Mobile_AP_Rectangle 1
LUMAJANG, RADARJEMBER.ID – Bunyi alat musik rinding ketika dimainkan Sardula Kelana di depan rumahnya kecil dan mendengung. Salah satu jenis alat musik harpa mulut ini juga terdapat di Lumajang. Tepatnya di Desa Kalisemut, Kecamatan Padang, serta Desa Dadapan, Kecamatan Gucialit, Kabupaten Lumajang.
Hanya Nada Tunggal di Alat Musik Rinding
Di sejumlah daerah, alat musik ini memiliki beberapa penamaan. Daerah Madura biasa menyebut dengan rendhing, Bali dan Lombok menamainya genggong. Kemudian wilayah Jawa Barat menjulukinya dengan karinding. Beda daerah beda istilah, tetapi bentuknya kurang lebih sama. Sama-sama menggunakan bahan dasar dari bambu.
Mobile_AP_Rectangle 2
Di Lumajang tidak ada literasi yang cukup untuk menjelaskan kapan serta asal muasal alat musik ini muncul termasuk di dua desa tersebut. Hanya mendasari cerita dari mulut ke mulut yang beredar dari masyarakat setempat. Diperkirakan alat ini telah ada sejak puluhan tahun silam. Tepatnya sekitar tahun 1920.
“Ini alat musik dari leluhurnya Pak Sutimbang dari Kalisemut dan Pak Toyan dari Dadapan. Keduanya mengaku sejak kecil sering diajak main alat ini oleh bapak dan kakeknya,” kata Sardula Kelana ketika ditemui di rumahnya di Desa Banjarwaru, Kecamatan Lumajang, Kabupaten Lumajang, beberapa waktu lalu.
- Advertisement -
LUMAJANG, RADARJEMBER.ID – Bunyi alat musik rinding ketika dimainkan Sardula Kelana di depan rumahnya kecil dan mendengung. Salah satu jenis alat musik harpa mulut ini juga terdapat di Lumajang. Tepatnya di Desa Kalisemut, Kecamatan Padang, serta Desa Dadapan, Kecamatan Gucialit, Kabupaten Lumajang.
Hanya Nada Tunggal di Alat Musik Rinding
Di sejumlah daerah, alat musik ini memiliki beberapa penamaan. Daerah Madura biasa menyebut dengan rendhing, Bali dan Lombok menamainya genggong. Kemudian wilayah Jawa Barat menjulukinya dengan karinding. Beda daerah beda istilah, tetapi bentuknya kurang lebih sama. Sama-sama menggunakan bahan dasar dari bambu.
Di Lumajang tidak ada literasi yang cukup untuk menjelaskan kapan serta asal muasal alat musik ini muncul termasuk di dua desa tersebut. Hanya mendasari cerita dari mulut ke mulut yang beredar dari masyarakat setempat. Diperkirakan alat ini telah ada sejak puluhan tahun silam. Tepatnya sekitar tahun 1920.
“Ini alat musik dari leluhurnya Pak Sutimbang dari Kalisemut dan Pak Toyan dari Dadapan. Keduanya mengaku sejak kecil sering diajak main alat ini oleh bapak dan kakeknya,” kata Sardula Kelana ketika ditemui di rumahnya di Desa Banjarwaru, Kecamatan Lumajang, Kabupaten Lumajang, beberapa waktu lalu.
LUMAJANG, RADARJEMBER.ID – Bunyi alat musik rinding ketika dimainkan Sardula Kelana di depan rumahnya kecil dan mendengung. Salah satu jenis alat musik harpa mulut ini juga terdapat di Lumajang. Tepatnya di Desa Kalisemut, Kecamatan Padang, serta Desa Dadapan, Kecamatan Gucialit, Kabupaten Lumajang.
Hanya Nada Tunggal di Alat Musik Rinding
Di sejumlah daerah, alat musik ini memiliki beberapa penamaan. Daerah Madura biasa menyebut dengan rendhing, Bali dan Lombok menamainya genggong. Kemudian wilayah Jawa Barat menjulukinya dengan karinding. Beda daerah beda istilah, tetapi bentuknya kurang lebih sama. Sama-sama menggunakan bahan dasar dari bambu.
Di Lumajang tidak ada literasi yang cukup untuk menjelaskan kapan serta asal muasal alat musik ini muncul termasuk di dua desa tersebut. Hanya mendasari cerita dari mulut ke mulut yang beredar dari masyarakat setempat. Diperkirakan alat ini telah ada sejak puluhan tahun silam. Tepatnya sekitar tahun 1920.
“Ini alat musik dari leluhurnya Pak Sutimbang dari Kalisemut dan Pak Toyan dari Dadapan. Keduanya mengaku sejak kecil sering diajak main alat ini oleh bapak dan kakeknya,” kata Sardula Kelana ketika ditemui di rumahnya di Desa Banjarwaru, Kecamatan Lumajang, Kabupaten Lumajang, beberapa waktu lalu.