23.3 C
Jember
Wednesday, 29 March 2023

Vaksinasi  BOOSTER kembalikan Anti body Tubuh

Mobile_AP_Rectangle 1

JEMBER, RADARJEMBER.ID – Kita bisa akhiri pandemi Covid-19 jika kita bersatu melawannya. Sejarah membuktikan, vaksin beberapa kali telah menyelamatkan dunia dari pandemi. Vaksin adalah salah satu temuan berharga dunia sains. Jangan ragu dan jangan takut ikut vaksinasi.

Kemenkes menerbitkan Surat Edaran (SE) untuk memperbarui ketentuan pelaksanaan vaksin Covid-19 booster yang berlaku sejak 27 Januari 2022. SE bernomor SR.02.06/II/508/2022 tersebut ditandatangani Direktur Jenderal Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Maxi Rein Rondonuwu pada 27 Januari 2022.

” Berdasarkan Surat Edaran terbaru, pelaksanaan vaksinasi booster dapat dilaksanakan secara serentak di seluruh kabupaten/kota bagi masyarakat umum, tanpa menunggu target capaian vaksinasi.

Mobile_AP_Rectangle 2

Vaksin booster dinilai dapat meningkatkan atau mengembalikan efektivitas vaksin COVID-19 sebelumnya yang bisa melemah seiring berjalannya waktu, ” Ungkap dr. Alfi Yudisianto Ketua IDI Jember.

Dengan mendapatkan vaksin booster ini, antibodi tubuh bisa terbentuk kembali sehingga tubuh tetap kuat melawan virus Corona. Efek samping pemberian vaksin booster bila belum mencapai waktunya adalah dalam hal tingkat antibodi, bila belum mencapai waktunya titer antibodi yang dihasilkan tidak setinggi kalau sudah mencapai waktunya.

Kedua, fungsi booster vaksin Covid-19 adalah untuk mencegah dari penularan dari varian Covid-19 yang sudah bermutasi. Rekomendasi Perhimpunan Dokter Spesialis Penyakit Dalam (PAPDI) juga menyatakan bahwa 6 bulan sejak pemberian vaksin inactivated, antibodi diketahui mulai berkurang sehingga pemberian vaksin booster Covid-19 dapat diberikan, terutama untuk menghadapi mutasi varian Covid-19 baru. Rekomendasi juga diberikan berdasarkan hasil studi terkait pemberian vaksinasi heterolog/kombinasi. Vaksin booster atau vaksin tambahan dibutuhkan untuk memberikan perlindungan ekstra terhadap mutasi virus corona.

Sama seperti vaksin flu yang membutuhkan booster setiap satu tahun sekali. Vaksin tetanus, difteri, dan pertussis  juga membutuhkan booster setiap sepuluh tahun sekali. Untuk beberapa jenis vaksin, menerima dosis lebih kecil namun sering dinilai lebih efektif ketimbang mendapatkan dosis vaksin yang besar.

Hal ini memungkinkan sistem kekebalan tubuh untuk membangun respons secara berkelanjutan. Jadi, ketika terpapar virus di kemudian hari, antibodi dapat merespons lebih cepat dan mencegah infeksi

virus corona terus berevolusi, mutasi virus ini dapat membuat virus lebih berbahaya dan mampu mengenali respons imun setelah divaksinasi. Artinya, virus dapat lebih mudah menginfeksi meskipun sudah menerima vaksin. Oleh karena itu, vaksin booster sangat dibutuhkan untuk meningkatkan bagian dari respons imun yang tidak dapat dihindari oleh varian virus.

Memilih Jenis Vaksin Booster

Jika mendapat vaksin primer (dosis 1 dan 2) Sinovac, maka akan mendapatkan setengah dosis booster vaksin Pfizer atau AstraZeneca. Jika mendapat vaksin primer AstraZeneca, maka akan mendapatkan setengah dosis booster vaksin Moderna.

Perbedaan jenis vaksin booster dengan dosis 1 dan 2 ini mengacu pada kombinasi vaksin yang dianjurkan Badan Kesehatan Dunia (WHO). Vaksin AstraZeneca, Moderna, dan Pfizer merupakan jenis vaksin yang direkomendasikan sebagai booster. Ketiga vaksin ini cukup efektif untuk meningkatkan antibodi dan berpotensi melindungi diri dari varian Omicron. Tetapi, jenis vaksin ini enggak bisa digunakan buat semua orang. Ada kriterianya sesuai dengan kondisi kesehatannya, seperti di bawah ini.

