JEMBER, RADARJEMBER.ID – Tindakan bunuh diri selalu ada faktor yang melatarbelakanginya. Ada proses panjang hingga akhirnya seseorang memutuskan untuk mengakhiri hidup. Jadi, tidak serta merta tindakan itu dilakukan tanpa adanya sebab. Sejatinya, semua itu bisa dicegah apabila dikenali oleh orang di sekitarnya.
Baca Juga :Â Korban Begal Malah Jadi Tersangka Atas Pembunuhan Pembegal
Nuraini Kusumaningtyas, psikolog Klinis P3LM Universitas Muhammadiyah Jember, menjelaskan, pemicu awalnya adalah stres berkepanjangan yang berujung depresi. “Selanjutnya ada keinginan bunuh diri,” tuturnya. Biasanya, sebelum peristiwa benar-benar terjadi, juga diawali dengan percobaan-percobaan.
Orang-orang seperti ini memiliki ketahanan mental yang lemah. Pribadinya rentan, sehingga kurang bisa merespons suatu problem dengan baik. Ada tekanan atau peristiwa hidup yang terus-menerus menghantui pikirannya. Ada pula yang memang sudah memiliki gangguan kejiwaan. Selain itu, faktor sosial sangat memengaruhi.
Kondisi ini sudah memasuki tingkat yang paling parah. “Biasanya dia sudah merasa hopeless (putus asa, Red), sendirian, jadi beban, dan merasa tidak berharga,” kata Tyas.
Setiap orang memiliki masalahnya masing-masing. Penyebab utama dari timbulnya rasa ingin bunuh diri bisa dari faktor relasi, keluarga, pasangan, teman, finansial, dan pekerjaan. Kondisi lingkungan sekitar yang minim dukungan bisa memperparah kerentanan orang tersebut.
Dalam upaya pencegahan, ada peran internal (diri sendiri) dan eksternal (lingkungan). Memang tidak mudah, kata Tyas, untuk mencegah dari internal. Harus ada kesadaran bahwa dirinya sedang tidak baik-baik saja, sehingga bisa berusaha mencari solusi untuk masalah yang tengah menderanya. Menenangkan diri untuk bisa segera keluar dan mampu membuka lembaran baru.
Jika sudah muncul tanda atau keinginan bunuh diri, harus disadari juga bahwa selalu ada jalan keluar. “Yakini bahwa yang ingin diakhiri bukan hidupnya, tapi pengalaman atau peristiwa buruknya,” ujar psikolog yang berkediaman di Doho itu.
Sebisa mungkin menjauhkan diri dari hal-hal yang menjadi perantara tindak bunuh diri, seperti obat-obatan dan benda tajam. Mencari teman yang dapat dipercaya untuk berbagi cerita akan sangat membantu. Namun, jika tetap tidak bisa dikontrol, bisa mendatangi profesional atau psikolog.
Faktor eksternal diperankan oleh lingkungan sosial di sekitar. Psikolog yang juga sering mengisi suara di K-Radio Jember ini menuturkan, orang-orang di sekeliling ketika mengetahui di dekatnya ada yang menunjukkan gejala depresi dan keputusasaan, harus segera memberikan kepedulian. “Bisa dengan menjadi tempat berbagi, menemani, mendampingi, dan yang terpenting tidak menghakimi,” jelasnya. Selalu dipantau dan menjauhkannya dari benda tajam. (mg8/c2/nur)