25.5 C
Jember
Saturday, 10 June 2023

AKI AKB Nyaris Nol

Mobile_AP_Rectangle 1

JEMBER, RADARJEMBER.ID – Inovasi dalam penanganan kesehatan ibu dan anak (KIA) di Kabupaten Bulukumba, Provinsi Sulawesi Selatan, layak ditiru. Kasus yang setiap tahun selalu ada di Jember dan Indonesia, di tempat ini benar-benar menjadi perhatian yang serius. Sekalipun jumlah penduduknya tergolong sedikit, sekitar 45 ribu orang, namun program penanganan AKI, AKB, dan stunting cukup lama dilakukan.

BACA JUGA : Tak Terima Ucapan Megawati Lapor Komnas Perempuan

Model penanganan KIA di Bulukumba dilakukan mulai dari hulu hingga hilir. Angka kematian ibu dan angka kematian bayi (AKI/AKB) serta kasus stunting bisa ditekan sedemikian baik. Kendati masih ada kasus, namun tidak terlalu signifikan.

Mobile_AP_Rectangle 2

Pada kasus AKI, perhatian serius dilakukan dengan berbagai upaya. Mulai dari edukasi remaja mengenai kesehatan reproduksi (kespro), membentuk desa peduli darah, hingga melahirkan Perbup dan Perda tentang kesehatan ibu dan bayi baru lahir (BBL).

Kasus AKI di Bulukumba pada 2021 berjumlah 8 kasus. Sedangkan tahun 2022 ada kenaikan satu kasus, sehingga menjadi 9 kasus AKI.

Kepala Dinas Kesehatan (Dinkes) Kabupaten Bulukumba Umrah Aswani mengungkap, demi menunjang keberlangsungan pencegahan AKI/AKB, ada inovasi yang terus digulirkan. Di antaranya ada kelas ibu hamil, pembentukan desa peduli donor darah, pembuatan perbup, surat edaran bupati tentang penyelamatan ibu dan bayi baru lahir, pendampingan ibu hamil oleh tim pendamping keluarga (TPK), identifikasi seluruh ibu hamil melalui aplikasi E-Kohort, dan pembentukan pokja percepatan penurunan AKI/AKB.

Pada tahun 2015, Bupati Bulukumba Zainuddin Hasan saat itu membuat regulasi dengan meneken Perbup Nomor 73 Tahun 2015 tentang Penyelamatan Ibu dan BBL. Sementara, aplikasi E-Kohort KIA difungsikan untuk mencatat pelayanan dan pemantauan kesehatan ibu hamil, ibu bersalin, ibu nifas, BBL, bayi, dan balita. Data yang dihasilkan menjadi catatan hasil pemeriksaan untuk dasar informasi penting dan lengkap dalam pemantauan KIA.

- Advertisement -

JEMBER, RADARJEMBER.ID – Inovasi dalam penanganan kesehatan ibu dan anak (KIA) di Kabupaten Bulukumba, Provinsi Sulawesi Selatan, layak ditiru. Kasus yang setiap tahun selalu ada di Jember dan Indonesia, di tempat ini benar-benar menjadi perhatian yang serius. Sekalipun jumlah penduduknya tergolong sedikit, sekitar 45 ribu orang, namun program penanganan AKI, AKB, dan stunting cukup lama dilakukan.

BACA JUGA : Tak Terima Ucapan Megawati Lapor Komnas Perempuan

Model penanganan KIA di Bulukumba dilakukan mulai dari hulu hingga hilir. Angka kematian ibu dan angka kematian bayi (AKI/AKB) serta kasus stunting bisa ditekan sedemikian baik. Kendati masih ada kasus, namun tidak terlalu signifikan.

Pada kasus AKI, perhatian serius dilakukan dengan berbagai upaya. Mulai dari edukasi remaja mengenai kesehatan reproduksi (kespro), membentuk desa peduli darah, hingga melahirkan Perbup dan Perda tentang kesehatan ibu dan bayi baru lahir (BBL).