Vaksin AstraZeneca hanya boleh digunakan untuk usia 18 tahun ke atas, tidak memiliki riwayat penyakit pembekuan darah, tidak memiliki alergi dari vaksin sebelumnya, bukan ibu hamil, dan jika ada penyakit komorbid disarankan berkonsultasi terlebih dahulu dengan dokter. Vaksin Pfizer boleh digunakan untuk orang usia 16 tahun ke atas, tidak memiliki alergi berat, bisa digunakan bagi ibu hamil di atas 12 minggu, serta yang memiliki penyakit komorbid. Vaksin Moderna boleh digunakan untuk orang usia 18 tahun ke atas, dan diprioritaskan buat kelompok orang yang memiliki penyakit komorbid dan autoimun. Jadi, dengan membaca ketentuan tersebut, kita bisa memilih vaksin yang tepat sesuai kondisi kesehatan kita.

Kenapa vaksin booster hanya setengah dosis saja?

Setengah Dosis Bisa Tingkatkan Antibodi, pemberian dosis setengah ini merujuk pada hasil penelitian yang dilakukan untuk mengurangi dampak Kejadian Ikutan Pasca Imunisasi (KIPI) yang lebih ringan. Meskipun dosisnya hanya setengah, vaksin booster ini memiliki peningkatan level antibodi yang relatif sama dengan vaksin dosis penuh. 

“Setiap jenis vaksin dapat memiliki efek KIPI yang berbeda pada setiap orang. Ada yang mengalami KIPI, tapi ada juga yang tidak. Gejala KIPI umumnya seperti mengalami nyeri pada otot, mual, sakit kepala, bahkan demam, ” Jelas dokter Alfi (ges/mul)

- Advertisement -

JEMBER, RADARJEMBER.ID – Kita bisa akhiri pandemi Covid-19 jika kita bersatu melawannya. Sejarah membuktikan, vaksin beberapa kali telah menyelamatkan dunia dari pandemi. Vaksin adalah salah satu temuan berharga dunia sains. Jangan ragu dan jangan takut ikut vaksinasi.

Kemenkes menerbitkan Surat Edaran (SE) untuk memperbarui ketentuan pelaksanaan vaksin Covid-19 booster yang berlaku sejak 27 Januari 2022. SE bernomor SR.02.06/II/508/2022 tersebut ditandatangani Direktur Jenderal Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Maxi Rein Rondonuwu pada 27 Januari 2022.

” Berdasarkan Surat Edaran terbaru, pelaksanaan vaksinasi booster dapat dilaksanakan secara serentak di seluruh kabupaten/kota bagi masyarakat umum, tanpa menunggu target capaian vaksinasi.

Vaksin booster dinilai dapat meningkatkan atau mengembalikan efektivitas vaksin COVID-19 sebelumnya yang bisa melemah seiring berjalannya waktu, ” Ungkap dr. Alfi Yudisianto Ketua IDI Jember.

Dengan mendapatkan vaksin booster ini, antibodi tubuh bisa terbentuk kembali sehingga tubuh tetap kuat melawan virus Corona. Efek samping pemberian vaksin booster bila belum mencapai waktunya adalah dalam hal tingkat antibodi, bila belum mencapai waktunya titer antibodi yang dihasilkan tidak setinggi kalau sudah mencapai waktunya.

Kedua, fungsi booster vaksin Covid-19 adalah untuk mencegah dari penularan dari varian Covid-19 yang sudah bermutasi. Rekomendasi Perhimpunan Dokter Spesialis Penyakit Dalam (PAPDI) juga menyatakan bahwa 6 bulan sejak pemberian vaksin inactivated, antibodi diketahui mulai berkurang sehingga pemberian vaksin booster Covid-19 dapat diberikan, terutama untuk menghadapi mutasi varian Covid-19 baru. Rekomendasi juga diberikan berdasarkan hasil studi terkait pemberian vaksinasi heterolog/kombinasi. Vaksin booster atau vaksin tambahan dibutuhkan untuk memberikan perlindungan ekstra terhadap mutasi virus corona.

Sama seperti vaksin flu yang membutuhkan booster setiap satu tahun sekali. Vaksin tetanus, difteri, dan pertussis  juga membutuhkan booster setiap sepuluh tahun sekali. Untuk beberapa jenis vaksin, menerima dosis lebih kecil namun sering dinilai lebih efektif ketimbang mendapatkan dosis vaksin yang besar.

