Mobile_AP_Rectangle 1
Letkol Sroedji dan Brigade III Damarwoelan sempat memberikan perlawanan sengit. Tidak disangka, rakyat di desa itu pun turut membantu berperang melawan Belanda. Takdir pun menjemput Sroedji, dalam sebuah serangan, moncong-moncong senapan mesin Belanda akhirnya berhasil mendapati tubuh Sroedji. Letkol Moh Seroedji akhirnya gugur di medan perang.
Jayus mengungkapkan, hingga saat ini masyarakat setempat sangat menjunjung tinggi monumen tersebut. Upaya masyarakat untuk menghargai peninggalan pahlawan Letkol Sroedji yaitu dengan merawat monumen tersebut. “Dijaga kebersihannya, masjidnya digunakan sampai sekarang,” pungkas Jayus.
Jurnalis: Dian Cahyani
Fotografer: Dian Cahyani
Editor: Nur Hariri
- Advertisement -
Letkol Sroedji dan Brigade III Damarwoelan sempat memberikan perlawanan sengit. Tidak disangka, rakyat di desa itu pun turut membantu berperang melawan Belanda. Takdir pun menjemput Sroedji, dalam sebuah serangan, moncong-moncong senapan mesin Belanda akhirnya berhasil mendapati tubuh Sroedji. Letkol Moh Seroedji akhirnya gugur di medan perang.
Jayus mengungkapkan, hingga saat ini masyarakat setempat sangat menjunjung tinggi monumen tersebut. Upaya masyarakat untuk menghargai peninggalan pahlawan Letkol Sroedji yaitu dengan merawat monumen tersebut. “Dijaga kebersihannya, masjidnya digunakan sampai sekarang,” pungkas Jayus.
Jurnalis: Dian Cahyani
Fotografer: Dian Cahyani
Editor: Nur Hariri
Letkol Sroedji dan Brigade III Damarwoelan sempat memberikan perlawanan sengit. Tidak disangka, rakyat di desa itu pun turut membantu berperang melawan Belanda. Takdir pun menjemput Sroedji, dalam sebuah serangan, moncong-moncong senapan mesin Belanda akhirnya berhasil mendapati tubuh Sroedji. Letkol Moh Seroedji akhirnya gugur di medan perang.
Jayus mengungkapkan, hingga saat ini masyarakat setempat sangat menjunjung tinggi monumen tersebut. Upaya masyarakat untuk menghargai peninggalan pahlawan Letkol Sroedji yaitu dengan merawat monumen tersebut. “Dijaga kebersihannya, masjidnya digunakan sampai sekarang,” pungkas Jayus.
Jurnalis: Dian Cahyani
Fotografer: Dian Cahyani
Editor: Nur Hariri