23.5 C
Jember
Saturday, 25 March 2023

Masih Seperti Abad Ke-20

Menengok pengolahan karet sejak tahun 1900-an Kabupaten Jember masih memiliki banyak peninggalan zaman kolonial Belanda. Salah satunya adalah Pabrik Karet Glantangan di Dusun Glantangan, Desa/Kecamatan Tempurejo.

Mobile_AP_Rectangle 1

JEMBER, RADARJEMBER.ID – Siang itu, tangan-tangan para pekerja sedang sibuk membersihkan peralatan yang baru saja digunakan untuk mengolah karet mentah menjadi irisan karet. Nantinya direndam dalam suatu cairan yang dapat membekukan karet mentah sehingga menyerupai irisan tahu.

Berpindah ke bangunan lain, hawa panas sangat terasa saat pintu-pintu tempat pengasapan karet tersebut dibuka. Satu per satu karet-karet itu tertata rapi dalam gantungan yang terbuat dari kayu. Setiap bangunan tersebut berisikan karet-karet yang beragam setelah beberapa hari melalui tahap pengasapan. Sementara itu, salah seorang pekerja tampak sibuk dalam memasukkan potongan kayu yang digunakan untuk menyalakan tungku pengasapan.

Tak jauh dari lokasi pengasapan, riuh canda para karyawan terdengar jelas saat sibuk memilah potongan karet hingga berakhir pada pengemasan.

Mobile_AP_Rectangle 2

Inilah gambaran suasana pengolahan karet di Pabrik Karet Glantangan, yang usianya sudah lebih dari satu abad. Berdasarkan catatan sejarah yang dihimpun Holding Perkebunan Nusantara III Persero, Manajer Kebun Glantangan Hastudy Yunarko menerangkan bahwa pada tahun 1919 hingga 1957, Kebun Glantangan, termasuk Pabrik Karet Glantangan, merupakan satu di antara dua kebun yang dikelola oleh pengusaha NV. Mij Tot Exploitatie der Verenigde Mayanglanden. “Sementara itu, satunya adalah Kebun Wonojati,” ujarnya.

Pada 1957-1968, dia menuturkan bahwa kebun tersebut dikelola oleh direksi Perkebunan Karet Negara baru yakni PPN Karet XVI. Selanjutnya, perubahan demi perubahan pun silih berganti. Yakni, PPN Karet XVI berubah menjadi PNP XXVI pada 1968-1971, berubah status menjadi PTP XXVI (PERSERO) pada 1972 hingga 1996, menjadi Kebun Glantangan yang dikelola oleh PT Perkebunan Nusantara XII pada 1996 sampai 2014, hingga dibentuk menjadi Holding Perkebunan Nusantara III (Persero) menjadi induk perusahaan pada 2014 hingga sekarang berdasar Peraturan Pemerintah RI Nomor 72 Tahun 2014.

Jurnalis: Isnein Purnomo
Fotografer: Isnein Purnomo
Editor: Lintang Anis Bena Kinanti

- Advertisement -

JEMBER, RADARJEMBER.ID – Siang itu, tangan-tangan para pekerja sedang sibuk membersihkan peralatan yang baru saja digunakan untuk mengolah karet mentah menjadi irisan karet. Nantinya direndam dalam suatu cairan yang dapat membekukan karet mentah sehingga menyerupai irisan tahu.

Berpindah ke bangunan lain, hawa panas sangat terasa saat pintu-pintu tempat pengasapan karet tersebut dibuka. Satu per satu karet-karet itu tertata rapi dalam gantungan yang terbuat dari kayu. Setiap bangunan tersebut berisikan karet-karet yang beragam setelah beberapa hari melalui tahap pengasapan. Sementara itu, salah seorang pekerja tampak sibuk dalam memasukkan potongan kayu yang digunakan untuk menyalakan tungku pengasapan.

Tak jauh dari lokasi pengasapan, riuh canda para karyawan terdengar jelas saat sibuk memilah potongan karet hingga berakhir pada pengemasan.

