JEMBER, RADARJEMBER.ID – Siapa yang tidak kenal bunga telang? Bunga yang selama ini dikenal tumbuh di hutan ini memiliki warna dan bentuk yang menarik. Siapa yang menyangka, jika dikombinasikan dengan bahan lain, ada manfaat yang bisa didapatkan.
Ya, bunga yang umumnya berwarna ungu muda, biru, atau merah muda tersebut bisa dijadikan bahan untuk minuman herbal. Dengan dicampur daun pandan, serai, jahe, serta daun mint.
Inilah yang tengah dikembangkan oleh anggota komunitas Tanoker Ledokombo. Di kawasan tersebut, bunga telang sengaja ditanam untuk berbagai tujuan. Salah satunya untuk pembelajaran mencintai lingkungan bagi generasi muda dan warga setempat.
Selain itu, diketahui bunga telang memiliki nilai ekonomis tinggi. Hal itu diungkapkan oleh Farha Ciciek, founder Tanoker Ledokombo. Bahkan, dirinya berharap ke depan taman bunga telang bisa dijadikan wisata edukasi. “Wisatawan datang ke Kecamatan Ledokombo tidak sekadar melihat dari dekat permainan tradisional egrang. Namun, bisa memetik langsung dan mengolah tanaman ini menjadi minuman,” paparnya.
Di Tanoker Ledokombo, lanjut dia, terdapat tiga warna bunga telang seperti ungu muda, ungu tua, dan putih. Selain memiliki warna indah, pemanfaatan bunga telang bisa membuat tubuh sehat karena mengandung antioksidan tinggi. “Setiap tamu ke sini selalu kami suguhi minuman teh bunga telang, dan mereka suka sekali,” terang Ciciek.
Sementara itu, Suporaharjo, suami Farha Ciciek, menambahkan, keduanya memiliki obsesi menjadikan bunga liar itu sebagai ikon Kecamatan Ledokombo selain Tanoker. Menurut Supo, sapaan akrabnya, tanaman ini bisa dijadikan bahan makanan juga. “Bisa dijadikan pelengkap nasi pecel dan membuat makanan tersebut lebih terasa enak. Walau mungkin terdengar asing di telinga,” ujarnya.
Dia sendiri selalu menambahkan bunga telang setiap sarapan nasi pecel. Tenang, rasa bunga ini tidak pahit dan aman dikonsumsi. “Justru semakin menambah rasa,” imbuhnya.
Kini bunga telang mulai dilirik orang sebagai peluang bisnis. Bahkan di berbagai kota besar di Indonesia, harga bunga kering ini mencapai Rp 1-1,2 jutaan per kilogramnya.
Jurnalis : Winardyasto
Fotografer : Winardyasto
Redaktur : Lintang Anis Bena Kinanti