23.2 C
Jember
Friday, 24 March 2023

Sering Lembur Berisiko Jantung dan Stroke

Mobile_AP_Rectangle 1

BALI, RADARJEMBER.ID – Bagi sebagian pegawai atau karyawan, kerja ekstra atau lebur merupakan hal biasa. Akan tetapi tak banyak yang tahu dampak yang ditimbulkan dari kebiasaan itu. Pekerjaan melampaui batasan dan berlebihan, baik lembur atau berniat mencicil pekerjaan untuk esok hari, bisa berbahaya bagi kesehatan fisik dan mental Anda. Bahkan, penelitian sudah menunjukkan efek samping dan dampak serius dari kebiasaan buruk ini.

BACA JUGA : Eksplorasi Panas Bumi, Sesalkan Jalan Rusak di Jalur Ijen

Empat puluh jam per minggu merupakan jam kerja ideal yang disarankan. Namun, jika berlebih, kondisi ini jelas memberikan dampak buruk bagi kesehatan tubuh, seperti dalam meningkatkan risiko penyakit jantung dan stroke. Bahkan, kedua penyakit ini menyumbang sekitar 745.194 kematian akibat kerja berlebihan.

Mobile_AP_Rectangle 2

Salah satu dampak utama dari kerja berlebihan ialah burnout, yakni kumpulan gejala akibat stres yang berlarut-larut di dunia kerja. Selain itu, penyakit jantung dan stroke juga dapat terjadi bila Anda terlalu banyak bekerja dalam jangka panjang.

Namun, sebelum mengalami dampak jangka panjang, Anda mungkin berisiko mengalami beberapa efek samping umum seperti produktivitas menurun. Jam kerja yang terlalu lama, bisa saja menurunkan produktivitas. Orang yang bekerja lebih lama mungkin tidak menyelesaikan pekerjaan yang lebih banyak dibandingkan saat mereka bekerja secara normal.

Bekerja berlebihan juga berisiko membuat Anda melewatkan waktu makan atau tidak makan sama sekali. Kondisi ini bisa menyebabkan kadar gula darah turun. Akibatnya, wajar bila Anda akan makan secara berlebihan nantinya.

Kurang tidur bisa menjadi pertanda bahwa Anda terlalu banyak bekerja. Padahal, tidur menjadi salah satu langkah mudah untuk meningkatkan kebugaran fisik dan mental.
Kesibukan kerja biasanya membuat Anda cenderung jarang dan malas berolahraga. Cobalah memulai olahraga ringan, seperti jogging dan bersepeda. Lakukan juga olahraga di kantor untuk mengatasi otot kaku dan tegang saat bekerja.

Seseorang yang sering kerja secara berlebihan alias workaholic, lebih berisiko mengalami stres. Stres diketahui melepaskan kortisol dalam tubuh. Pelepasan hormon ini menyebabkan jantung bekerja lebih keras, yang mana dapat meningkatkan risiko penyakit jantung koroner dan stroke. Selain itu, jam kerja yang lama atau panjang juga dapat meningkatkan peluang seseorang untuk terkena depresi dan gangguan kecemasan. (*)

Penulis : Yerry Arintoko Aji
Foto : ilustrasi
Sumber Berita : Baliexpress.jawapos.com

- Advertisement -

BALI, RADARJEMBER.ID – Bagi sebagian pegawai atau karyawan, kerja ekstra atau lebur merupakan hal biasa. Akan tetapi tak banyak yang tahu dampak yang ditimbulkan dari kebiasaan itu. Pekerjaan melampaui batasan dan berlebihan, baik lembur atau berniat mencicil pekerjaan untuk esok hari, bisa berbahaya bagi kesehatan fisik dan mental Anda. Bahkan, penelitian sudah menunjukkan efek samping dan dampak serius dari kebiasaan buruk ini.

BACA JUGA : Eksplorasi Panas Bumi, Sesalkan Jalan Rusak di Jalur Ijen

Empat puluh jam per minggu merupakan jam kerja ideal yang disarankan. Namun, jika berlebih, kondisi ini jelas memberikan dampak buruk bagi kesehatan tubuh, seperti dalam meningkatkan risiko penyakit jantung dan stroke. Bahkan, kedua penyakit ini menyumbang sekitar 745.194 kematian akibat kerja berlebihan.

Salah satu dampak utama dari kerja berlebihan ialah burnout, yakni kumpulan gejala akibat stres yang berlarut-larut di dunia kerja. Selain itu, penyakit jantung dan stroke juga dapat terjadi bila Anda terlalu banyak bekerja dalam jangka panjang.

