Mobile_AP_Rectangle 1
“Belum lagi, masakan dan suasananya membuat saya menyingkap kenangan lama,” papar warga Kelurahan Kebonsari, Kecamatan Sumbersari, tersebut. Meski rasa urap-urap sejak dulu selalu begitu, kebersamaan yang terjalin bersama banyak orang itu membuatnya selalu menemukan hal baru.
“Untuk cita rasa sudah jelas. Bumbu yang dipakai adalah bumbu tradisional yang tidak instan,” lanjutnya. Menurut dia, rasa hidangan bancakan itu sedap dan manis. “Sesuai keinginan pelanggan pokoknya,” pungkasnya.
Jurnalis: Isnein Purnomo
Fotografer: Dwi Siswanto
Editor: Lintang Anis Bena Kinanti
- Advertisement -
“Belum lagi, masakan dan suasananya membuat saya menyingkap kenangan lama,” papar warga Kelurahan Kebonsari, Kecamatan Sumbersari, tersebut. Meski rasa urap-urap sejak dulu selalu begitu, kebersamaan yang terjalin bersama banyak orang itu membuatnya selalu menemukan hal baru.
“Untuk cita rasa sudah jelas. Bumbu yang dipakai adalah bumbu tradisional yang tidak instan,” lanjutnya. Menurut dia, rasa hidangan bancakan itu sedap dan manis. “Sesuai keinginan pelanggan pokoknya,” pungkasnya.
Jurnalis: Isnein Purnomo
Fotografer: Dwi Siswanto
Editor: Lintang Anis Bena Kinanti
“Belum lagi, masakan dan suasananya membuat saya menyingkap kenangan lama,” papar warga Kelurahan Kebonsari, Kecamatan Sumbersari, tersebut. Meski rasa urap-urap sejak dulu selalu begitu, kebersamaan yang terjalin bersama banyak orang itu membuatnya selalu menemukan hal baru.
“Untuk cita rasa sudah jelas. Bumbu yang dipakai adalah bumbu tradisional yang tidak instan,” lanjutnya. Menurut dia, rasa hidangan bancakan itu sedap dan manis. “Sesuai keinginan pelanggan pokoknya,” pungkasnya.
Jurnalis: Isnein Purnomo
Fotografer: Dwi Siswanto
Editor: Lintang Anis Bena Kinanti