29.4 C
Jember
Wednesday, 22 March 2023

Nyeri saat Haid, Bisa Jadi Kista

Mobile_AP_Rectangle 1

JEMBER, RADARJEMBER.ID – Rasa nyeri yang dialami seorang wanita saat masa haid atau durasi halangan yang tak menentu ini patut dicurigai. Sebab, perlu segera mendapatkan pemeriksaan lebih lanjut.

Fitriatul Latifah misalnya. Hampir setahun menjalin rumah tangga, belum ada tanda-tanda kehamilan. Bahkan, sudah tak terhitung berapa alat pengecek kehamilan yang dia beli.

“Yang menjadi beban itu kalau sering telat datang bulan,” ungkapnya. Dia berharap itu adalah tanda-tanda kehamilan. Ternyata, hatinya harus pupus setiap kali melihat hanya ada satu garis pada alat pengecek kehamilan tersebut. Di lain sisi, dia kerap berpikir bahwa ada penyakit yang dia derita. Salah satunya adalah kista. Lalu, apa itu kista?

Mobile_AP_Rectangle 2

Terpisah, dokter spesialis kandungan, dr Zaki Afif SpOG, menerangkan bahwa kista ovarium merupakan benjolan atau tumor yang biasa terdapat di indung telur wanita. “Benjolan itu berisi cairan yang bisa tambah besar,” lanjutnya. Jadi, secara umum, karena hormon wanita itu tidak seimbang, terdapat gangguan. Nah, pembentukan sel telur yang tidak seimbang menimbulkan kista.

Lalu, apa saja faktor penyebabnya? Warga Perumahan Bernardy Land Blok D 11, Kelurahan Slawu, Kecamatan Patrang, tersebut menerangkan bahwa pola hidup sangat berpengaruh. “Pertama, jika kerap mengonsumsi hal-hal yang mengandung bahan kimia. Juga jika sering terpapar asap rokok,” ulasnya. Pihaknya kerap menyebutnya zat karsinogen alias zat yang paling mudah menumbuhkan kanker dalam tubuh.

Selain gaya hidup, dia memaparkan bahwa stres juga bisa mengakibatkan terjadinya kista. “Sebab, stres mampu memengaruhi hormon seorang wanita,” terangnya.

Lebih lanjut, dia menjelaskan bahwa perangai kista itu bisa diketahui. Pertama, jika menemukan benjolan di perut yang kian membesar. Kedua, merasakan nyeri yang hebat saat datang bulan alias haid. Ketiga, haid yang tidak teratur. “Sebulan kadang tidak halangan, atau bahkan halangan terus dalam sebulan,” terangnya.

Lalu, apakah setiap terkena kista perlu dioperasi? Dia menyatakan bahwa tak semua kista harus dioperasi. “Bergantung ukurannya,” paparnya. Jika kurang dari lima sentimeter, tak perlu dibedah. Menurut dr Zaki, benjolan tersebut akan hilang dengan sendirinya jika seseorang menjaga hormonnya dengan baik.

Karena itu, jika hormon sudah kembali normal, dia mengimbau para wanita untuk menjauhi gaya hidup yang tidak baik. “Makan sehat, hindari stres, dan rajin berolahraga,” lanjutnya.

Jika tidak segera diperiksakan, akan menjadi salah satu faktor seseorang sulit mendapatkan keturunan. Biasanya, terjadi jika setahun hingga dua tahun pasangan muda tak kunjung mendapatkan keturunan. Namun, untuk mengetahuinya secara detail, perlu memeriksakan diri. Dia menegaskan bahwa setiap wanita berpotensi ada kista. Jadi, perlu mawas diri terhadap kesehatan masing-masing.

 

 

Jurnalis : Isnein Purnomo
Fotografer : Freepik.com
Redaktur : Lintang Anis Bena Kinanti

- Advertisement -

JEMBER, RADARJEMBER.ID – Rasa nyeri yang dialami seorang wanita saat masa haid atau durasi halangan yang tak menentu ini patut dicurigai. Sebab, perlu segera mendapatkan pemeriksaan lebih lanjut.

Fitriatul Latifah misalnya. Hampir setahun menjalin rumah tangga, belum ada tanda-tanda kehamilan. Bahkan, sudah tak terhitung berapa alat pengecek kehamilan yang dia beli.

“Yang menjadi beban itu kalau sering telat datang bulan,” ungkapnya. Dia berharap itu adalah tanda-tanda kehamilan. Ternyata, hatinya harus pupus setiap kali melihat hanya ada satu garis pada alat pengecek kehamilan tersebut. Di lain sisi, dia kerap berpikir bahwa ada penyakit yang dia derita. Salah satunya adalah kista. Lalu, apa itu kista?

Terpisah, dokter spesialis kandungan, dr Zaki Afif SpOG, menerangkan bahwa kista ovarium merupakan benjolan atau tumor yang biasa terdapat di indung telur wanita. “Benjolan itu berisi cairan yang bisa tambah besar,” lanjutnya. Jadi, secara umum, karena hormon wanita itu tidak seimbang, terdapat gangguan. Nah, pembentukan sel telur yang tidak seimbang menimbulkan kista.

Lalu, apa saja faktor penyebabnya? Warga Perumahan Bernardy Land Blok D 11, Kelurahan Slawu, Kecamatan Patrang, tersebut menerangkan bahwa pola hidup sangat berpengaruh. “Pertama, jika kerap mengonsumsi hal-hal yang mengandung bahan kimia. Juga jika sering terpapar asap rokok,” ulasnya. Pihaknya kerap menyebutnya zat karsinogen alias zat yang paling mudah menumbuhkan kanker dalam tubuh.

