya justru rebutan ingin digambar juga. Mau tak mau, Riska pun menuruti dengan perasaan senang hati.

Memang tak mudah untuk menggambar. Selain butuh keahlian, juga butuh ketekunan dan imajinasi yang kuat untuk menciptakan motif hena yang cantik. Kesulitan itu tak hanya dirasakan saat masih pemula. Sampai saat ini pun, setelah lebih dari sepuluh tahun menjadi henna artist, hal itu masih dia alami.

“Membuat motifnya tidak bisa sembarangan bikin. Perlu imajinasi dan referensi yang banyak. Karena dalam membuat motif, kalau misal kita menjiplak, maka harus dicantumkan nama pencipta motifnya atau hak ciptanya. Kalau ingin motif itu menjadi milik kita, ya, kita harus bikin yang agak berbeda,” ungkapnya.

Warna hena pada umumnya ada tiga macam, yaitu merah, marun, dan putih. Meski sama-sama dilukis pada tangan, namun tingkat kesulitannya berbeda-beda. Hena yang berwarna merah dan marun cenderung lebih mudah karena bahan lebih cair. Sedangkan pada hena putih lebih kering, dan membutuhkan bahan tambahan lain, yaitu lem hena dan glitter. “Hena putih sebenarnya tidak sulit, hanya bahannya agak kering daripada yang merah. Jadi, membentuknya harus menekan hena kuat-kuat,” ujarnya.

Sebelum menjadi henna artist profesional seperti saat ini, Riska menggunakan kertas sebagai sketsa atau desain mentahan yang akan dia lukis pada tangan. Saat ini, dia hanya perlu mengamati atau melihat dua hingga tiga kali motif hena di internet yang akan dia gambar pada tangan.

Begitu pun dengan motifnya, ia tak bisa ujug-ujug mendadak melukis pada tangan. Jika ingin menggambar hena di tangan secara keseluruhan alias full hena. “Kalau cuma simpel itu bisa, buat motif sederhana mendadak masih bisa. Tapi kalau minta full, terus mendadak, itu agak sulit,” sebutnya.

Motif hena yang biasa ia gunakan yaitu motif kubah dan mandala. Motif kubah tersebut berbentuk layaknya kubah masjid. Sedangkan motif mandala berbentuk bunga dan lingkaran-lingkaran yang menyertainya.

Jurnalis: Delfi Nihayah
Fotografer: Delfi Nihayah
Editor: Lintang Anis Bena Kinanti

JEMBER, RADARJEMBER.ID – Riska Raudatul Jannah adalah salah seorang henna artist asal Dusun Gumuk Suda, Desa Mrawan, Kecamatan Mayang, Kabupaten Jember yang eksis menekuni seni hena. Wanita 24 tahun ini mulai menekuni seni melukis hena sejak tamat dari bangku SD. Lebih tepatnya saat mulai memasuki pesantren dan mengenyam pendidikan MTs.

Saat itu, dia hanya ingin mengisi waktu senggangnya, dan membahagiakan teman seperjuangannya. Benar, beberapa teman yang tinggal satu bilik dengan Riska mengaku senang saat dijadikan media melukis menggunakan hena. “Waktu itu cuma ingin menyalurkan hobi aja. Iseng-iseng beli hena, saya gambar ke tangannya teman-teman pondok,” katanya.

Tangan demi tangan temannya semacam menjadi korban percobaan. Namun, karena hal itu, temannya justru rebutan ingin digambar juga. Mau tak mau, Riska pun menuruti dengan perasaan senang hati.

Memang tak mudah untuk menggambar. Selain butuh keahlian, juga butuh ketekunan dan imajinasi yang kuat untuk menciptakan motif hena yang cantik. Kesulitan itu tak hanya dirasakan saat masih pemula. Sampai saat ini pun, setelah lebih dari sepuluh tahun menjadi henna artist, hal itu masih dia alami.

“Membuat motifnya tidak bisa sembarangan bikin. Perlu imajinasi dan referensi yang banyak. Karena dalam membuat motif, kalau misal kita menjiplak, maka harus dicantumkan nama pencipta motifnya atau hak ciptanya. Kalau ingin motif itu menjadi milik kita, ya, kita harus bikin yang agak berbeda,” ungkapnya.

Warna hena pada umumnya ada tiga macam, yaitu merah, marun, dan putih. Meski sama-sama dilukis pada tangan, namun tingkat kesulitannya berbeda-beda. Hena yang berwarna merah dan marun cenderung lebih mudah karena bahan lebih cair. Sedangkan pada hena putih lebih kering, dan membutuhkan bahan tambahan lain, yaitu lem hena dan glitter. “Hena putih sebenarnya tidak sulit, hanya bahannya agak kering daripada yang merah. Jadi, membentuknya harus menekan hena kuat-kuat,” ujarnya.

Sebelum menjadi henna artist profesional seperti saat ini, Riska menggunakan kertas sebagai sketsa atau desain mentahan yang akan dia lukis pada tangan. Saat ini, dia hanya perlu mengamati atau melihat dua hingga tiga kali motif hena di internet yang akan dia gambar pada tangan.

Begitu pun dengan motifnya, ia tak bisa ujug-ujug mendadak melukis pada tangan. Jika ingin menggambar hena di tangan secara keseluruhan alias full hena. “Kalau cuma simpel itu bisa, buat motif sederhana mendadak masih bisa. Tapi kalau minta full, terus mendadak, itu agak sulit,” sebutnya.

Motif hena yang biasa ia gunakan yaitu motif kubah dan mandala. Motif kubah tersebut berbentuk layaknya kubah masjid. Sedangkan motif mandala berbentuk bunga dan lingkaran-lingkaran yang menyertainya.

Jurnalis: Delfi Nihayah
Fotografer: Delfi Nihayah
Editor: Lintang Anis Bena Kinanti

BERITA TERKINI

Wajib Dibaca