Mobile_AP_Rectangle 1
JEMBER, RADARJEMBER.ID – Sejak awal Ramadan hingga hari ini, jadwal rutin kunjungan ke pasar dan tempat-tempat penjualan makanan masih belum digulirkan. Biasanya kunjungan bersama itu dilakukan sebelum bulan puasa dan menjelang Lebaran. Tujuannya untuk mengecek kondisi makanan dan minuman yang biasa dikonsumsi selama puasa dan Idul Fitri.
Namun, faktor pandemi rupanya membuat jadwal sidak bersama itu sedikit tersendat. Kepala Loka Pengawas Obat dan Makanan (POM) Jember Any Koosbudiwati mengungkapkan, adanya imbauan untuk menghindari kerumunan menjadi musabab agenda sidak belum terjadwal.
“Situasinya masih pandemi. Biasanya kami memang bersama Dinas Kesehatan, Dinas Perindustrian dan Perdagangan, serta unsur lainnya. Tapi, kami masih tetap melakukan koordinasi,” jelas Any.
Mobile_AP_Rectangle 2
Pihaknya selama ini masih fokus melakukan sidak rutin tiap Minggu. Yakni menyasar ke sejumlah pedagang di pinggiran jalan yang menawarkan masakan siap saji. Terutama untuk menu buka puasa atau takjil. “Kami turun rutin setiap pekan. Terakhir kami sasar ke Jalan Kalimantan dan alun-alun,” bebernya.
Dari hasil temuannya itu, lanjutnya, pihaknya memastikan takjil atau sajian berbuka puasa dalam kategori aman. Artinya, tidak ada kandungan berbahaya seperti formalin atau pengawet makanan lain. “Sementara ini masih memenuhi syarat. Tapi ke depannya kan kurang tahu. Karena sidak kami itu sampling secara acak, dan berkelanjutan,” imbuhnya.
Jurnalis : Maulana
Fotografer : Muchammad Ainul Budi
Redaktur : Lintang Anis Bena Kinanti
- Advertisement -
JEMBER, RADARJEMBER.ID – Sejak awal Ramadan hingga hari ini, jadwal rutin kunjungan ke pasar dan tempat-tempat penjualan makanan masih belum digulirkan. Biasanya kunjungan bersama itu dilakukan sebelum bulan puasa dan menjelang Lebaran. Tujuannya untuk mengecek kondisi makanan dan minuman yang biasa dikonsumsi selama puasa dan Idul Fitri.
Namun, faktor pandemi rupanya membuat jadwal sidak bersama itu sedikit tersendat. Kepala Loka Pengawas Obat dan Makanan (POM) Jember Any Koosbudiwati mengungkapkan, adanya imbauan untuk menghindari kerumunan menjadi musabab agenda sidak belum terjadwal.
“Situasinya masih pandemi. Biasanya kami memang bersama Dinas Kesehatan, Dinas Perindustrian dan Perdagangan, serta unsur lainnya. Tapi, kami masih tetap melakukan koordinasi,” jelas Any.
Pihaknya selama ini masih fokus melakukan sidak rutin tiap Minggu. Yakni menyasar ke sejumlah pedagang di pinggiran jalan yang menawarkan masakan siap saji. Terutama untuk menu buka puasa atau takjil. “Kami turun rutin setiap pekan. Terakhir kami sasar ke Jalan Kalimantan dan alun-alun,” bebernya.
Dari hasil temuannya itu, lanjutnya, pihaknya memastikan takjil atau sajian berbuka puasa dalam kategori aman. Artinya, tidak ada kandungan berbahaya seperti formalin atau pengawet makanan lain. “Sementara ini masih memenuhi syarat. Tapi ke depannya kan kurang tahu. Karena sidak kami itu sampling secara acak, dan berkelanjutan,” imbuhnya.
Jurnalis : Maulana
Fotografer : Muchammad Ainul Budi
Redaktur : Lintang Anis Bena Kinanti
JEMBER, RADARJEMBER.ID – Sejak awal Ramadan hingga hari ini, jadwal rutin kunjungan ke pasar dan tempat-tempat penjualan makanan masih belum digulirkan. Biasanya kunjungan bersama itu dilakukan sebelum bulan puasa dan menjelang Lebaran. Tujuannya untuk mengecek kondisi makanan dan minuman yang biasa dikonsumsi selama puasa dan Idul Fitri.
Namun, faktor pandemi rupanya membuat jadwal sidak bersama itu sedikit tersendat. Kepala Loka Pengawas Obat dan Makanan (POM) Jember Any Koosbudiwati mengungkapkan, adanya imbauan untuk menghindari kerumunan menjadi musabab agenda sidak belum terjadwal.
“Situasinya masih pandemi. Biasanya kami memang bersama Dinas Kesehatan, Dinas Perindustrian dan Perdagangan, serta unsur lainnya. Tapi, kami masih tetap melakukan koordinasi,” jelas Any.
Pihaknya selama ini masih fokus melakukan sidak rutin tiap Minggu. Yakni menyasar ke sejumlah pedagang di pinggiran jalan yang menawarkan masakan siap saji. Terutama untuk menu buka puasa atau takjil. “Kami turun rutin setiap pekan. Terakhir kami sasar ke Jalan Kalimantan dan alun-alun,” bebernya.
Dari hasil temuannya itu, lanjutnya, pihaknya memastikan takjil atau sajian berbuka puasa dalam kategori aman. Artinya, tidak ada kandungan berbahaya seperti formalin atau pengawet makanan lain. “Sementara ini masih memenuhi syarat. Tapi ke depannya kan kurang tahu. Karena sidak kami itu sampling secara acak, dan berkelanjutan,” imbuhnya.
Jurnalis : Maulana
Fotografer : Muchammad Ainul Budi
Redaktur : Lintang Anis Bena Kinanti