32 C
Jember
Wednesday, 31 May 2023

Masih Banyak yang Dikelola secara Swadaya

Sumbangan Pariwisata ke PAD Minim

Mobile_AP_Rectangle 1

JEMBER, RADARJEMBER.ID –  Potensi pariwisata di Jember sebenarnya cukup melimpah. Namun, tak bisa optimal selama pandemi merebak. Tak sedikit pelaku sektor pariwisata yang kelimpungan kembang-kempis dari terjangan pandemi karena sepinya pengunjung.

Padahal, sejatinya pariwisata ikut menyumbang pendapatan asli daerah (PAD) dengan nominal cukup besar. Namun, sejak kondisi pandemi, sumbangan pariwisata ke PAD dinilai kurang optimal. Salah satunya karena masih ada kawasan pariwisata yang belum dikelola pemkab.

Seperti keberadaan wisata Gunung Pasang Boma di Desa Suci, Kecamatan Panti. Wisata yang mengandalkan keindahan alam dari ketinggian itu dikelola secara swadaya dengan masyarakat sekitar. Hal itu jelas belum masuk ke PAD. “Kalau asetnya milik PDP Kahyangan Jember, tapi khusus pengelolaan wisatanya mengandalkan kemitraan dengan warga sekitar lokasi ini, yang tak lain pekerja perkebunan,” ujar Heriyadi, koordinator keamanan tempat wisata.

Mobile_AP_Rectangle 2

Selain kawasan Gunung Pasang Boma, sejumlah lokasi wisata lain pun dikelola oleh kelompok sadar wisata (pokdarwis). Seperti Pantai Payangan yang berada di Kecamatan Ambulu.

Keberadaan wisata yang masih dikelola swadaya itu membuat daya serap ke PAD minim dari sektor pariwisata. Kepala Dinas Pariwisata Jember Arief Tyahyono mengungkapkan, potensi wisata di Jember cukup prospektif, bahkan memiliki daya sumbang ke PAD cukup besar. “Namun selama 2020, pariwisata memang di kondisi yang tidak normal, karena memang situasinya tidak normal,” bebernya.

Dirinya juga  menyebut, selama tahun 2020, tidak ada pertumbuhan pasti. Meski begitu, pihaknya enggan menyebutkan besaran PAD dari sektor pariwisata tahun lalu. Sementara, jika dilihat pada 2019, lanjut Arief, pariwisata masih memiliki sumbangan ke PAD sebesar kurang lebih Rp 40 miliar atau 6-7 persen.

 

Jurnalis : Maulana
Fotografer : Maulana
Redaktur : Lintang Anis Bena Kinanti

- Advertisement -

JEMBER, RADARJEMBER.ID –  Potensi pariwisata di Jember sebenarnya cukup melimpah. Namun, tak bisa optimal selama pandemi merebak. Tak sedikit pelaku sektor pariwisata yang kelimpungan kembang-kempis dari terjangan pandemi karena sepinya pengunjung.

Padahal, sejatinya pariwisata ikut menyumbang pendapatan asli daerah (PAD) dengan nominal cukup besar. Namun, sejak kondisi pandemi, sumbangan pariwisata ke PAD dinilai kurang optimal. Salah satunya karena masih ada kawasan pariwisata yang belum dikelola pemkab.

Seperti keberadaan wisata Gunung Pasang Boma di Desa Suci, Kecamatan Panti. Wisata yang mengandalkan keindahan alam dari ketinggian itu dikelola secara swadaya dengan masyarakat sekitar. Hal itu jelas belum masuk ke PAD. “Kalau asetnya milik PDP Kahyangan Jember, tapi khusus pengelolaan wisatanya mengandalkan kemitraan dengan warga sekitar lokasi ini, yang tak lain pekerja perkebunan,” ujar Heriyadi, koordinator keamanan tempat wisata.

Selain kawasan Gunung Pasang Boma, sejumlah lokasi wisata lain pun dikelola oleh kelompok sadar wisata (pokdarwis). Seperti Pantai Payangan yang berada di Kecamatan Ambulu.

Keberadaan wisata yang masih dikelola swadaya itu membuat daya serap ke PAD minim dari sektor pariwisata. Kepala Dinas Pariwisata Jember Arief Tyahyono mengungkapkan, potensi wisata di Jember cukup prospektif, bahkan memiliki daya sumbang ke PAD cukup besar. “Namun selama 2020, pariwisata memang di kondisi yang tidak normal, karena memang situasinya tidak normal,” bebernya.

Dirinya juga  menyebut, selama tahun 2020, tidak ada pertumbuhan pasti. Meski begitu, pihaknya enggan menyebutkan besaran PAD dari sektor pariwisata tahun lalu. Sementara, jika dilihat pada 2019, lanjut Arief, pariwisata masih memiliki sumbangan ke PAD sebesar kurang lebih Rp 40 miliar atau 6-7 persen.

 

Jurnalis : Maulana
Fotografer : Maulana
Redaktur : Lintang Anis Bena Kinanti

JEMBER, RADARJEMBER.ID –  Potensi pariwisata di Jember sebenarnya cukup melimpah. Namun, tak bisa optimal selama pandemi merebak. Tak sedikit pelaku sektor pariwisata yang kelimpungan kembang-kempis dari terjangan pandemi karena sepinya pengunjung.

Padahal, sejatinya pariwisata ikut menyumbang pendapatan asli daerah (PAD) dengan nominal cukup besar. Namun, sejak kondisi pandemi, sumbangan pariwisata ke PAD dinilai kurang optimal. Salah satunya karena masih ada kawasan pariwisata yang belum dikelola pemkab.

Seperti keberadaan wisata Gunung Pasang Boma di Desa Suci, Kecamatan Panti. Wisata yang mengandalkan keindahan alam dari ketinggian itu dikelola secara swadaya dengan masyarakat sekitar. Hal itu jelas belum masuk ke PAD. “Kalau asetnya milik PDP Kahyangan Jember, tapi khusus pengelolaan wisatanya mengandalkan kemitraan dengan warga sekitar lokasi ini, yang tak lain pekerja perkebunan,” ujar Heriyadi, koordinator keamanan tempat wisata.

Selain kawasan Gunung Pasang Boma, sejumlah lokasi wisata lain pun dikelola oleh kelompok sadar wisata (pokdarwis). Seperti Pantai Payangan yang berada di Kecamatan Ambulu.

Keberadaan wisata yang masih dikelola swadaya itu membuat daya serap ke PAD minim dari sektor pariwisata. Kepala Dinas Pariwisata Jember Arief Tyahyono mengungkapkan, potensi wisata di Jember cukup prospektif, bahkan memiliki daya sumbang ke PAD cukup besar. “Namun selama 2020, pariwisata memang di kondisi yang tidak normal, karena memang situasinya tidak normal,” bebernya.

Dirinya juga  menyebut, selama tahun 2020, tidak ada pertumbuhan pasti. Meski begitu, pihaknya enggan menyebutkan besaran PAD dari sektor pariwisata tahun lalu. Sementara, jika dilihat pada 2019, lanjut Arief, pariwisata masih memiliki sumbangan ke PAD sebesar kurang lebih Rp 40 miliar atau 6-7 persen.

 

Jurnalis : Maulana
Fotografer : Maulana
Redaktur : Lintang Anis Bena Kinanti

BERITA TERKINI

Wajib Dibaca