Namun, sebelum mengalami dampak jangka panjang, Anda mungkin berisiko mengalami beberapa efek samping umum seperti produktivitas menurun. Jam kerja yang terlalu lama, bisa saja menurunkan produktivitas. Orang yang bekerja lebih lama mungkin tidak menyelesaikan pekerjaan yang lebih banyak dibandingkan saat mereka bekerja secara normal.

Bekerja berlebihan juga berisiko membuat Anda melewatkan waktu makan atau tidak makan sama sekali. Kondisi ini bisa menyebabkan kadar gula darah turun. Akibatnya, wajar bila Anda akan makan secara berlebihan nantinya.

Kurang tidur bisa menjadi pertanda bahwa Anda terlalu banyak bekerja. Padahal, tidur menjadi salah satu langkah mudah untuk meningkatkan kebugaran fisik dan mental.
Kesibukan kerja biasanya membuat Anda cenderung jarang dan malas berolahraga. Cobalah memulai olahraga ringan, seperti jogging dan bersepeda. Lakukan juga olahraga di kantor untuk mengatasi otot kaku dan tegang saat bekerja.

Seseorang yang sering kerja secara berlebihan alias workaholic, lebih berisiko mengalami stres. Stres diketahui melepaskan kortisol dalam tubuh. Pelepasan hormon ini menyebabkan jantung bekerja lebih keras, yang mana dapat meningkatkan risiko penyakit jantung koroner dan stroke. Selain itu, jam kerja yang lama atau panjang juga dapat meningkatkan peluang seseorang untuk terkena depresi dan gangguan kecemasan. (*)

Penulis : Yerry Arintoko Aji
Foto : ilustrasi
Sumber Berita : Baliexpress.jawapos.com

BALI, RADARJEMBER.ID – Bagi sebagian pegawai atau karyawan, kerja ekstra atau lebur merupakan hal biasa. Akan tetapi tak banyak yang tahu dampak yang ditimbulkan dari kebiasaan itu. Pekerjaan melampaui batasan dan berlebihan, baik lembur atau berniat mencicil pekerjaan untuk esok hari, bisa berbahaya bagi kesehatan fisik dan mental Anda. Bahkan, penelitian sudah menunjukkan efek samping dan dampak serius dari kebiasaan buruk ini.

BACA JUGA : Eksplorasi Panas Bumi, Sesalkan Jalan Rusak di Jalur Ijen

Empat puluh jam per minggu merupakan jam kerja ideal yang disarankan. Namun, jika berlebih, kondisi ini jelas memberikan dampak buruk bagi kesehatan tubuh, seperti dalam meningkatkan risiko penyakit jantung dan stroke. Bahkan, kedua penyakit ini menyumbang sekitar 745.194 kematian akibat kerja berlebihan.

Salah satu dampak utama dari kerja berlebihan ialah burnout, yakni kumpulan gejala akibat stres yang berlarut-larut di dunia kerja. Selain itu, penyakit jantung dan stroke juga dapat terjadi bila Anda terlalu banyak bekerja dalam jangka panjang.

Namun, sebelum mengalami dampak jangka panjang, Anda mungkin berisiko mengalami beberapa efek samping umum seperti produktivitas menurun. Jam kerja yang terlalu lama, bisa saja menurunkan produktivitas. Orang yang bekerja lebih lama mungkin tidak menyelesaikan pekerjaan yang lebih banyak dibandingkan saat mereka bekerja secara normal.

Bekerja berlebihan juga berisiko membuat Anda melewatkan waktu makan atau tidak makan sama sekali. Kondisi ini bisa menyebabkan kadar gula darah turun. Akibatnya, wajar bila Anda akan makan secara berlebihan nantinya.

Kurang tidur bisa menjadi pertanda bahwa Anda terlalu banyak bekerja. Padahal, tidur menjadi salah satu langkah mudah untuk meningkatkan kebugaran fisik dan mental.
Kesibukan kerja biasanya membuat Anda cenderung jarang dan malas berolahraga. Cobalah memulai olahraga ringan, seperti jogging dan bersepeda. Lakukan juga olahraga di kantor untuk mengatasi otot kaku dan tegang saat bekerja.

Seseorang yang sering kerja secara berlebihan alias workaholic, lebih berisiko mengalami stres. Stres diketahui melepaskan kortisol dalam tubuh. Pelepasan hormon ini menyebabkan jantung bekerja lebih keras, yang mana dapat meningkatkan risiko penyakit jantung koroner dan stroke. Selain itu, jam kerja yang lama atau panjang juga dapat meningkatkan peluang seseorang untuk terkena depresi dan gangguan kecemasan. (*)

Penulis : Yerry Arintoko Aji
Foto : ilustrasi
Sumber Berita : Baliexpress.jawapos.com

BERITA TERKINI

Wajib Dibaca