23.5 C
Jember
Saturday, 25 March 2023

Ramadan, Tetap Bisa Donor Darah

Mobile_AP_Rectangle 1

JEMBER, RADARJEMBER.ID – Antusiasme masyarakat di pertengahan Ramadan untuk donor darah kini semakin tampak. Walau peminat donor darah cukup tinggi, tapi tidak banyak yang ditolak lantaran hemoglobin atau Hb dalam darah merah masih rendah. Agar pendonor bisa diterima, salah satu caranya yakni mengonsumsi makanan bergizi dan jangan begadang.

Ketua PMI Kabupaten Jember Zaenal Marzuki mengatakan, hingga hari ke-15 Ramadan, PMI Jember telah mendapatkan setidaknya 2.101 kantong darah. Jumlah itu didapat tidak hanya dari depan Masjid Jami Al Baitul Amien, tapi juga hasil dari keliling di sembilan kecamatan.

Kebutuhan PMI Jember pada momen Ramadan dan Lebaran ini setidaknya 6 ribu kantong darah. Sehingga, pada awal Ramadan langsung melakukan langkah-langkah agar ketersediaan darah hingga Lebaran tidak terganggu dan tercukupi. “Selain datang ke setiap kecamatan, donor juga dilakukan di instansi. Termasuk TNI dan kepolisian, untuk menjaga pasokan darah,” jelasnya.

Mobile_AP_Rectangle 2

Dia mengaku warga juga kian antusias datang sendiri untuk mendonorkan darah selama Ramadan. Salah satunya di depan Masjid Jami Al Baitul Amien. Bahkan, pada 26 April kemarin telah terhimpun 31 kantong. Sayangnya, ada 17 pendonor yang ditolak karena gagal pemeriksaan awal.

Petugas Pengerah dan Pelestari Donor Darah Sukarela (P2D2S) Gurita Dwi menambahkan, pendonor yang ditolak karena gagal pemeriksaan awal rata-rata adalah karena Hb-nya rendah. Prosedurnya angka Hb yang dibutuhkan adalah 12,5 sampai 17.

Penyebab Hb dalam sel darah merah itu rendah, kata dia, biasanya karena beberapa faktor. Termasuk soal asupan makanan. “Karena puasa, untuk konsumsi menu bukanya tidak hanya banyak nasi saja. Tapi juga harus ada protein dan sayur serta air putih,” jelasnya.

Hal tak kalah penting, lanjut dia, umumnya yang terjadi adalah kurang istirahat atau bergadang. Banyak yang gagal donor itu karena kurang istirahat. Tidak sekadar Hb akan turun, tensi darah juga rendah, sehingga tidak disarankan untuk donor.

“Kurang tidur akan berdampak pada mengantuk. Dan mengantuk adalah tanda oksigen ke otak ini kurang. Sehingga bila dipaksakan untuk donor, dampaknya akan lebih terasa, yaitu merasa pusing,” paparnya. Hemoglobin adalah komponen dalam sel darah merah untuk mengikat oksigen ke dalam darah.

Gurita menambahkan, karena saat ini momen ibadah puasa, maka waktu yang tepat untuk donor darah adalah dua jam setelah berbuka. Sebab, makanan yang dikonsumsi saat berbuka telah bisa diserap oleh tubuh.

 

 

Jurnalis : Dwi Siswanto
Fotografer : Dwi Siswanto
Redaktur : Lintang Anis Bena Kinanti

- Advertisement -

JEMBER, RADARJEMBER.ID – Antusiasme masyarakat di pertengahan Ramadan untuk donor darah kini semakin tampak. Walau peminat donor darah cukup tinggi, tapi tidak banyak yang ditolak lantaran hemoglobin atau Hb dalam darah merah masih rendah. Agar pendonor bisa diterima, salah satu caranya yakni mengonsumsi makanan bergizi dan jangan begadang.

Ketua PMI Kabupaten Jember Zaenal Marzuki mengatakan, hingga hari ke-15 Ramadan, PMI Jember telah mendapatkan setidaknya 2.101 kantong darah. Jumlah itu didapat tidak hanya dari depan Masjid Jami Al Baitul Amien, tapi juga hasil dari keliling di sembilan kecamatan.

Kebutuhan PMI Jember pada momen Ramadan dan Lebaran ini setidaknya 6 ribu kantong darah. Sehingga, pada awal Ramadan langsung melakukan langkah-langkah agar ketersediaan darah hingga Lebaran tidak terganggu dan tercukupi. “Selain datang ke setiap kecamatan, donor juga dilakukan di instansi. Termasuk TNI dan kepolisian, untuk menjaga pasokan darah,” jelasnya.

Dia mengaku warga juga kian antusias datang sendiri untuk mendonorkan darah selama Ramadan. Salah satunya di depan Masjid Jami Al Baitul Amien. Bahkan, pada 26 April kemarin telah terhimpun 31 kantong. Sayangnya, ada 17 pendonor yang ditolak karena gagal pemeriksaan awal.

