27.7 C
Jember
Tuesday, 6 June 2023

Jember Menuju Kota Cerutu Indonesia

Gelar Festival, Berharap IKM Lain Diikutsertakan

Mobile_AP_Rectangle 1

JEMBER, RADARJEMBER.ID – Pertemuan Bupati Jember Hendy Siswanto dan Pimpinan PT Bos Image Nusantara (BIN) Cigar Febrian Ananta Kahar, pekan lalu, memunculkan gagasan yang dapat mem-branding Jember. Ada beberapa produk yang menjadi ciri khas, yang dinilai mampu mendongkrak citra Kota Tembakau ini. Yakni, dengan melaksanakan Festival Jember Kota Cerutu Indonesia.

Kepada Jawa Pos Radar Jember, Febrian Ananta Kahar menjelaskan, pihaknya memiliki tiga alasan atas diselenggarakannya festival tersebut. Pertama adalah untuk membangkitkan Jember sebagai Kota Cerutu dan Kota Tembakau. Selanjutnya, untuk meningkatkan pariwisata dan perekonomian yang sempat terdampak pandemi Covid-19. Menurut dia, kegiatan itu rencananya bakal dilaksanakan pada Juli mendatang, berbarengan dengan Jember Fashion Carnaval (JFC).

Nantinya, kata dia, dalam festival itu akan ada business matching. Artinya, ada kolaborasi dengan produk industri kecil menengah (IKM) lain, sehingga benar-benar bisa mengangkat perekonomian masyarakat. “Hari pertama adalah welcome dinner. Untuk hari kedua dan ketiga adalah Tobacco Trip dan Chocolate Trip. Untuk saat ini, rencana bakal ditempatkan di Gedung Serba Guna Jember,” ungkapnya.

Mobile_AP_Rectangle 2

Lalu, siapa saja IKM yang bakal turut serta? Selain produsen kopi, cokelat, dan tembakau, Febrian memaparkan, pihaknya juga bakal memberi ruang kepada produk-produk IKM lain untuk turut memasarkan produk mereka. Namun, ada spesifikasi tertentu. Yakni, IKM binaan Kantor Perwakilan Bank Indonesia (BI) Jember dan partner BIN Cigar.

Catatan lain, dia menambahkan, tentu saja yang punya company profile dan standar sesuai ketentuan panitia. “Kalau hanya UMKM biasa dan tak memenuhi standar ketentuan, ya tidak bisa dipresentasikan,” tuturnya. Karena itu, pihaknya masih bakal menentukan siapa saja yang bisa ikut dalam gelaran tersebut.

Lebih lanjut, dia menerangkan, tak semua orang bisa hadir dalam kegiatan tersebut, lantaran tidak dibuka untuk umum. “Saat ini, sudah ada pembeli dari Taipei dan Korsel yang bisa datang,” tuturnya. Harapannya, Malaysia, Taiwan, dan duta-duta besar yang ingin tahu Jember juga bisa merapat.

Menanggapi rencana itu, dosen Prodi Agrobisnis Fakultas Pertanian Unej, Djoko Soejono MP menerangkan, sejauh ini pemerintah ingin menunjukkan hal positif. Baik untuk masyarakat maupun nasional, bahkan internasional. Dia paham bahwa cerutu memiliki pasar dan konsumen yang jelas. Namun, yang harus dicermati bahwa pemain cerutu di Jember masih terbatas.

Kendati begitu, sepanjang event itu bertujuan untuk menyejahterakan masyarakat, Djoko menilai, hal tersebut sah-sah saja dilakukan. Jadi, targetnya tak hanya untuk menumbuhkan citra Jember di luar. Namun, juga benar-benar mengerek ekonomi pelaku usaha di Jember.

