JEMBER, RADARJEMBER.ID – Peradapan Jember selama ini dikenal dengan daerah perkebunan yang menghasilkan tembakau berkualitas. Jauh sebelum itu Jember punya bukti-bukti peradapan masa silam.
BACA JUGA :Â Edukasi Sejarah Perkebunan Jember
Untuk menyaksikan jember masa lampau, tidak perlu menelusuri jauh-jauh, hingga ke hutan, gunung, ataupun desa. Tapi bisa dilihat langsung bukti peradapan itu di koleksi benda cagar budaya milik Dinas Pariwisata dan Kebudayaan (Disparbud) Jember.
Lokasinya berada di komplek Dinas Pendidikan (Dispendik) Jember yang berada di Kecamatan Patrang. Ruangan koleksi cagar budaya itu berada di belakang area kantor Dispendik atau dekat dengan Lapangan Tenis Dispendik.
Ruang yang sederhana tersebut menyajikan beberapa jenis temuan batuan purbakala yang tersimpan rapi di etalase. Tidak sekedar batu, tapi juga ada keris, setrika kuno, hingga peralatan masak dari peradapaan dahulu kala.
Umur batuan tersebut bervariasi, ada yang sudah berumur hingga ribuan tahun. Bahkan, diperkirakan batuan sarkofagus di koleksi benda cagar budaya tersebut usianya 4.000 tahun. Sarkofagus adalah kubur batu yang terdapat wadah dan tutup.
Juru kunci Penjaga Koleksi Benda Cagar Budaya Jember, Joko Suhartijo mengatakan, beberapa batu yang menunjukkan kehidupan zaman. “Di sini banyak batu-batu bersejarah, yang ditemukan masyarakat, jadi memang kami amankan di sini semua agar bisa dibuat pelajaran kepada generasi berikutnya nanti,” jelasnya.
Jenis batu yang ditemukan rata rata berjenis batuan andesit, artinya batu tersebut utuh, bukan batu yang tersusun dari kerikil atau batu sedimen. Pria asli Ponorogo tersebut menambahkan, bebatuan tersebut digunakan sebagai peralatan hidup sehari-hari, maka zaman ini dikenal dengan zaman batu atau disebut megalitikum. Sebab masyarakatnya menggunakan batu untuk beraktivitas apa pun.
“Usianya juga bervariasi, kalau yang sarkofagus ini sudah berusia 4000 tahun, yang lain ada yang ribuan dan ratusan tahun yang lalu. Jadi batu-batu ini ada jauh sebelum masehi,” jelasnya. Dari hasil penelitian, batu sarkofagus itu biasa digunakan untuk penyimpanan mayat pada zamannya, bentuknya melebar berpalung dengan lubang di tengah.
Biasanya mayat diletakkan dalam kondisi ditekuk. Selain batu, juga tertata rapi benda-benda bersejarah peninggalan zaman penjajahan, mulai dari mesin jahit, setrika manual, botol-botol Belanda serta beberapa benda lainnya. “Jadi kalau diruntut benda-benda yang ada di sini cukup memberikan gambaran bagaimana kehidupan zaman sebelum sekarang,” Tutur Joko kepada Jawa Pos Radar Jember. (mg4/nur/dwi)