Petugas Pengerah dan Pelestari Donor Darah Sukarela (P2D2S) Gurita Dwi menambahkan, pendonor yang ditolak karena gagal pemeriksaan awal rata-rata adalah karena Hb-nya rendah. Prosedurnya angka Hb yang dibutuhkan adalah 12,5 sampai 17.

Penyebab Hb dalam sel darah merah itu rendah, kata dia, biasanya karena beberapa faktor. Termasuk soal asupan makanan. “Karena puasa, untuk konsumsi menu bukanya tidak hanya banyak nasi saja. Tapi juga harus ada protein dan sayur serta air putih,” jelasnya.

Hal tak kalah penting, lanjut dia, umumnya yang terjadi adalah kurang istirahat atau bergadang. Banyak yang gagal donor itu karena kurang istirahat. Tidak sekadar Hb akan turun, tensi darah juga rendah, sehingga tidak disarankan untuk donor.

“Kurang tidur akan berdampak pada mengantuk. Dan mengantuk adalah tanda oksigen ke otak ini kurang. Sehingga bila dipaksakan untuk donor, dampaknya akan lebih terasa, yaitu merasa pusing,” paparnya. Hemoglobin adalah komponen dalam sel darah merah untuk mengikat oksigen ke dalam darah.

Gurita menambahkan, karena saat ini momen ibadah puasa, maka waktu yang tepat untuk donor darah adalah dua jam setelah berbuka. Sebab, makanan yang dikonsumsi saat berbuka telah bisa diserap oleh tubuh.

 

 

Jurnalis : Dwi Siswanto
Fotografer : Dwi Siswanto
Redaktur : Lintang Anis Bena Kinanti

JEMBER, RADARJEMBER.ID – Antusiasme masyarakat di pertengahan Ramadan untuk donor darah kini semakin tampak. Walau peminat donor darah cukup tinggi, tapi tidak banyak yang ditolak lantaran hemoglobin atau Hb dalam darah merah masih rendah. Agar pendonor bisa diterima, salah satu caranya yakni mengonsumsi makanan bergizi dan jangan begadang.

Ketua PMI Kabupaten Jember Zaenal Marzuki mengatakan, hingga hari ke-15 Ramadan, PMI Jember telah mendapatkan setidaknya 2.101 kantong darah. Jumlah itu didapat tidak hanya dari depan Masjid Jami Al Baitul Amien, tapi juga hasil dari keliling di sembilan kecamatan.

Kebutuhan PMI Jember pada momen Ramadan dan Lebaran ini setidaknya 6 ribu kantong darah. Sehingga, pada awal Ramadan langsung melakukan langkah-langkah agar ketersediaan darah hingga Lebaran tidak terganggu dan tercukupi. “Selain datang ke setiap kecamatan, donor juga dilakukan di instansi. Termasuk TNI dan kepolisian, untuk menjaga pasokan darah,” jelasnya.

Dia mengaku warga juga kian antusias datang sendiri untuk mendonorkan darah selama Ramadan. Salah satunya di depan Masjid Jami Al Baitul Amien. Bahkan, pada 26 April kemarin telah terhimpun 31 kantong. Sayangnya, ada 17 pendonor yang ditolak karena gagal pemeriksaan awal.

Petugas Pengerah dan Pelestari Donor Darah Sukarela (P2D2S) Gurita Dwi menambahkan, pendonor yang ditolak karena gagal pemeriksaan awal rata-rata adalah karena Hb-nya rendah. Prosedurnya angka Hb yang dibutuhkan adalah 12,5 sampai 17.

Penyebab Hb dalam sel darah merah itu rendah, kata dia, biasanya karena beberapa faktor. Termasuk soal asupan makanan. “Karena puasa, untuk konsumsi menu bukanya tidak hanya banyak nasi saja. Tapi juga harus ada protein dan sayur serta air putih,” jelasnya.

Hal tak kalah penting, lanjut dia, umumnya yang terjadi adalah kurang istirahat atau bergadang. Banyak yang gagal donor itu karena kurang istirahat. Tidak sekadar Hb akan turun, tensi darah juga rendah, sehingga tidak disarankan untuk donor.

“Kurang tidur akan berdampak pada mengantuk. Dan mengantuk adalah tanda oksigen ke otak ini kurang. Sehingga bila dipaksakan untuk donor, dampaknya akan lebih terasa, yaitu merasa pusing,” paparnya. Hemoglobin adalah komponen dalam sel darah merah untuk mengikat oksigen ke dalam darah.

Gurita menambahkan, karena saat ini momen ibadah puasa, maka waktu yang tepat untuk donor darah adalah dua jam setelah berbuka. Sebab, makanan yang dikonsumsi saat berbuka telah bisa diserap oleh tubuh.

 

 

Jurnalis : Dwi Siswanto
Fotografer : Dwi Siswanto
Redaktur : Lintang Anis Bena Kinanti

BERITA TERKINI

Wajib Dibaca