KEPATIHAN, Radar Jember – Kenaikan Covid-19 di Jawa Timur pada 11 November lalu yang mencapai 2.437 kasus aktif juga terjadi di Jember. Walau jumlah kenaikan di Jember masih sedikit, tapi Dinas Kesehatan (Dinkes) Jember sudah melakukan rencana antisipasi dengan melakukan sistem rujukan terintegrasi.
BACA JUGA :Â Mangga Gedong Gincu Segera Mengisi Pasar Jepang
Plt Kepala Dinkes Jember dr Lilik Lailiyah mengatakan, upaya telah dilakukan bersama 13 rumah sakit. Baik milik daerah maupun swasta. Artinya, setiap rumah sakit harus memiliki kesiapan dan meningkatkan pelayanan bila kasus Covid-19 Jember melonjak.
Lilik menjelaskan, dalam rapat bersama rumah sakit tersebut ada kesepakatan untuk melakukan koordinasi setiap dua hari sekali yang dimulai dari hari Kamis, 10 November. Walaupun Dinkes melihat Jember saat ini kasus korona tidak banyak, tapi tetap harus diantisipasi. “Kami merencanakan antisipasi dan terus memantau perkembangan kasus Covid-19 di Jember,” jelasnya.
Selain itu, Dinkes juga tetap melakukan evaluasi dari setiap kasus korona yang ada. “Dari laporan yang diterima, kami terus melakukan evaluasi kasusnya,” ucapnya.
Dinkes juga melakukan koordinasi melalui Zoom bersama dengan rumah sakit dan puskesmas. Hal itu bentuk upaya membuat sistem rujukan terintegrasi.
Dari koordinasi antara rumah sakit dengan puskesmas itu akan diketahui pasien Covid-19 yang perlu dirujuk atau tidak. Sehingga, saat dirujuk pihak rumah sakit sudah siap menerima pasien korona. “Jadi, sangat perlu sekali sistem rujukan terintegrasi seperti ini,” ucapnya.
Dengan koordinasi seperti itu, kata Lilik, juga mendisiplinkan rumah sakit dan puskesmas untuk bisa menerapkan sistem rujukan yang baik. “Agar pelayanan kepada masyarakat lebih baik lagi,” pungkasnya. (mg3/c2/dwi)