Mobile_AP_Rectangle 1
JEMBER LOR, Radar Jember – Dalam proses persalinan, hal terpenting tidak hanya keselamatan ibu dan bayi. Setelah itu, juga perlu dilakukan pengecekan atau screening pada bayi yang baru lahir. Hal itu bertujuan untuk deteksi dini terhadap kelainan hingga kecacatan.
BACA JUGA : Anggaran Pemkab Bondowoso Tahun Depan Bisa Minus Rp 50 M
Dokter spesialis anak RS Paru Jember, dr Ririn Wahyuningtyastutik SpA, mengatakan, ada berbagai macam jenis screening yang harus dilakukan pada bayi baru lahir. “Ada yang rutin screening-nya, ada juga yang keadaan khusus. Jadi, tergantung jenis screening apa yang dilakukan,” jelasnya.
Mobile_AP_Rectangle 2
Salah satu contoh screening bayi baru melahirkan adalah pendengaran, penglihatan untuk bayi prematur, dan screening hipotiroid untuk mendeteksi kelenjar tiroid. “Screening pada bayi ini harus dilakukan, tidak boleh terlewatkan,” tegas dokter spesialis anak itu.
Screening pendengaran pada bayi baru lahir hanya menunjukkan ada atau tidaknya respons terhadap rangsangan dengan intensitas tertentu. dr Ririn menjelaskan, tindakan itu tidak mengukur beratnya gangguan pendengaran ataupun membedakan jenis tuli, apakah tuli konduktif atau tuli saraf. “Biasanya gangguan pendengaran dapat dideteksi pada usia 0-28 hari, dengan dilakukan pemeriksaan OAE,” jelasnya.
- Advertisement -
JEMBER LOR, Radar Jember – Dalam proses persalinan, hal terpenting tidak hanya keselamatan ibu dan bayi. Setelah itu, juga perlu dilakukan pengecekan atau screening pada bayi yang baru lahir. Hal itu bertujuan untuk deteksi dini terhadap kelainan hingga kecacatan.
BACA JUGA : Anggaran Pemkab Bondowoso Tahun Depan Bisa Minus Rp 50 M
Dokter spesialis anak RS Paru Jember, dr Ririn Wahyuningtyastutik SpA, mengatakan, ada berbagai macam jenis screening yang harus dilakukan pada bayi baru lahir. “Ada yang rutin screening-nya, ada juga yang keadaan khusus. Jadi, tergantung jenis screening apa yang dilakukan,” jelasnya.
Salah satu contoh screening bayi baru melahirkan adalah pendengaran, penglihatan untuk bayi prematur, dan screening hipotiroid untuk mendeteksi kelenjar tiroid. “Screening pada bayi ini harus dilakukan, tidak boleh terlewatkan,” tegas dokter spesialis anak itu.
Screening pendengaran pada bayi baru lahir hanya menunjukkan ada atau tidaknya respons terhadap rangsangan dengan intensitas tertentu. dr Ririn menjelaskan, tindakan itu tidak mengukur beratnya gangguan pendengaran ataupun membedakan jenis tuli, apakah tuli konduktif atau tuli saraf. “Biasanya gangguan pendengaran dapat dideteksi pada usia 0-28 hari, dengan dilakukan pemeriksaan OAE,” jelasnya.
JEMBER LOR, Radar Jember – Dalam proses persalinan, hal terpenting tidak hanya keselamatan ibu dan bayi. Setelah itu, juga perlu dilakukan pengecekan atau screening pada bayi yang baru lahir. Hal itu bertujuan untuk deteksi dini terhadap kelainan hingga kecacatan.
BACA JUGA : Anggaran Pemkab Bondowoso Tahun Depan Bisa Minus Rp 50 M
Dokter spesialis anak RS Paru Jember, dr Ririn Wahyuningtyastutik SpA, mengatakan, ada berbagai macam jenis screening yang harus dilakukan pada bayi baru lahir. “Ada yang rutin screening-nya, ada juga yang keadaan khusus. Jadi, tergantung jenis screening apa yang dilakukan,” jelasnya.
Salah satu contoh screening bayi baru melahirkan adalah pendengaran, penglihatan untuk bayi prematur, dan screening hipotiroid untuk mendeteksi kelenjar tiroid. “Screening pada bayi ini harus dilakukan, tidak boleh terlewatkan,” tegas dokter spesialis anak itu.
Screening pendengaran pada bayi baru lahir hanya menunjukkan ada atau tidaknya respons terhadap rangsangan dengan intensitas tertentu. dr Ririn menjelaskan, tindakan itu tidak mengukur beratnya gangguan pendengaran ataupun membedakan jenis tuli, apakah tuli konduktif atau tuli saraf. “Biasanya gangguan pendengaran dapat dideteksi pada usia 0-28 hari, dengan dilakukan pemeriksaan OAE,” jelasnya.