Kasus AKI di Bulukumba pada 2021 berjumlah 8 kasus. Sedangkan tahun 2022 ada kenaikan satu kasus, sehingga menjadi 9 kasus AKI.

Kepala Dinas Kesehatan (Dinkes) Kabupaten Bulukumba Umrah Aswani mengungkap, demi menunjang keberlangsungan pencegahan AKI/AKB, ada inovasi yang terus digulirkan. Di antaranya ada kelas ibu hamil, pembentukan desa peduli donor darah, pembuatan perbup, surat edaran bupati tentang penyelamatan ibu dan bayi baru lahir, pendampingan ibu hamil oleh tim pendamping keluarga (TPK), identifikasi seluruh ibu hamil melalui aplikasi E-Kohort, dan pembentukan pokja percepatan penurunan AKI/AKB.

Pada tahun 2015, Bupati Bulukumba Zainuddin Hasan saat itu membuat regulasi dengan meneken Perbup Nomor 73 Tahun 2015 tentang Penyelamatan Ibu dan BBL. Sementara, aplikasi E-Kohort KIA difungsikan untuk mencatat pelayanan dan pemantauan kesehatan ibu hamil, ibu bersalin, ibu nifas, BBL, bayi, dan balita. Data yang dihasilkan menjadi catatan hasil pemeriksaan untuk dasar informasi penting dan lengkap dalam pemantauan KIA.

JEMBER, RADARJEMBER.ID – Inovasi dalam penanganan kesehatan ibu dan anak (KIA) di Kabupaten Bulukumba, Provinsi Sulawesi Selatan, layak ditiru. Kasus yang setiap tahun selalu ada di Jember dan Indonesia, di tempat ini benar-benar menjadi perhatian yang serius. Sekalipun jumlah penduduknya tergolong sedikit, sekitar 45 ribu orang, namun program penanganan AKI, AKB, dan stunting cukup lama dilakukan.

BACA JUGA : Tak Terima Ucapan Megawati Lapor Komnas Perempuan

Model penanganan KIA di Bulukumba dilakukan mulai dari hulu hingga hilir. Angka kematian ibu dan angka kematian bayi (AKI/AKB) serta kasus stunting bisa ditekan sedemikian baik. Kendati masih ada kasus, namun tidak terlalu signifikan.

Pada kasus AKI, perhatian serius dilakukan dengan berbagai upaya. Mulai dari edukasi remaja mengenai kesehatan reproduksi (kespro), membentuk desa peduli darah, hingga melahirkan Perbup dan Perda tentang kesehatan ibu dan bayi baru lahir (BBL).

Kasus AKI di Bulukumba pada 2021 berjumlah 8 kasus. Sedangkan tahun 2022 ada kenaikan satu kasus, sehingga menjadi 9 kasus AKI.

Kepala Dinas Kesehatan (Dinkes) Kabupaten Bulukumba Umrah Aswani mengungkap, demi menunjang keberlangsungan pencegahan AKI/AKB, ada inovasi yang terus digulirkan. Di antaranya ada kelas ibu hamil, pembentukan desa peduli donor darah, pembuatan perbup, surat edaran bupati tentang penyelamatan ibu dan bayi baru lahir, pendampingan ibu hamil oleh tim pendamping keluarga (TPK), identifikasi seluruh ibu hamil melalui aplikasi E-Kohort, dan pembentukan pokja percepatan penurunan AKI/AKB.

Pada tahun 2015, Bupati Bulukumba Zainuddin Hasan saat itu membuat regulasi dengan meneken Perbup Nomor 73 Tahun 2015 tentang Penyelamatan Ibu dan BBL. Sementara, aplikasi E-Kohort KIA difungsikan untuk mencatat pelayanan dan pemantauan kesehatan ibu hamil, ibu bersalin, ibu nifas, BBL, bayi, dan balita. Data yang dihasilkan menjadi catatan hasil pemeriksaan untuk dasar informasi penting dan lengkap dalam pemantauan KIA.

BERITA TERKINI

Wajib Dibaca