Hal ini memungkinkan sistem kekebalan tubuh untuk membangun respons secara berkelanjutan. Jadi, ketika terpapar virus di kemudian hari, antibodi dapat merespons lebih cepat dan mencegah infeksi

virus corona terus berevolusi, mutasi virus ini dapat membuat virus lebih berbahaya dan mampu mengenali respons imun setelah divaksinasi. Artinya, virus dapat lebih mudah menginfeksi meskipun sudah menerima vaksin. Oleh karena itu, vaksin booster sangat dibutuhkan untuk meningkatkan bagian dari respons imun yang tidak dapat dihindari oleh varian virus.

Memilih Jenis Vaksin Booster

Jika mendapat vaksin primer (dosis 1 dan 2) Sinovac, maka akan mendapatkan setengah dosis booster vaksin Pfizer atau AstraZeneca. Jika mendapat vaksin primer AstraZeneca, maka akan mendapatkan setengah dosis booster vaksin Moderna.

Perbedaan jenis vaksin booster dengan dosis 1 dan 2 ini mengacu pada kombinasi vaksin yang dianjurkan Badan Kesehatan Dunia (WHO). Vaksin AstraZeneca, Moderna, dan Pfizer merupakan jenis vaksin yang direkomendasikan sebagai booster. Ketiga vaksin ini cukup efektif untuk meningkatkan antibodi dan berpotensi melindungi diri dari varian Omicron. Tetapi, jenis vaksin ini enggak bisa digunakan buat semua orang. Ada kriterianya sesuai dengan kondisi kesehatannya, seperti di bawah ini.

Vaksin AstraZeneca hanya boleh digunakan untuk usia 18 tahun ke atas, tidak memiliki riwayat penyakit pembekuan darah, tidak memiliki alergi dari vaksin sebelumnya, bukan ibu hamil, dan jika ada penyakit komorbid disarankan berkonsultasi terlebih dahulu dengan dokter. Vaksin Pfizer boleh digunakan untuk orang usia 16 tahun ke atas, tidak memiliki alergi berat, bisa digunakan bagi ibu hamil di atas 12 minggu, serta yang memiliki penyakit komorbid. Vaksin Moderna boleh digunakan untuk orang usia 18 tahun ke atas, dan diprioritaskan buat kelompok orang yang memiliki penyakit komorbid dan autoimun. Jadi, dengan membaca ketentuan tersebut, kita bisa memilih vaksin yang tepat sesuai kondisi kesehatan kita.

Kenapa vaksin booster hanya setengah dosis saja?

Setengah Dosis Bisa Tingkatkan Antibodi, pemberian dosis setengah ini merujuk pada hasil penelitian yang dilakukan untuk mengurangi dampak Kejadian Ikutan Pasca Imunisasi (KIPI) yang lebih ringan. Meskipun dosisnya hanya setengah, vaksin booster ini memiliki peningkatan level antibodi yang relatif sama dengan vaksin dosis penuh. 

“Setiap jenis vaksin dapat memiliki efek KIPI yang berbeda pada setiap orang. Ada yang mengalami KIPI, tapi ada juga yang tidak. Gejala KIPI umumnya seperti mengalami nyeri pada otot, mual, sakit kepala, bahkan demam, ” Jelas dokter Alfi (ges/mul)

JEMBER, RADARJEMBER.ID – Kita bisa akhiri pandemi Covid-19 jika kita bersatu melawannya. Sejarah membuktikan, vaksin beberapa kali telah menyelamatkan dunia dari pandemi. Vaksin adalah salah satu temuan berharga dunia sains. Jangan ragu dan jangan takut ikut vaksinasi.

Kemenkes menerbitkan Surat Edaran (SE) untuk memperbarui ketentuan pelaksanaan vaksin Covid-19 booster yang berlaku sejak 27 Januari 2022. SE bernomor SR.02.06/II/508/2022 tersebut ditandatangani Direktur Jenderal Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Maxi Rein Rondonuwu pada 27 Januari 2022.

” Berdasarkan Surat Edaran terbaru, pelaksanaan vaksinasi booster dapat dilaksanakan secara serentak di seluruh kabupaten/kota bagi masyarakat umum, tanpa menunggu target capaian vaksinasi.

Vaksin booster dinilai dapat meningkatkan atau mengembalikan efektivitas vaksin COVID-19 sebelumnya yang bisa melemah seiring berjalannya waktu, ” Ungkap dr. Alfi Yudisianto Ketua IDI Jember.

Dengan mendapatkan vaksin booster ini, antibodi tubuh bisa terbentuk kembali sehingga tubuh tetap kuat melawan virus Corona. Efek samping pemberian vaksin booster bila belum mencapai waktunya adalah dalam hal tingkat antibodi, bila belum mencapai waktunya titer antibodi yang dihasilkan tidak setinggi kalau sudah mencapai waktunya.

