Mobile_AP_Rectangle 1
JEMBER, RADARJEMBER.ID – Angka Kematian Ibu (AKI) dan Angka Kematian Bayi (AKB) terbilang masih tinggi di Kabupaten Jember. Data yang dihimpun Pemerintah Provinsi Jawa Timur, selama tahun 2020 Jember memiliki AKB tertinggi sebanyak 324 kasus.
Menanggapi hal tersebut, Bupati Jember Hendy Siswanto mengatakan, itu adalah permasalahan yang harus segera diselesaikan. Menurutnya, salah satu penyebab utama AKI-AKB adalah maraknya pernikahan dini di Jember. Pernikahan tersebut juga tidak didata secara khusus. Sehingga tidak dilakukan edukasi bagi mereka saat hamil dan melahirkan.
“Yang namanya AKB dan AKI itu persoalannya sederhana. Karena big data yang tidak jelas,” ungkapnya.
Mobile_AP_Rectangle 2
Menurutnya, langkah mudah yang dapat dilakukan adalah dengan bantuan posyandu dan PKK. Sebab, mereka adalah jembatan yang menghubungkan antara program pemerintah daerah dengan masyarakat.
“Yang kedua adalah peran dari ibu PKK dan punya posyandu dimana-mana. Di samping itu, pemerintah mendukung peran mereka,” imbuhnya.
Terpisah, Plt Kepala Dinas Kesehatan Kabupaten Jember Dyah Kusworini mengatakan, ada banyak faktor penyebab AKI/AKB. Oleh sebab itu, pihaknya sedang mengkaji permasalahan itu dari faktor dasar hingga kompleks. Dirinya juga tak segan memberikan data dan kesempatan bagi masyarakat atau mahasiswa yang ingin meneliti tentang AKI/AKB di kabupaten setempat.
“Kami terbuka. Jika ada mahasiswa mau penelitian, ayo kita cari solusinya bersama-sama. Karena ini memang yang sedang kami pikirkan belakangan ini,” paparnya.
Reporter: mg1
Foto: default radarjember.id
Editor: Mahrus Sholih
- Advertisement -
JEMBER, RADARJEMBER.ID – Angka Kematian Ibu (AKI) dan Angka Kematian Bayi (AKB) terbilang masih tinggi di Kabupaten Jember. Data yang dihimpun Pemerintah Provinsi Jawa Timur, selama tahun 2020 Jember memiliki AKB tertinggi sebanyak 324 kasus.
Menanggapi hal tersebut, Bupati Jember Hendy Siswanto mengatakan, itu adalah permasalahan yang harus segera diselesaikan. Menurutnya, salah satu penyebab utama AKI-AKB adalah maraknya pernikahan dini di Jember. Pernikahan tersebut juga tidak didata secara khusus. Sehingga tidak dilakukan edukasi bagi mereka saat hamil dan melahirkan.
“Yang namanya AKB dan AKI itu persoalannya sederhana. Karena big data yang tidak jelas,” ungkapnya.
Menurutnya, langkah mudah yang dapat dilakukan adalah dengan bantuan posyandu dan PKK. Sebab, mereka adalah jembatan yang menghubungkan antara program pemerintah daerah dengan masyarakat.
“Yang kedua adalah peran dari ibu PKK dan punya posyandu dimana-mana. Di samping itu, pemerintah mendukung peran mereka,” imbuhnya.
Terpisah, Plt Kepala Dinas Kesehatan Kabupaten Jember Dyah Kusworini mengatakan, ada banyak faktor penyebab AKI/AKB. Oleh sebab itu, pihaknya sedang mengkaji permasalahan itu dari faktor dasar hingga kompleks. Dirinya juga tak segan memberikan data dan kesempatan bagi masyarakat atau mahasiswa yang ingin meneliti tentang AKI/AKB di kabupaten setempat.
“Kami terbuka. Jika ada mahasiswa mau penelitian, ayo kita cari solusinya bersama-sama. Karena ini memang yang sedang kami pikirkan belakangan ini,” paparnya.
Reporter: mg1
Foto: default radarjember.id
Editor: Mahrus Sholih
JEMBER, RADARJEMBER.ID – Angka Kematian Ibu (AKI) dan Angka Kematian Bayi (AKB) terbilang masih tinggi di Kabupaten Jember. Data yang dihimpun Pemerintah Provinsi Jawa Timur, selama tahun 2020 Jember memiliki AKB tertinggi sebanyak 324 kasus.
Menanggapi hal tersebut, Bupati Jember Hendy Siswanto mengatakan, itu adalah permasalahan yang harus segera diselesaikan. Menurutnya, salah satu penyebab utama AKI-AKB adalah maraknya pernikahan dini di Jember. Pernikahan tersebut juga tidak didata secara khusus. Sehingga tidak dilakukan edukasi bagi mereka saat hamil dan melahirkan.
“Yang namanya AKB dan AKI itu persoalannya sederhana. Karena big data yang tidak jelas,” ungkapnya.
Menurutnya, langkah mudah yang dapat dilakukan adalah dengan bantuan posyandu dan PKK. Sebab, mereka adalah jembatan yang menghubungkan antara program pemerintah daerah dengan masyarakat.
“Yang kedua adalah peran dari ibu PKK dan punya posyandu dimana-mana. Di samping itu, pemerintah mendukung peran mereka,” imbuhnya.
Terpisah, Plt Kepala Dinas Kesehatan Kabupaten Jember Dyah Kusworini mengatakan, ada banyak faktor penyebab AKI/AKB. Oleh sebab itu, pihaknya sedang mengkaji permasalahan itu dari faktor dasar hingga kompleks. Dirinya juga tak segan memberikan data dan kesempatan bagi masyarakat atau mahasiswa yang ingin meneliti tentang AKI/AKB di kabupaten setempat.
“Kami terbuka. Jika ada mahasiswa mau penelitian, ayo kita cari solusinya bersama-sama. Karena ini memang yang sedang kami pikirkan belakangan ini,” paparnya.
Reporter: mg1
Foto: default radarjember.id
Editor: Mahrus Sholih