JEMBER, RADARJEMBER.ID – MENJADI dalang dalam tokoh pewayangan merupakan kebanggaan tersendiri. Secara tidak langsung, orang yang main wayang ikut menjadi bagian dalam mempertahankan budaya asli Indonesia.
Keasyikan main wayang ini disampaikan, Ketua Paguyuban Dalang Taruna Jember (Padatajem) Wahyu Donz Septiawan. Menurut dia, tokoh dalam wayang mempunyai keistemewaan dan karakteristik masing-masing. Sesuai dengan bentuk dan peranannya. “Dalam wayang ini mempunyai karakteristik masing-masing,” jelasnya kepada Jawa Pos Radar Jember.
Seperti wayang miliknya, yang bernama Jagal Abi Lowo atau yang biasa disebut Bima. Tokoh wayang ini merupakan sosok yang tegas dan berpendirian teguh. Dia hanya takut pada Tuhan dan yang paling dihormati adalah ibunya dan kedua kakaknya yang lebih tua. “Meskipun dalam tokoh pewayangan itu lebih sakti dia, ketika ada tokoh yang lebih tua, pasti dia hormati,” terangnya.
Dia menceritakan, wayang tersebut sangat istimewa. Waktu itu, dirinya diberi oleh salah seorang guru bernama Ki Manteb Sudarsono. “Ibaratnya, wayang ini bagi saya merupakan jimat, tidak semua orang mempunyai wayang tersebut,” imbuhnya.
Di J-Klab tersebut, hanya ada beberapa tokoh yang dibawa, seperti tokoh Gatotkaca, Setiaki, Rahwana, Arjuna, Bolodewo, dan Punto Dewo. “Semuanya tidak sempat kami bawa, karena di rumah lumayan banyak, kalau dibawa semua insyaallah tidak muat,” tegasnya.
Wahyu menyebut, pembuatan wayang yaitu menggunakan bahan dari kulit. Saat ini menurutnya sudah banyak wayang yang terbuat dari bahan plastik dan sak semen. “Kami pilih kulit karena kualitasnya bagus dan awet,” ujarnya.
Khusus wayang miliknya terbuat dari kulit kerbau. Harganya lebih mahal dari kulit sapi. Kualitasnya juga bagus. “Kulit kerbau ngambil dari luar daerah, seperti Bantul, kalau hanya kulit sapi cukup di lokal Jember banyak sekali,” ucapnya.
Dia berharap, seni tradisi seperti reog, jaranan, dan wayang agar lebih diperhatikan lagi oleh pemerintah karena sudah menjadi kebudayaan dan identitas negara. “Kita harus bersyukur karena dalang muda di Jember ini sangat banyak sekali,” pungkasnya.
Jurnalis: mg6
Fotografer: Tri Joko S
Editor: Nur Hariri