22.1 C
Jember
Friday, 9 June 2023

Jangan Takut Donor Darah

Mobile_AP_Rectangle 1

JEMBER, RADARJEMBER.ID – Siang kemarin (15/6), perangai dua orang gadis tampak berseri-seri saat memasuki lorong menuju ruang donor darah di kantor Palang Merah Indonesia (PMI) Jember, Kelurahan/Kecamatan Sumbersari. Menuju salah satu bilik kaca tempat formulir pendaftaran, mereka mengisi identitas diri dan berbagai kemungkinan kesehatan yang mereka alami. Selanjutnya, keduanya memasuki ruangan dan mulai diperiksa oleh dua orang petugas.

Terpisah, Ahmad Muis tampak duduk santai di halaman kantor PMI. Sembari menikmati penganan yang didapat setelah mendonorkan darah, dia sesekali memegangi kapas yang digunakan oleh petugas PMI untuk menutup bekas jarum donor. “Alhamdulillah, saya baru selesai donor darah,” ungkap warga asal Kecamatan Balung itu.

Pria yang telah mendonorkan darahnya secara rutin selama dua bulan sekali itu menyatakan bahwa aktivitas itu sudah dia lakukan sejak 2014. “Kalau sudah rutin, telat sekali saja badan jadi nggak enak, aneh rasanya,” lanjutnya. Sebab, dia merasa bugar setelah mendonorkan darahnya.

Mobile_AP_Rectangle 2

Apalagi, lanjutnya, darah itu digunakan untuk membantu orang lain. “Jadi, ada kepuasan tersendiri,” paparnya.

Lalu, sebenarnya apa saja manfaat dari mendonorkan darah? Kepala UDD PMI Kabupaten Jember dr Dudung Ari Rusli menerangkan bahwa donor darah itu merupakan obat yang bagus. Baik saat mengambil sel darah merah, plasma konvalesen, atau hanya trombositnya.

Bahkan, hingga saat ini, dia menambahkan bahwa industri farmasi belum mampu membuat tiruannya. Karena itu, donor darah menjadi kegiatan yang belum tergantikan.

dr Dudung mengungkapkan, seorang pendonor yang rutin akan mendapatkan pemeriksaan fisik sederhana. Di antaranya tekanan darah, berat badan, dan kadar hemoglobin. Artinya, bisa digunakan untuk pengecekan kesehatan gratis sebelum mendonorkan darah.

Selain itu, akan ada pengecekan darah alias screening virus seperti hepatitis A/B. “Kalau negatif, berarti dia sehat,” ungkapnya.

Dari pengambilan darah sebanyak 350 cc, ada sirkulasi baru karena darah dikeluarkan. Hal ini akan membuat tubuh merangsang dan memproduksi sel darah baru yang lebih bagus dan segar.

Selain itu, dari darah yang dilepaskan terdapat zat besi. “Jika zat besi itu menumpuk, berisiko mengakibatkan jantung koroner,” paparnya.

Donor darah juga mampu menurunkan kadar kolesterol dalam darah. Akan terikut pula radikal bebas, yang bisa meningkatkan risiko pada kejadian kasus kanker keganasan dan proses penuaan dini. Sebab, faktor keganasan pada kanker akan turun.

Dari 350 cc darah yang disumbangkan, dia menjelaskan bahwa ada 600 kalori lemak yang terbuang. “Jadi, membantu menurunkan lemak,” ungkapnya.

Bagi penderita diabetes, kadar HBa1c alias hemoglobin yang terikat dengan glukosa juga bakal terbuang. Namun, dia menuturkan bahwa yang paling penting adalah suatu perasaan maupun pikiran positif muncul pada pendonor. “Mereka tahu bahwa darahnya akan menyembuhkan dan menyelamatkan seseorang,” ucapnya. Tentu saja, hal itu bisa membahagiakan pendonor secara psikis.

Namun, dia menegaskan bahwa transfusi darah sangat dilarang jika darah pendonor yang sedang sakit diberikan kepada orang lain lantaran berbahaya. Namun, ada donor darah yang malah bisa mengurangi atau berdampak kepada penyakit yang dimiliki si pendonor. Yakni, bagi orang stroke yang digunakan sebagai terapi flebotomi. “Darah penderita stroke diambil, tapi tidak ditransfusikan,” tandasnya.

