Mobile_AP_Rectangle 1
BONDOWOSO, RADARJEMBER.ID – Berbeda dengan jenis ular pada umumnya. Reptil cantik jenis Molurus Albino (Molab) ini justru menjadi kawan bermain sehari-hari. Pasalnya, ular yang dipelihara sedari kecil ini tidak membahayakan. Namun, sering menjadi tontonan orang-orang karena kecantikan warnanya yang menarik hati.
Usai Ganti Kulit, Ular Phyton Molab Semakin Cantik Berkilau
Pemelihara ular jenis Molab, Mohammad Haris mengatakan, hewan reptil peliharaannya tidak seganas ular sanca yang lain. Menurutnya, ular itu mampu membedakan mahluk hidup berdarah panas dan dingin. Bagi reptil yang satu ini, tubuh manusia dikategorikan mahluk berdarah dingin. Sehingga, dipegang bagaimanapun, ia tidak akan melakukan serangan. Sementara pada daging santapannya, ia tidak segan-segan untuk membinasakan. Karena dianggap sebagai mahluk berdarah panas.
Haris menambahkan, pemeliharaan ular Molab harus dirawat sejak kecil. Menurutnya, memelihara ular sejak bayi akan membuat hewan peliharaannya jinak atau mudah diatur. Ular itu dirawat sejak umur satu hingga dua mingguan setelah menetas. Akhirnya, ular yang dipeliharanya cepat jinak dan asyik saat diajak bermain untuk mengisi waktu luangnya sehari-hari. “Kalau sudah tidak ada kerjaan, kami sekeluarga bermain dengan ular,” terangnya, kemarin (13/8) kepada Jawa Pos Radar Ijen.
Sejak kecil, ular sudah diajari beraktivitas dengan manusia. Hal itu, menjadi tahap latihan agar terbiasa saat dipegang. Bisa juga menjadi penghias ruangan. Bahkan sering menjadi hiburan bagi orang-orang sekitar. Itulah yang membuat Molab bisa beradaptasi dengan siapapun dan tidak membahayakan jika dimainkan. “Kalau sudah dirawat dari kecil pasti cepat jinaknya. Apalagi sudah sering dilatih berinteraksi dengan manusia,” terang Haris
Berbeda jika merawat ular liar, kata pria yang sudah 13 tahun menjadi pemelihara ini. Meskipun jenisnya sama, tetapi menjinakkannya sangat lama. Karena, ular masih perlu diadaptasikan dengan lingkungan baru. Apalagi, orang-orang di sekelilingnya dianggap mengusik keberadaannya. Akan sangat agresif untuk menyerang pemeliharanya. Karena sejak menetas sudah hidup di alam liar. “Butuh waktu yang cukup panjang untuk menjinakkan,” urainya.
Dia menyampaikan, beberapa hal yang penting untuk diperhatikan saat memelihara ular. Seperti memberikan fasilitas yang nyaman, tidak telat memberikan makan dan dijauhkan dari anak-anak yang masih belum mengerti. “Sebenarnya tidak akan menggigit. Tapi khawatir ularnya hilang tidak diketahui,” katanya sembari tertawa menatap Molab.
Pria Kelahiran Grujugan Bondowoso ini menuturkan, pemelihara harus peka pada kondisi hidup ularnya. Baik pola makan atau karakter dari ularnya. Sehingga, tidak keliru dalam memberikan perawatan. Perawatan dilakukan seperti pada umumnya. Asupan makan yang biasa diberikan Haris ke Molab berupa tikus dan daging ayam. Dirinya memberi makan ular cukup satu kali dalam dua minggu karena umurnya sudah empat tahun. “Kalau masih berumur enam bulan, biasanya satu minggu satu kali,” ungkapnya.
Mobile_AP_Rectangle 2
Jurnalis: Zaini Dahlan
Fotografer: Zaini Dahlan
Editor: Mega Silvia
- Advertisement -
BONDOWOSO, RADARJEMBER.ID – Berbeda dengan jenis ular pada umumnya. Reptil cantik jenis Molurus Albino (Molab) ini justru menjadi kawan bermain sehari-hari. Pasalnya, ular yang dipelihara sedari kecil ini tidak membahayakan. Namun, sering menjadi tontonan orang-orang karena kecantikan warnanya yang menarik hati.
Usai Ganti Kulit, Ular Phyton Molab Semakin Cantik Berkilau
Pemelihara ular jenis Molab, Mohammad Haris mengatakan, hewan reptil peliharaannya tidak seganas ular sanca yang lain. Menurutnya, ular itu mampu membedakan mahluk hidup berdarah panas dan dingin. Bagi reptil yang satu ini, tubuh manusia dikategorikan mahluk berdarah dingin. Sehingga, dipegang bagaimanapun, ia tidak akan melakukan serangan. Sementara pada daging santapannya, ia tidak segan-segan untuk membinasakan. Karena dianggap sebagai mahluk berdarah panas.
Haris menambahkan, pemeliharaan ular Molab harus dirawat sejak kecil. Menurutnya, memelihara ular sejak bayi akan membuat hewan peliharaannya jinak atau mudah diatur. Ular itu dirawat sejak umur satu hingga dua mingguan setelah menetas. Akhirnya, ular yang dipeliharanya cepat jinak dan asyik saat diajak bermain untuk mengisi waktu luangnya sehari-hari. “Kalau sudah tidak ada kerjaan, kami sekeluarga bermain dengan ular,” terangnya, kemarin (13/8) kepada Jawa Pos Radar Ijen.