Kedua, fungsi booster vaksin Covid-19 adalah untuk mencegah dari penularan dari varian Covid-19 yang sudah bermutasi. Rekomendasi Perhimpunan Dokter Spesialis Penyakit Dalam (PAPDI) juga menyatakan bahwa 6 bulan sejak pemberian vaksin inactivated, antibodi diketahui mulai berkurang sehingga pemberian vaksin booster Covid-19 dapat diberikan, terutama untuk menghadapi mutasi varian Covid-19 baru. Rekomendasi juga diberikan berdasarkan hasil studi terkait pemberian vaksinasi heterolog/kombinasi. Vaksin booster atau vaksin tambahan dibutuhkan untuk memberikan perlindungan ekstra terhadap mutasi virus corona.

Sama seperti vaksin flu yang membutuhkan booster setiap satu tahun sekali. Vaksin tetanus, difteri, dan pertussis  juga membutuhkan booster setiap sepuluh tahun sekali. Untuk beberapa jenis vaksin, menerima dosis lebih kecil namun sering dinilai lebih efektif ketimbang mendapatkan dosis vaksin yang besar.

Hal ini memungkinkan sistem kekebalan tubuh untuk membangun respons secara berkelanjutan. Jadi, ketika terpapar virus di kemudian hari, antibodi dapat merespons lebih cepat dan mencegah infeksi

virus corona terus berevolusi, mutasi virus ini dapat membuat virus lebih berbahaya dan mampu mengenali respons imun setelah divaksinasi. Artinya, virus dapat lebih mudah menginfeksi meskipun sudah menerima vaksin. Oleh karena itu, vaksin booster sangat dibutuhkan untuk meningkatkan bagian dari respons imun yang tidak dapat dihindari oleh varian virus.

Memilih Jenis Vaksin Booster

Jika mendapat vaksin primer (dosis 1 dan 2) Sinovac, maka akan mendapatkan setengah dosis booster vaksin Pfizer atau AstraZeneca. Jika mendapat vaksin primer AstraZeneca, maka akan mendapatkan setengah dosis booster vaksin Moderna.

Perbedaan jenis vaksin booster dengan dosis 1 dan 2 ini mengacu pada kombinasi vaksin yang dianjurkan Badan Kesehatan Dunia (WHO). Vaksin AstraZeneca, Moderna, dan Pfizer merupakan jenis vaksin yang direkomendasikan sebagai booster. Ketiga vaksin ini cukup efektif untuk meningkatkan antibodi dan berpotensi melindungi diri dari varian Omicron. Tetapi, jenis vaksin ini enggak bisa digunakan buat semua orang. Ada kriterianya sesuai dengan kondisi kesehatannya, seperti di bawah ini.

Vaksin AstraZeneca hanya boleh digunakan untuk usia 18 tahun ke atas, tidak memiliki riwayat penyakit pembekuan darah, tidak memiliki alergi dari vaksin sebelumnya, bukan ibu hamil, dan jika ada penyakit komorbid disarankan berkonsultasi terlebih dahulu dengan dokter. Vaksin Pfizer boleh digunakan untuk orang usia 16 tahun ke atas, tidak memiliki alergi berat, bisa digunakan bagi ibu hamil di atas 12 minggu, serta yang memiliki penyakit komorbid. Vaksin Moderna boleh digunakan untuk orang usia 18 tahun ke atas, dan diprioritaskan buat kelompok orang yang memiliki penyakit komorbid dan autoimun. Jadi, dengan membaca ketentuan tersebut, kita bisa memilih vaksin yang tepat sesuai kondisi kesehatan kita.

Kenapa vaksin booster hanya setengah dosis saja?

Setengah Dosis Bisa Tingkatkan Antibodi, pemberian dosis setengah ini merujuk pada hasil penelitian yang dilakukan untuk mengurangi dampak Kejadian Ikutan Pasca Imunisasi (KIPI) yang lebih ringan. Meskipun dosisnya hanya setengah, vaksin booster ini memiliki peningkatan level antibodi yang relatif sama dengan vaksin dosis penuh. 

“Setiap jenis vaksin dapat memiliki efek KIPI yang berbeda pada setiap orang. Ada yang mengalami KIPI, tapi ada juga yang tidak. Gejala KIPI umumnya seperti mengalami nyeri pada otot, mual, sakit kepala, bahkan demam, ” Jelas dokter Alfi (ges/mul)

BERITA TERKINI

Wajib Dibaca