 

 

Jurnalis : Isnein Purnomo
Fotografer : Dwi Siswanto
Redaktur : Lintang Anis Bena Kinanti

- Advertisement -

JEMBER, RADARJEMBER.ID – Siang kemarin (15/6), perangai dua orang gadis tampak berseri-seri saat memasuki lorong menuju ruang donor darah di kantor Palang Merah Indonesia (PMI) Jember, Kelurahan/Kecamatan Sumbersari. Menuju salah satu bilik kaca tempat formulir pendaftaran, mereka mengisi identitas diri dan berbagai kemungkinan kesehatan yang mereka alami. Selanjutnya, keduanya memasuki ruangan dan mulai diperiksa oleh dua orang petugas.

Terpisah, Ahmad Muis tampak duduk santai di halaman kantor PMI. Sembari menikmati penganan yang didapat setelah mendonorkan darah, dia sesekali memegangi kapas yang digunakan oleh petugas PMI untuk menutup bekas jarum donor. “Alhamdulillah, saya baru selesai donor darah,” ungkap warga asal Kecamatan Balung itu.

Pria yang telah mendonorkan darahnya secara rutin selama dua bulan sekali itu menyatakan bahwa aktivitas itu sudah dia lakukan sejak 2014. “Kalau sudah rutin, telat sekali saja badan jadi nggak enak, aneh rasanya,” lanjutnya. Sebab, dia merasa bugar setelah mendonorkan darahnya.

Apalagi, lanjutnya, darah itu digunakan untuk membantu orang lain. “Jadi, ada kepuasan tersendiri,” paparnya.

Lalu, sebenarnya apa saja manfaat dari mendonorkan darah? Kepala UDD PMI Kabupaten Jember dr Dudung Ari Rusli menerangkan bahwa donor darah itu merupakan obat yang bagus. Baik saat mengambil sel darah merah, plasma konvalesen, atau hanya trombositnya.

Bahkan, hingga saat ini, dia menambahkan bahwa industri farmasi belum mampu membuat tiruannya. Karena itu, donor darah menjadi kegiatan yang belum tergantikan.

dr Dudung mengungkapkan, seorang pendonor yang rutin akan mendapatkan pemeriksaan fisik sederhana. Di antaranya tekanan darah, berat badan, dan kadar hemoglobin. Artinya, bisa digunakan untuk pengecekan kesehatan gratis sebelum mendonorkan darah.

Selain itu, akan ada pengecekan darah alias screening virus seperti hepatitis A/B. “Kalau negatif, berarti dia sehat,” ungkapnya.

Dari pengambilan darah sebanyak 350 cc, ada sirkulasi baru karena darah dikeluarkan. Hal ini akan membuat tubuh merangsang dan memproduksi sel darah baru yang lebih bagus dan segar.

Selain itu, dari darah yang dilepaskan terdapat zat besi. “Jika zat besi itu menumpuk, berisiko mengakibatkan jantung koroner,” paparnya.

Donor darah juga mampu menurunkan kadar kolesterol dalam darah. Akan terikut pula radikal bebas, yang bisa meningkatkan risiko pada kejadian kasus kanker keganasan dan proses penuaan dini. Sebab, faktor keganasan pada kanker akan turun.

Dari 350 cc darah yang disumbangkan, dia menjelaskan bahwa ada 600 kalori lemak yang terbuang. “Jadi, membantu menurunkan lemak,” ungkapnya.

Bagi penderita diabetes, kadar HBa1c alias hemoglobin yang terikat dengan glukosa juga bakal terbuang. Namun, dia menuturkan bahwa yang paling penting adalah suatu perasaan maupun pikiran positif muncul pada pendonor. “Mereka tahu bahwa darahnya akan menyembuhkan dan menyelamatkan seseorang,” ucapnya. Tentu saja, hal itu bisa membahagiakan pendonor secara psikis.

Namun, dia menegaskan bahwa transfusi darah sangat dilarang jika darah pendonor yang sedang sakit diberikan kepada orang lain lantaran berbahaya. Namun, ada donor darah yang malah bisa mengurangi atau berdampak kepada penyakit yang dimiliki si pendonor. Yakni, bagi orang stroke yang digunakan sebagai terapi flebotomi. “Darah penderita stroke diambil, tapi tidak ditransfusikan,” tandasnya.