Dosen yang tinggal di Kelurahan Kebonsari, Kecamatan Sumbersari, itu menambahkan, festival itu terkesan unik dan dia menduga ada alasan tersendiri di baliknya. Namun, Djoko menyarankan, acara itu jangan berdiri sendiri. Sebab, akan jauh lebih bagus jika mengikutsertakan para pelaku usaha kecil dengan produk yang lain. “Boleh cerutu jadi komandan, tapi juga perlu menarik UMKM lain,” sarannya. (nen/c2/rus)

- Advertisement -

JEMBER, RADARJEMBER.ID – Pertemuan Bupati Jember Hendy Siswanto dan Pimpinan PT Bos Image Nusantara (BIN) Cigar Febrian Ananta Kahar, pekan lalu, memunculkan gagasan yang dapat mem-branding Jember. Ada beberapa produk yang menjadi ciri khas, yang dinilai mampu mendongkrak citra Kota Tembakau ini. Yakni, dengan melaksanakan Festival Jember Kota Cerutu Indonesia.

Kepada Jawa Pos Radar Jember, Febrian Ananta Kahar menjelaskan, pihaknya memiliki tiga alasan atas diselenggarakannya festival tersebut. Pertama adalah untuk membangkitkan Jember sebagai Kota Cerutu dan Kota Tembakau. Selanjutnya, untuk meningkatkan pariwisata dan perekonomian yang sempat terdampak pandemi Covid-19. Menurut dia, kegiatan itu rencananya bakal dilaksanakan pada Juli mendatang, berbarengan dengan Jember Fashion Carnaval (JFC).

Nantinya, kata dia, dalam festival itu akan ada business matching. Artinya, ada kolaborasi dengan produk industri kecil menengah (IKM) lain, sehingga benar-benar bisa mengangkat perekonomian masyarakat. “Hari pertama adalah welcome dinner. Untuk hari kedua dan ketiga adalah Tobacco Trip dan Chocolate Trip. Untuk saat ini, rencana bakal ditempatkan di Gedung Serba Guna Jember,” ungkapnya.

Lalu, siapa saja IKM yang bakal turut serta? Selain produsen kopi, cokelat, dan tembakau, Febrian memaparkan, pihaknya juga bakal memberi ruang kepada produk-produk IKM lain untuk turut memasarkan produk mereka. Namun, ada spesifikasi tertentu. Yakni, IKM binaan Kantor Perwakilan Bank Indonesia (BI) Jember dan partner BIN Cigar.

Catatan lain, dia menambahkan, tentu saja yang punya company profile dan standar sesuai ketentuan panitia. “Kalau hanya UMKM biasa dan tak memenuhi standar ketentuan, ya tidak bisa dipresentasikan,” tuturnya. Karena itu, pihaknya masih bakal menentukan siapa saja yang bisa ikut dalam gelaran tersebut.

Lebih lanjut, dia menerangkan, tak semua orang bisa hadir dalam kegiatan tersebut, lantaran tidak dibuka untuk umum. “Saat ini, sudah ada pembeli dari Taipei dan Korsel yang bisa datang,” tuturnya. Harapannya, Malaysia, Taiwan, dan duta-duta besar yang ingin tahu Jember juga bisa merapat.

Menanggapi rencana itu, dosen Prodi Agrobisnis Fakultas Pertanian Unej, Djoko Soejono MP menerangkan, sejauh ini pemerintah ingin menunjukkan hal positif. Baik untuk masyarakat maupun nasional, bahkan internasional. Dia paham bahwa cerutu memiliki pasar dan konsumen yang jelas. Namun, yang harus dicermati bahwa pemain cerutu di Jember masih terbatas.

Kendati begitu, sepanjang event itu bertujuan untuk menyejahterakan masyarakat, Djoko menilai, hal tersebut sah-sah saja dilakukan. Jadi, targetnya tak hanya untuk menumbuhkan citra Jember di luar. Namun, juga benar-benar mengerek ekonomi pelaku usaha di Jember.

