Keindahan Nail Art, Melukis Bunga di Atas Kuku

JEMBER, RADARJEMBER.ID – Seni menghias kuku alias nail art, belakangan ini semakin marak digunakan di kalangan para wanita. Jika dulu hanya digunakan untuk acara resmi seperti resepsi pernikahan atau tunangan, kini nail art juga digunakan untuk acara kecil-kecilan seperti wisuda, style di hari raya, bahkan sebagai pelengkap fashion sehari-hari.

Ada banyak jenis yang bisa digambar melalui nail art ini. Mulai dari flora, fauna, hingga desain abstrak layaknya lukisan abstrak. Noni Ari Anggraini, perias nail art asal Kecamatan Balung, Kabupaten Jember mengaku dirinya mulai banyak menerima pesanan, khususnya nail art pada kuku palsu. “Sekitar setahun yang lalu di Jember mulai marak penggunaan nail art. Kalau dulu saya cuma dapat pesanan dari nikahan,” kata wanita 24 tahun ini.

Seni melukis di atas kuku ini memiliki keunikan tersendiri. Tak hanya memberi warna pada kuku, namun juga memberi kesan mewah dan membuat kuku terlihat seperti kristal. Bahan yang dibutuhkan cukup mudah, yakni berbekal cat kuku atau kuteks, manicure kit, dotting tools, nail dryer, selotip, dan juga nail sticker atau pernak-pernik nail art.

Menurut Noni, butuh ketelitian yang penuh dalam membuat karya seni yang satu ini. Sebab, jika salah sedikit saja, maka desain akan berubah bentuknya. “Misal tergores sedikit, maka bakalan berubah gambarnya. Tapi tergantung improve-nya juga,” tutur Noni.

Motif nail art yang paling banyak diminati yakni motif bunga atau flora. Motif yang satu ini terkesan cukup netral jika dipadukan dengan fashion apa pun. Termasuk jika dipadukan dengan henna art atau lukisan pada tangan. “Satu paket sebenarnya sama hena, tapi tetap cantik meskipun nggak pakai hena,” tambahnya.

Pernak-pernik yang digunakan dalam nail art biasanya berupa mutiara, butiran sprinkel, glitter, hingga butiran emas. “Pernak-perniknya bisa request, tapi yang umum itu mutiara sama sprinkel yang mirip pasir,” pungkasnya.

Bisa Dipesan Sesuai Keinginan

Noni sendiri mulai konsisten merias nail art sejak 2018 silam. Awalnya, dia hanya ingin merias kukunya sendiri menggunakan kuteks. Namun, setelah melihat tayangan di YouTube, ia mulai mencoba meniru hingga membuat desain sendiri pada kuku palsu. Sejak itulah, karyanya mulai dilirik oleh orang-orang di sekitarnya. Ia pun memperbanyak karya setiap harinya dan mulai mengomersialkan melalui akun sosial medianya.

Noni mengakui, dirinya lebih sering merias nail art pada kuku palsu. Selain lebih mudah, menggunakan kuku palsu juga membuatnya dapat memproduksi lebih banyak nail art. Dalam sehari, Noni mampu memproduksi lebih dari dua puluh kuku palsu yang ciamik.

Harganya pun cukup terjangkau. Dia membanderol Rp 30 ribu hingga Rp 50 ribu rupiah untuk satu tangan alias lima kuku nail art. “Harga tergantung dari daerah. Kalau di luar Jember itu mainnya Rp 80 ribu ke atas. Saya pernah coba harga segitu, ternyata tidak ada yang minat. Berarti pasarannya harus diturunkan,” kata Noni.

Pembeliannya pun bisa melalui daring dan untuk desain sesuai keinginan. Pembeli bisa memberikan contoh atau gambaran nail art yang diinginkan.

Meski demikian, Noni sempat mendapat pengalaman pahit saat menjual karyanya. Ia pernah mendapatkan banyak pesanan nail art kuku palsu dengan motif yang cukup rumit. Setelah ia buatkan dan nail art siap dikirimkan, tiba-tiba pembeli tersebut membatalkan. “Setelah itu tidak ada kabar. Padahal sudah telanjur saya buat,” katanya.

Dari pengalaman tersebut, Noni mengambil pelajaran untuk berhati-hati dan memastikan keinginan pembelinya.

Jurnalis: Delfi Nihayah
Fotografer: Tri Joko S
Editor: Mahrus Sholih