23.3 C
Jember
Tuesday, 28 March 2023

Pria 275 Kg Patah Tulang, Dokter Siapkan 2 Meja Operasi

Mobile_AP_Rectangle 1

MALANG KOTA,RADARJEMBER.ID – Kecelakaan jatuh bersama lift di dalam rumah dialami Dwi Ariesta Wardhana, warga Perumahan Puri Kartika Asri dengan berat tubuh 275 kg. Akibatnya Dwi harus dirawat di Ruang ICU karena pasien patah tulang kaki. Pasien selanjutnya dipindahkan ke ruang perawatan reguler pada Senin (9/5) setelah tim dokter Rumah Sakit Saiful Anwar (RSSA) Malang memastikan kondisi pria itu stabil.

BACA JUGA : Senam yang Bisa Atasi Obesitas di Masa Pandemi

dr Agung Riyanto Budi Santoso SpOT(K) menjelaskan, kondisi terakhir Dwi kemarin mengalami patah tulang di engkel kanan dan lutut, serta patah tulang terbuka di engkel bagian kiri. Sementara itu, kondisi punggungnya aman. ”Kalau dihitung, total tulang yang patah ada lima. Yakni, bagian tibia, fibula (keduanya bagian dari tulang kering), cuboid (penghubung dengan jari kaki) pada engkel kiri, melleolus medialis di engkel kanan, dan yang engkel kiri sendinya lepas di bagian pertengahan telapak kaki,” jelasnya.

Mobile_AP_Rectangle 2

Tim dokter pun berencana melakukan tindakan kuratif untuk emergency dan operasi pada lutut bagian kiri setelah kondisi Dwi stabil. Proses operasi emergency diperkirakan menghabiskan waktu selama dua setengah jam ditambah pembiusan. Pihaknya juga melakukan observasi di ICU karena tidak ingin kecolongan, mengingat kasus overweight berisiko mengalami banyak komplikasi. ”Dari hasil pemeriksaan terbaru, tim dokter menemukan masalah pada marker diabetes. Hari ini kita berencana melakukan konsultasi bersama stakeholder atau seksi terkait seperti penyakit dalam dan instalasi gizi,” terang dokter spesialis orthopaedi dan traumatologi itu.

Menurut Agung, salah satu permasalahan Dwi saat ini adalah terkait pengaturan gizi. Antara diet dan proses penyembuhan patah tulangnya agak kontradiktif. Dengan berat badan pasien tersebut, perlu dihitung persentase lemak dan protein. ”Yang dibutuhkan dalam penyembuhan tulang adalah protein. Jadi, nanti akan diatur komposisi nutrisi yang bisa support protein, tetapi bisa menurunkan lemak,” ujarnya.

Tantangan lainnya adalah pemeriksaan CT Scan dan meja operasi. Dengan kondisi tubuh Dwi, tim dokter rencananya akan menyiapkan dua meja operasi, karena satu meja operasi hanya memiliki lebar 70 cm atau setengah dari ukuran tubuhnya. ”Untuk tulang yang masih patah dan belum dioperasi kita pasang gips di bawah biar tidak gerak. Minimal pasien tidak nyeri. Lalu, implan kita akan pasang yang titanium,” katanya.

Jika sudah memperoleh konfirmasi dari divisi penyakit dalam, Agung menargetkan operasi yang sebenarnya akan dilaksanakan pekan depan dalam satu tahap. Proses operasi itu meliputi lutut dan engkel. Sebab, apabila operasi berlangsung dua kali, tentu akan lebih memakan waktu. ”Untuk pengaturan gizi sudah sejak hari pertama. Yang awal kita atur agar gizinya seimbang dulu. Biasanya kita selesaikan patah tulang, baru melakukan program diet,” tandasnya.

 

Editor : Yerry Arintoko Aji

Foto : PMI KOTA MALANG FOR RADAR MALANG

Sumber Berita : radarmalang.jawapos.com

- Advertisement -

MALANG KOTA,RADARJEMBER.ID – Kecelakaan jatuh bersama lift di dalam rumah dialami Dwi Ariesta Wardhana, warga Perumahan Puri Kartika Asri dengan berat tubuh 275 kg. Akibatnya Dwi harus dirawat di Ruang ICU karena pasien patah tulang kaki. Pasien selanjutnya dipindahkan ke ruang perawatan reguler pada Senin (9/5) setelah tim dokter Rumah Sakit Saiful Anwar (RSSA) Malang memastikan kondisi pria itu stabil.

BACA JUGA : Senam yang Bisa Atasi Obesitas di Masa Pandemi

dr Agung Riyanto Budi Santoso SpOT(K) menjelaskan, kondisi terakhir Dwi kemarin mengalami patah tulang di engkel kanan dan lutut, serta patah tulang terbuka di engkel bagian kiri. Sementara itu, kondisi punggungnya aman. ”Kalau dihitung, total tulang yang patah ada lima. Yakni, bagian tibia, fibula (keduanya bagian dari tulang kering), cuboid (penghubung dengan jari kaki) pada engkel kiri, melleolus medialis di engkel kanan, dan yang engkel kiri sendinya lepas di bagian pertengahan telapak kaki,” jelasnya.

Tim dokter pun berencana melakukan tindakan kuratif untuk emergency dan operasi pada lutut bagian kiri setelah kondisi Dwi stabil. Proses operasi emergency diperkirakan menghabiskan waktu selama dua setengah jam ditambah pembiusan. Pihaknya juga melakukan observasi di ICU karena tidak ingin kecolongan, mengingat kasus overweight berisiko mengalami banyak komplikasi. ”Dari hasil pemeriksaan terbaru, tim dokter menemukan masalah pada marker diabetes. Hari ini kita berencana melakukan konsultasi bersama stakeholder atau seksi terkait seperti penyakit dalam dan instalasi gizi,” terang dokter spesialis orthopaedi dan traumatologi itu.