 

 

Jurnalis : Isnein Purnomo
Fotografer : Dwi Siswanto
Redaktur : Lintang Anis Bena Kinanti

JEMBER, RADARJEMBER.ID – Siang kemarin (15/6), perangai dua orang gadis tampak berseri-seri saat memasuki lorong menuju ruang donor darah di kantor Palang Merah Indonesia (PMI) Jember, Kelurahan/Kecamatan Sumbersari. Menuju salah satu bilik kaca tempat formulir pendaftaran, mereka mengisi identitas diri dan berbagai kemungkinan kesehatan yang mereka alami. Selanjutnya, keduanya memasuki ruangan dan mulai diperiksa oleh dua orang petugas.

Terpisah, Ahmad Muis tampak duduk santai di halaman kantor PMI. Sembari menikmati penganan yang didapat setelah mendonorkan darah, dia sesekali memegangi kapas yang digunakan oleh petugas PMI untuk menutup bekas jarum donor. “Alhamdulillah, saya baru selesai donor darah,” ungkap warga asal Kecamatan Balung itu.

Pria yang telah mendonorkan darahnya secara rutin selama dua bulan sekali itu menyatakan bahwa aktivitas itu sudah dia lakukan sejak 2014. “Kalau sudah rutin, telat sekali saja badan jadi nggak enak, aneh rasanya,” lanjutnya. Sebab, dia merasa bugar setelah mendonorkan darahnya.

Apalagi, lanjutnya, darah itu digunakan untuk membantu orang lain. “Jadi, ada kepuasan tersendiri,” paparnya.

Lalu, sebenarnya apa saja manfaat dari mendonorkan darah? Kepala UDD PMI Kabupaten Jember dr Dudung Ari Rusli menerangkan bahwa donor darah itu merupakan obat yang bagus. Baik saat mengambil sel darah merah, plasma konvalesen, atau hanya trombositnya.

Bahkan, hingga saat ini, dia menambahkan bahwa industri farmasi belum mampu membuat tiruannya. Karena itu, donor darah menjadi kegiatan yang belum tergantikan.

dr Dudung mengungkapkan, seorang pendonor yang rutin akan mendapatkan pemeriksaan fisik sederhana. Di antaranya tekanan darah, berat badan, dan kadar hemoglobin. Artinya, bisa digunakan untuk pengecekan kesehatan gratis sebelum mendonorkan darah.

Selain itu, akan ada pengecekan darah alias screening virus seperti hepatitis A/B. “Kalau negatif, berarti dia sehat,” ungkapnya.

Dari pengambilan darah sebanyak 350 cc, ada sirkulasi baru karena darah dikeluarkan. Hal ini akan membuat tubuh merangsang dan memproduksi sel darah baru yang lebih bagus dan segar.

Selain itu, dari darah yang dilepaskan terdapat zat besi. “Jika zat besi itu menumpuk, berisiko mengakibatkan jantung koroner,” paparnya.

Donor darah juga mampu menurunkan kadar kolesterol dalam darah. Akan terikut pula radikal bebas, yang bisa meningkatkan risiko pada kejadian kasus kanker keganasan dan proses penuaan dini. Sebab, faktor keganasan pada kanker akan turun.

Dari 350 cc darah yang disumbangkan, dia menjelaskan bahwa ada 600 kalori lemak yang terbuang. “Jadi, membantu menurunkan lemak,” ungkapnya.

Bagi penderita diabetes, kadar HBa1c alias hemoglobin yang terikat dengan glukosa juga bakal terbuang. Namun, dia menuturkan bahwa yang paling penting adalah suatu perasaan maupun pikiran positif muncul pada pendonor. “Mereka tahu bahwa darahnya akan menyembuhkan dan menyelamatkan seseorang,” ucapnya. Tentu saja, hal itu bisa membahagiakan pendonor secara psikis.

Namun, dia menegaskan bahwa transfusi darah sangat dilarang jika darah pendonor yang sedang sakit diberikan kepada orang lain lantaran berbahaya. Namun, ada donor darah yang malah bisa mengurangi atau berdampak kepada penyakit yang dimiliki si pendonor. Yakni, bagi orang stroke yang digunakan sebagai terapi flebotomi. “Darah penderita stroke diambil, tapi tidak ditransfusikan,” tandasnya.

 

 

Jurnalis : Isnein Purnomo
Fotografer : Dwi Siswanto
Redaktur : Lintang Anis Bena Kinanti

BERITA TERKINI

Wajib Dibaca