JEMBER, RADARJEMBER.ID – Menyantap ikan bakar tentunya kurang pas tanpa sambal. Kehadiran sambal inilah yang menjadi bagian penting sehingga ikan bakar memiliki rasa yang berbeda-beda. Demikian dengan sambal untuk sup ikan, juga akan berbeda.
Samsul Arifin menyebut, warungnya menyajikan sejumlah sambal. Ada yang memang bawaan dibuat istrinya. Ada yang diracik berkat rekomendasi pelanggan. “Ada sambal terasi spesial asli terasi udang Watu Ulo. Selain itu, ada sambal colo-colo, sambal kecap, saus tiram, sambal korek, sambal bajak, dan yang lain,” ucap seorang guru dengan tiga anak tersebut.
Setiap racikan sambal, kata dia, akan memberi rasa yang berbeda-beda. Hal itu pun disesuaikan dengan permintaan. “TNI, Polri, pegawai, guru, serta masyarakat umum banyak yang langganan. Rata-rata datang karena racikan sambalnya beda. Ikannya juga tidak amis,” ulasnya.
Saking tingginya minat pengunjung, Samsul bahkan mendapat tawaran untuk memasak di luar negeri. Suatu hari, ada pembeli datang dari Arab. Dia kemudian menyajikan ikan bakar plus sup ikan Teluk Cinta. Siapa sangka, sang istri Misyawati yang memasak justru mau diajak ke Arab Saudi. “Itu karena saking sukanya,” ucap Samsul.
Samsul mengaku, dia sudah lama menjadi guru dan baru membuka warung ikan bakar pada 2015 lalu. Baginya, pendidikan tetap menjadi nomor satu. “Kalau saya mengajar, istri yang jaga di sini. Jadi, warung ikan bakar ini tidak sampai mengganggu tugas di sekolah,” tegasnya.
Dikatakannya, dia membuka warung ikan bakar karena memang ada potensi di situ. Apalagi wisata Teluk Love juga digemari banyak warga setelah dibuka 2014 lalu. “Jadi, saya buka setahun setelah wisata Teluk Love dibuka. Alhamdulillah sampai sekarang, tidak pernah mengganggu urusan pendidikan di sekolah,” ulasnya.
Sebagai seorang guru, Samsul akan terus mengabdikan diri pada dunia pendidikan. Sementara, warung tersebut akan terus dikembangkan. Guna mendukung potensi wisata yang ada serta meningkatkan taraf hidup keluarga dan sejumlah orang di sekitarnya. “Saya beli ikan tidak ke nelayan luar kota, tetapi kepada nelayan sekitar. Jadi, perekonomian warga sekitar harus pula terangkat,” pungkasnya.
Jurnalis: Nur Hariri, Jumai
Fotografer: Jumai
Editor: Lintang Anis Bena Kinanti