Inilah gambaran suasana pengolahan karet di Pabrik Karet Glantangan, yang usianya sudah lebih dari satu abad. Berdasarkan catatan sejarah yang dihimpun Holding Perkebunan Nusantara III Persero, Manajer Kebun Glantangan Hastudy Yunarko menerangkan bahwa pada tahun 1919 hingga 1957, Kebun Glantangan, termasuk Pabrik Karet Glantangan, merupakan satu di antara dua kebun yang dikelola oleh pengusaha NV. Mij Tot Exploitatie der Verenigde Mayanglanden. “Sementara itu, satunya adalah Kebun Wonojati,” ujarnya.

Pada 1957-1968, dia menuturkan bahwa kebun tersebut dikelola oleh direksi Perkebunan Karet Negara baru yakni PPN Karet XVI. Selanjutnya, perubahan demi perubahan pun silih berganti. Yakni, PPN Karet XVI berubah menjadi PNP XXVI pada 1968-1971, berubah status menjadi PTP XXVI (PERSERO) pada 1972 hingga 1996, menjadi Kebun Glantangan yang dikelola oleh PT Perkebunan Nusantara XII pada 1996 sampai 2014, hingga dibentuk menjadi Holding Perkebunan Nusantara III (Persero) menjadi induk perusahaan pada 2014 hingga sekarang berdasar Peraturan Pemerintah RI Nomor 72 Tahun 2014.

Jurnalis: Isnein Purnomo
Fotografer: Isnein Purnomo
Editor: Lintang Anis Bena Kinanti

JEMBER, RADARJEMBER.ID – Siang itu, tangan-tangan para pekerja sedang sibuk membersihkan peralatan yang baru saja digunakan untuk mengolah karet mentah menjadi irisan karet. Nantinya direndam dalam suatu cairan yang dapat membekukan karet mentah sehingga menyerupai irisan tahu.

Berpindah ke bangunan lain, hawa panas sangat terasa saat pintu-pintu tempat pengasapan karet tersebut dibuka. Satu per satu karet-karet itu tertata rapi dalam gantungan yang terbuat dari kayu. Setiap bangunan tersebut berisikan karet-karet yang beragam setelah beberapa hari melalui tahap pengasapan. Sementara itu, salah seorang pekerja tampak sibuk dalam memasukkan potongan kayu yang digunakan untuk menyalakan tungku pengasapan.

Tak jauh dari lokasi pengasapan, riuh canda para karyawan terdengar jelas saat sibuk memilah potongan karet hingga berakhir pada pengemasan.

Inilah gambaran suasana pengolahan karet di Pabrik Karet Glantangan, yang usianya sudah lebih dari satu abad. Berdasarkan catatan sejarah yang dihimpun Holding Perkebunan Nusantara III Persero, Manajer Kebun Glantangan Hastudy Yunarko menerangkan bahwa pada tahun 1919 hingga 1957, Kebun Glantangan, termasuk Pabrik Karet Glantangan, merupakan satu di antara dua kebun yang dikelola oleh pengusaha NV. Mij Tot Exploitatie der Verenigde Mayanglanden. “Sementara itu, satunya adalah Kebun Wonojati,” ujarnya.

Pada 1957-1968, dia menuturkan bahwa kebun tersebut dikelola oleh direksi Perkebunan Karet Negara baru yakni PPN Karet XVI. Selanjutnya, perubahan demi perubahan pun silih berganti. Yakni, PPN Karet XVI berubah menjadi PNP XXVI pada 1968-1971, berubah status menjadi PTP XXVI (PERSERO) pada 1972 hingga 1996, menjadi Kebun Glantangan yang dikelola oleh PT Perkebunan Nusantara XII pada 1996 sampai 2014, hingga dibentuk menjadi Holding Perkebunan Nusantara III (Persero) menjadi induk perusahaan pada 2014 hingga sekarang berdasar Peraturan Pemerintah RI Nomor 72 Tahun 2014.

Jurnalis: Isnein Purnomo
Fotografer: Isnein Purnomo
Editor: Lintang Anis Bena Kinanti

BERITA TERKINI

Wajib Dibaca