Dosen yang tinggal di Kelurahan Kebonsari, Kecamatan Sumbersari, itu menambahkan, festival itu terkesan unik dan dia menduga ada alasan tersendiri di baliknya. Namun, Djoko menyarankan, acara itu jangan berdiri sendiri. Sebab, akan jauh lebih bagus jika mengikutsertakan para pelaku usaha kecil dengan produk yang lain. “Boleh cerutu jadi komandan, tapi juga perlu menarik UMKM lain,” sarannya. (nen/c2/rus)

JEMBER, RADARJEMBER.ID – Pertemuan Bupati Jember Hendy Siswanto dan Pimpinan PT Bos Image Nusantara (BIN) Cigar Febrian Ananta Kahar, pekan lalu, memunculkan gagasan yang dapat mem-branding Jember. Ada beberapa produk yang menjadi ciri khas, yang dinilai mampu mendongkrak citra Kota Tembakau ini. Yakni, dengan melaksanakan Festival Jember Kota Cerutu Indonesia.

Kepada Jawa Pos Radar Jember, Febrian Ananta Kahar menjelaskan, pihaknya memiliki tiga alasan atas diselenggarakannya festival tersebut. Pertama adalah untuk membangkitkan Jember sebagai Kota Cerutu dan Kota Tembakau. Selanjutnya, untuk meningkatkan pariwisata dan perekonomian yang sempat terdampak pandemi Covid-19. Menurut dia, kegiatan itu rencananya bakal dilaksanakan pada Juli mendatang, berbarengan dengan Jember Fashion Carnaval (JFC).

Nantinya, kata dia, dalam festival itu akan ada business matching. Artinya, ada kolaborasi dengan produk industri kecil menengah (IKM) lain, sehingga benar-benar bisa mengangkat perekonomian masyarakat. “Hari pertama adalah welcome dinner. Untuk hari kedua dan ketiga adalah Tobacco Trip dan Chocolate Trip. Untuk saat ini, rencana bakal ditempatkan di Gedung Serba Guna Jember,” ungkapnya.

Lalu, siapa saja IKM yang bakal turut serta? Selain produsen kopi, cokelat, dan tembakau, Febrian memaparkan, pihaknya juga bakal memberi ruang kepada produk-produk IKM lain untuk turut memasarkan produk mereka. Namun, ada spesifikasi tertentu. Yakni, IKM binaan Kantor Perwakilan Bank Indonesia (BI) Jember dan partner BIN Cigar.

Catatan lain, dia menambahkan, tentu saja yang punya company profile dan standar sesuai ketentuan panitia. “Kalau hanya UMKM biasa dan tak memenuhi standar ketentuan, ya tidak bisa dipresentasikan,” tuturnya. Karena itu, pihaknya masih bakal menentukan siapa saja yang bisa ikut dalam gelaran tersebut.

Lebih lanjut, dia menerangkan, tak semua orang bisa hadir dalam kegiatan tersebut, lantaran tidak dibuka untuk umum. “Saat ini, sudah ada pembeli dari Taipei dan Korsel yang bisa datang,” tuturnya. Harapannya, Malaysia, Taiwan, dan duta-duta besar yang ingin tahu Jember juga bisa merapat.

Menanggapi rencana itu, dosen Prodi Agrobisnis Fakultas Pertanian Unej, Djoko Soejono MP menerangkan, sejauh ini pemerintah ingin menunjukkan hal positif. Baik untuk masyarakat maupun nasional, bahkan internasional. Dia paham bahwa cerutu memiliki pasar dan konsumen yang jelas. Namun, yang harus dicermati bahwa pemain cerutu di Jember masih terbatas.

Kendati begitu, sepanjang event itu bertujuan untuk menyejahterakan masyarakat, Djoko menilai, hal tersebut sah-sah saja dilakukan. Jadi, targetnya tak hanya untuk menumbuhkan citra Jember di luar. Namun, juga benar-benar mengerek ekonomi pelaku usaha di Jember.

Dosen yang tinggal di Kelurahan Kebonsari, Kecamatan Sumbersari, itu menambahkan, festival itu terkesan unik dan dia menduga ada alasan tersendiri di baliknya. Namun, Djoko menyarankan, acara itu jangan berdiri sendiri. Sebab, akan jauh lebih bagus jika mengikutsertakan para pelaku usaha kecil dengan produk yang lain. “Boleh cerutu jadi komandan, tapi juga perlu menarik UMKM lain,” sarannya. (nen/c2/rus)

BERITA TERKINI

Wajib Dibaca