Mobile_AP_Rectangle 1
JEMBER, RADARJEMBER.ID – Kabupaten Jember terkenal dengan wisata budaya yang hanya ada satu di dunia, yakni Jember Fashion Carnival (JFC). Selain itu, Jember juga memiliki agenda Festival Jember Kota Cerutu Indonesia (JKCI). Artinya, Kabupaten Jember memiliki kekayaan wisata budaya yang cukup melimpah.
Di tengah era revolusi industri, sudah seharusnya Jember juga mengikuti tren global agar tak semakin tertinggal. Melalui konsep hibrid, Dinas Pariwisata dan Kebudayaan Kabupaten Jember ingin memperkenalkan wisata kekayaan Jember kepada dunia.
Kepala Dinas Pariwisata dan Kebudayaan Jember Arif Tyahyono mengatakan, konsep hibrid tersebut adalah konsep gabungan antara pelaksanaan acara secara luring dan daring. Salah satu yang telah dilakukan sebelumnya adalah moment JFC Kids, tahun lalu. “Kemarin sudah ada JFC Kids dan itu bisa ditonton oleh orang luar negeri,” paparnya.
Mobile_AP_Rectangle 2
Anggota DPRD Komisi B Alfian Andri Wijaya mendukung rencana tersebut. Bahkan ia menyarankan agar dinas pariwisata tak hanya melakukan konsep hibrid. Namun juga penerapan transaksi wisata melalui e-commerce.
“Misalnya di wisata kuliner, pengunjung transaksi secara online dan langsung terkoneksi dengan dinas terkait. Ini agar tak terjadi manipulasi data atau pajak. Sekarang sudah banyak para ahli, tinggal kita eksekusi kalau kita mau,” ungkapnya.
Reporter: mg1
Fotografer: Dokumentasi Radar Jember
Editor: Mahrus Sholih
- Advertisement -
JEMBER, RADARJEMBER.ID – Kabupaten Jember terkenal dengan wisata budaya yang hanya ada satu di dunia, yakni Jember Fashion Carnival (JFC). Selain itu, Jember juga memiliki agenda Festival Jember Kota Cerutu Indonesia (JKCI). Artinya, Kabupaten Jember memiliki kekayaan wisata budaya yang cukup melimpah.
Di tengah era revolusi industri, sudah seharusnya Jember juga mengikuti tren global agar tak semakin tertinggal. Melalui konsep hibrid, Dinas Pariwisata dan Kebudayaan Kabupaten Jember ingin memperkenalkan wisata kekayaan Jember kepada dunia.
Kepala Dinas Pariwisata dan Kebudayaan Jember Arif Tyahyono mengatakan, konsep hibrid tersebut adalah konsep gabungan antara pelaksanaan acara secara luring dan daring. Salah satu yang telah dilakukan sebelumnya adalah moment JFC Kids, tahun lalu. “Kemarin sudah ada JFC Kids dan itu bisa ditonton oleh orang luar negeri,” paparnya.
Anggota DPRD Komisi B Alfian Andri Wijaya mendukung rencana tersebut. Bahkan ia menyarankan agar dinas pariwisata tak hanya melakukan konsep hibrid. Namun juga penerapan transaksi wisata melalui e-commerce.
“Misalnya di wisata kuliner, pengunjung transaksi secara online dan langsung terkoneksi dengan dinas terkait. Ini agar tak terjadi manipulasi data atau pajak. Sekarang sudah banyak para ahli, tinggal kita eksekusi kalau kita mau,” ungkapnya.
Reporter: mg1
Fotografer: Dokumentasi Radar Jember
Editor: Mahrus Sholih
JEMBER, RADARJEMBER.ID – Kabupaten Jember terkenal dengan wisata budaya yang hanya ada satu di dunia, yakni Jember Fashion Carnival (JFC). Selain itu, Jember juga memiliki agenda Festival Jember Kota Cerutu Indonesia (JKCI). Artinya, Kabupaten Jember memiliki kekayaan wisata budaya yang cukup melimpah.
Di tengah era revolusi industri, sudah seharusnya Jember juga mengikuti tren global agar tak semakin tertinggal. Melalui konsep hibrid, Dinas Pariwisata dan Kebudayaan Kabupaten Jember ingin memperkenalkan wisata kekayaan Jember kepada dunia.
Kepala Dinas Pariwisata dan Kebudayaan Jember Arif Tyahyono mengatakan, konsep hibrid tersebut adalah konsep gabungan antara pelaksanaan acara secara luring dan daring. Salah satu yang telah dilakukan sebelumnya adalah moment JFC Kids, tahun lalu. “Kemarin sudah ada JFC Kids dan itu bisa ditonton oleh orang luar negeri,” paparnya.
Anggota DPRD Komisi B Alfian Andri Wijaya mendukung rencana tersebut. Bahkan ia menyarankan agar dinas pariwisata tak hanya melakukan konsep hibrid. Namun juga penerapan transaksi wisata melalui e-commerce.
“Misalnya di wisata kuliner, pengunjung transaksi secara online dan langsung terkoneksi dengan dinas terkait. Ini agar tak terjadi manipulasi data atau pajak. Sekarang sudah banyak para ahli, tinggal kita eksekusi kalau kita mau,” ungkapnya.
Reporter: mg1
Fotografer: Dokumentasi Radar Jember
Editor: Mahrus Sholih