Selain gaya hidup, dia memaparkan bahwa stres juga bisa mengakibatkan terjadinya kista. “Sebab, stres mampu memengaruhi hormon seorang wanita,” terangnya.

Lebih lanjut, dia menjelaskan bahwa perangai kista itu bisa diketahui. Pertama, jika menemukan benjolan di perut yang kian membesar. Kedua, merasakan nyeri yang hebat saat datang bulan alias haid. Ketiga, haid yang tidak teratur. “Sebulan kadang tidak halangan, atau bahkan halangan terus dalam sebulan,” terangnya.

Lalu, apakah setiap terkena kista perlu dioperasi? Dia menyatakan bahwa tak semua kista harus dioperasi. “Bergantung ukurannya,” paparnya. Jika kurang dari lima sentimeter, tak perlu dibedah. Menurut dr Zaki, benjolan tersebut akan hilang dengan sendirinya jika seseorang menjaga hormonnya dengan baik.

Karena itu, jika hormon sudah kembali normal, dia mengimbau para wanita untuk menjauhi gaya hidup yang tidak baik. “Makan sehat, hindari stres, dan rajin berolahraga,” lanjutnya.

Jika tidak segera diperiksakan, akan menjadi salah satu faktor seseorang sulit mendapatkan keturunan. Biasanya, terjadi jika setahun hingga dua tahun pasangan muda tak kunjung mendapatkan keturunan. Namun, untuk mengetahuinya secara detail, perlu memeriksakan diri. Dia menegaskan bahwa setiap wanita berpotensi ada kista. Jadi, perlu mawas diri terhadap kesehatan masing-masing.

 

 

Jurnalis : Isnein Purnomo
Fotografer : Freepik.com
Redaktur : Lintang Anis Bena Kinanti

JEMBER, RADARJEMBER.ID – Rasa nyeri yang dialami seorang wanita saat masa haid atau durasi halangan yang tak menentu ini patut dicurigai. Sebab, perlu segera mendapatkan pemeriksaan lebih lanjut.

Fitriatul Latifah misalnya. Hampir setahun menjalin rumah tangga, belum ada tanda-tanda kehamilan. Bahkan, sudah tak terhitung berapa alat pengecek kehamilan yang dia beli.

“Yang menjadi beban itu kalau sering telat datang bulan,” ungkapnya. Dia berharap itu adalah tanda-tanda kehamilan. Ternyata, hatinya harus pupus setiap kali melihat hanya ada satu garis pada alat pengecek kehamilan tersebut. Di lain sisi, dia kerap berpikir bahwa ada penyakit yang dia derita. Salah satunya adalah kista. Lalu, apa itu kista?

Terpisah, dokter spesialis kandungan, dr Zaki Afif SpOG, menerangkan bahwa kista ovarium merupakan benjolan atau tumor yang biasa terdapat di indung telur wanita. “Benjolan itu berisi cairan yang bisa tambah besar,” lanjutnya. Jadi, secara umum, karena hormon wanita itu tidak seimbang, terdapat gangguan. Nah, pembentukan sel telur yang tidak seimbang menimbulkan kista.

Lalu, apa saja faktor penyebabnya? Warga Perumahan Bernardy Land Blok D 11, Kelurahan Slawu, Kecamatan Patrang, tersebut menerangkan bahwa pola hidup sangat berpengaruh. “Pertama, jika kerap mengonsumsi hal-hal yang mengandung bahan kimia. Juga jika sering terpapar asap rokok,” ulasnya. Pihaknya kerap menyebutnya zat karsinogen alias zat yang paling mudah menumbuhkan kanker dalam tubuh.

Selain gaya hidup, dia memaparkan bahwa stres juga bisa mengakibatkan terjadinya kista. “Sebab, stres mampu memengaruhi hormon seorang wanita,” terangnya.

Lebih lanjut, dia menjelaskan bahwa perangai kista itu bisa diketahui. Pertama, jika menemukan benjolan di perut yang kian membesar. Kedua, merasakan nyeri yang hebat saat datang bulan alias haid. Ketiga, haid yang tidak teratur. “Sebulan kadang tidak halangan, atau bahkan halangan terus dalam sebulan,” terangnya.

Lalu, apakah setiap terkena kista perlu dioperasi? Dia menyatakan bahwa tak semua kista harus dioperasi. “Bergantung ukurannya,” paparnya. Jika kurang dari lima sentimeter, tak perlu dibedah. Menurut dr Zaki, benjolan tersebut akan hilang dengan sendirinya jika seseorang menjaga hormonnya dengan baik.

Karena itu, jika hormon sudah kembali normal, dia mengimbau para wanita untuk menjauhi gaya hidup yang tidak baik. “Makan sehat, hindari stres, dan rajin berolahraga,” lanjutnya.

Jika tidak segera diperiksakan, akan menjadi salah satu faktor seseorang sulit mendapatkan keturunan. Biasanya, terjadi jika setahun hingga dua tahun pasangan muda tak kunjung mendapatkan keturunan. Namun, untuk mengetahuinya secara detail, perlu memeriksakan diri. Dia menegaskan bahwa setiap wanita berpotensi ada kista. Jadi, perlu mawas diri terhadap kesehatan masing-masing.

 

 

Jurnalis : Isnein Purnomo
Fotografer : Freepik.com
Redaktur : Lintang Anis Bena Kinanti

BERITA TERKINI

Wajib Dibaca