Menurut Agung, salah satu permasalahan Dwi saat ini adalah terkait pengaturan gizi. Antara diet dan proses penyembuhan patah tulangnya agak kontradiktif. Dengan berat badan pasien tersebut, perlu dihitung persentase lemak dan protein. ”Yang dibutuhkan dalam penyembuhan tulang adalah protein. Jadi, nanti akan diatur komposisi nutrisi yang bisa support protein, tetapi bisa menurunkan lemak,” ujarnya.

Tantangan lainnya adalah pemeriksaan CT Scan dan meja operasi. Dengan kondisi tubuh Dwi, tim dokter rencananya akan menyiapkan dua meja operasi, karena satu meja operasi hanya memiliki lebar 70 cm atau setengah dari ukuran tubuhnya. ”Untuk tulang yang masih patah dan belum dioperasi kita pasang gips di bawah biar tidak gerak. Minimal pasien tidak nyeri. Lalu, implan kita akan pasang yang titanium,” katanya.

Jika sudah memperoleh konfirmasi dari divisi penyakit dalam, Agung menargetkan operasi yang sebenarnya akan dilaksanakan pekan depan dalam satu tahap. Proses operasi itu meliputi lutut dan engkel. Sebab, apabila operasi berlangsung dua kali, tentu akan lebih memakan waktu. ”Untuk pengaturan gizi sudah sejak hari pertama. Yang awal kita atur agar gizinya seimbang dulu. Biasanya kita selesaikan patah tulang, baru melakukan program diet,” tandasnya.

 

Editor : Yerry Arintoko Aji

Foto : PMI KOTA MALANG FOR RADAR MALANG

Sumber Berita : radarmalang.jawapos.com

MALANG KOTA,RADARJEMBER.ID – Kecelakaan jatuh bersama lift di dalam rumah dialami Dwi Ariesta Wardhana, warga Perumahan Puri Kartika Asri dengan berat tubuh 275 kg. Akibatnya Dwi harus dirawat di Ruang ICU karena pasien patah tulang kaki. Pasien selanjutnya dipindahkan ke ruang perawatan reguler pada Senin (9/5) setelah tim dokter Rumah Sakit Saiful Anwar (RSSA) Malang memastikan kondisi pria itu stabil.

BACA JUGA : Senam yang Bisa Atasi Obesitas di Masa Pandemi

dr Agung Riyanto Budi Santoso SpOT(K) menjelaskan, kondisi terakhir Dwi kemarin mengalami patah tulang di engkel kanan dan lutut, serta patah tulang terbuka di engkel bagian kiri. Sementara itu, kondisi punggungnya aman. ”Kalau dihitung, total tulang yang patah ada lima. Yakni, bagian tibia, fibula (keduanya bagian dari tulang kering), cuboid (penghubung dengan jari kaki) pada engkel kiri, melleolus medialis di engkel kanan, dan yang engkel kiri sendinya lepas di bagian pertengahan telapak kaki,” jelasnya.

Tim dokter pun berencana melakukan tindakan kuratif untuk emergency dan operasi pada lutut bagian kiri setelah kondisi Dwi stabil. Proses operasi emergency diperkirakan menghabiskan waktu selama dua setengah jam ditambah pembiusan. Pihaknya juga melakukan observasi di ICU karena tidak ingin kecolongan, mengingat kasus overweight berisiko mengalami banyak komplikasi. ”Dari hasil pemeriksaan terbaru, tim dokter menemukan masalah pada marker diabetes. Hari ini kita berencana melakukan konsultasi bersama stakeholder atau seksi terkait seperti penyakit dalam dan instalasi gizi,” terang dokter spesialis orthopaedi dan traumatologi itu.

Menurut Agung, salah satu permasalahan Dwi saat ini adalah terkait pengaturan gizi. Antara diet dan proses penyembuhan patah tulangnya agak kontradiktif. Dengan berat badan pasien tersebut, perlu dihitung persentase lemak dan protein. ”Yang dibutuhkan dalam penyembuhan tulang adalah protein. Jadi, nanti akan diatur komposisi nutrisi yang bisa support protein, tetapi bisa menurunkan lemak,” ujarnya.

Tantangan lainnya adalah pemeriksaan CT Scan dan meja operasi. Dengan kondisi tubuh Dwi, tim dokter rencananya akan menyiapkan dua meja operasi, karena satu meja operasi hanya memiliki lebar 70 cm atau setengah dari ukuran tubuhnya. ”Untuk tulang yang masih patah dan belum dioperasi kita pasang gips di bawah biar tidak gerak. Minimal pasien tidak nyeri. Lalu, implan kita akan pasang yang titanium,” katanya.

Jika sudah memperoleh konfirmasi dari divisi penyakit dalam, Agung menargetkan operasi yang sebenarnya akan dilaksanakan pekan depan dalam satu tahap. Proses operasi itu meliputi lutut dan engkel. Sebab, apabila operasi berlangsung dua kali, tentu akan lebih memakan waktu. ”Untuk pengaturan gizi sudah sejak hari pertama. Yang awal kita atur agar gizinya seimbang dulu. Biasanya kita selesaikan patah tulang, baru melakukan program diet,” tandasnya.

 

Editor : Yerry Arintoko Aji

Foto : PMI KOTA MALANG FOR RADAR MALANG

Sumber Berita : radarmalang.jawapos.com

BERITA TERKINI

Wajib Dibaca