Sejak kecil, ular sudah diajari beraktivitas dengan manusia. Hal itu, menjadi tahap latihan agar terbiasa saat dipegang. Bisa juga menjadi penghias ruangan. Bahkan sering menjadi hiburan bagi orang-orang sekitar. Itulah yang membuat Molab bisa beradaptasi dengan siapapun dan tidak membahayakan jika dimainkan. “Kalau sudah dirawat dari kecil pasti cepat jinaknya. Apalagi sudah sering dilatih berinteraksi dengan manusia,” terang Haris
Berbeda jika merawat ular liar, kata pria yang sudah 13 tahun menjadi pemelihara ini. Meskipun jenisnya sama, tetapi menjinakkannya sangat lama. Karena, ular masih perlu diadaptasikan dengan lingkungan baru. Apalagi, orang-orang di sekelilingnya dianggap mengusik keberadaannya. Akan sangat agresif untuk menyerang pemeliharanya. Karena sejak menetas sudah hidup di alam liar. “Butuh waktu yang cukup panjang untuk menjinakkan,” urainya.
Dia menyampaikan, beberapa hal yang penting untuk diperhatikan saat memelihara ular. Seperti memberikan fasilitas yang nyaman, tidak telat memberikan makan dan dijauhkan dari anak-anak yang masih belum mengerti. “Sebenarnya tidak akan menggigit. Tapi khawatir ularnya hilang tidak diketahui,” katanya sembari tertawa menatap Molab.
Pria Kelahiran Grujugan Bondowoso ini menuturkan, pemelihara harus peka pada kondisi hidup ularnya. Baik pola makan atau karakter dari ularnya. Sehingga, tidak keliru dalam memberikan perawatan. Perawatan dilakukan seperti pada umumnya. Asupan makan yang biasa diberikan Haris ke Molab berupa tikus dan daging ayam. Dirinya memberi makan ular cukup satu kali dalam dua minggu karena umurnya sudah empat tahun. “Kalau masih berumur enam bulan, biasanya satu minggu satu kali,” ungkapnya.
Jurnalis: Zaini Dahlan
Fotografer: Zaini Dahlan
Editor: Mega Silvia
BONDOWOSO, RADARJEMBER.ID – Berbeda dengan jenis ular pada umumnya. Reptil cantik jenis Molurus Albino (Molab) ini justru menjadi kawan bermain sehari-hari. Pasalnya, ular yang dipelihara sedari kecil ini tidak membahayakan. Namun, sering menjadi tontonan orang-orang karena kecantikan warnanya yang menarik hati.
Usai Ganti Kulit, Ular Phyton Molab Semakin Cantik Berkilau
Pemelihara ular jenis Molab, Mohammad Haris mengatakan, hewan reptil peliharaannya tidak seganas ular sanca yang lain. Menurutnya, ular itu mampu membedakan mahluk hidup berdarah panas dan dingin. Bagi reptil yang satu ini, tubuh manusia dikategorikan mahluk berdarah dingin. Sehingga, dipegang bagaimanapun, ia tidak akan melakukan serangan. Sementara pada daging santapannya, ia tidak segan-segan untuk membinasakan. Karena dianggap sebagai mahluk berdarah panas.
Haris menambahkan, pemeliharaan ular Molab harus dirawat sejak kecil. Menurutnya, memelihara ular sejak bayi akan membuat hewan peliharaannya jinak atau mudah diatur. Ular itu dirawat sejak umur satu hingga dua mingguan setelah menetas. Akhirnya, ular yang dipeliharanya cepat jinak dan asyik saat diajak bermain untuk mengisi waktu luangnya sehari-hari. “Kalau sudah tidak ada kerjaan, kami sekeluarga bermain dengan ular,” terangnya, kemarin (13/8) kepada Jawa Pos Radar Ijen.
Sejak kecil, ular sudah diajari beraktivitas dengan manusia. Hal itu, menjadi tahap latihan agar terbiasa saat dipegang. Bisa juga menjadi penghias ruangan. Bahkan sering menjadi hiburan bagi orang-orang sekitar. Itulah yang membuat Molab bisa beradaptasi dengan siapapun dan tidak membahayakan jika dimainkan. “Kalau sudah dirawat dari kecil pasti cepat jinaknya. Apalagi sudah sering dilatih berinteraksi dengan manusia,” terang Haris
Berbeda jika merawat ular liar, kata pria yang sudah 13 tahun menjadi pemelihara ini. Meskipun jenisnya sama, tetapi menjinakkannya sangat lama. Karena, ular masih perlu diadaptasikan dengan lingkungan baru. Apalagi, orang-orang di sekelilingnya dianggap mengusik keberadaannya. Akan sangat agresif untuk menyerang pemeliharanya. Karena sejak menetas sudah hidup di alam liar. “Butuh waktu yang cukup panjang untuk menjinakkan,” urainya.
Dia menyampaikan, beberapa hal yang penting untuk diperhatikan saat memelihara ular. Seperti memberikan fasilitas yang nyaman, tidak telat memberikan makan dan dijauhkan dari anak-anak yang masih belum mengerti. “Sebenarnya tidak akan menggigit. Tapi khawatir ularnya hilang tidak diketahui,” katanya sembari tertawa menatap Molab.
Pria Kelahiran Grujugan Bondowoso ini menuturkan, pemelihara harus peka pada kondisi hidup ularnya. Baik pola makan atau karakter dari ularnya. Sehingga, tidak keliru dalam memberikan perawatan. Perawatan dilakukan seperti pada umumnya. Asupan makan yang biasa diberikan Haris ke Molab berupa tikus dan daging ayam. Dirinya memberi makan ular cukup satu kali dalam dua minggu karena umurnya sudah empat tahun. “Kalau masih berumur enam bulan, biasanya satu minggu satu kali,” ungkapnya.
Jurnalis: Zaini Dahlan
Fotografer: Zaini Dahlan
Editor: Mega Silvia