27.8 C
Jember
Monday, 27 March 2023

Kelola Diri, Usir Stres

Mobile_AP_Rectangle 1

JEMBER, RADARJEMBER.ID – Stres merupakan respons terhadap masalah fisik atau emosional atas suatu tekanan yang dialami seseorang. Setiap orang berbeda-beda dalam menangkap hal tersebut. Ada yang kuat dan ada yang lemah.

BACA JUGA : Usai Lebaran Danau Cirata Dipenuhi Sampah

Nuraini Kusumaningtyas, psikolog Klinis P3LM Universitas Muhammadiyah Jember, menjelaskan, sumber stres bisa dari mana saja. Bisa dari tekanan saat berkomunikasi dengan pasangan, mengasuh anak, pekerjaan, adanya perubahan situasi mendadak, bencana, kematian, hingga konflik dengan teman. “Intinya semua bisa membuat seseorang mengalami stres saat seseorang merasa tidak mampu mengatasi adanya tuntutan atau tekanan,” terangnya.

Mobile_AP_Rectangle 2

Banyak hal yang bisa dilakukan untuk mencegah agar stres tidak sampai menyerang. Tyas, sapaan akrab Nuraini Kusumaningtyas, menyebutkan caranya. Self care-break atau istirahat sejenak dengan melakukan aktivitas lain yang menyenangkan dan menenangkan. Misalnya minum segelas cokelat hangat sambil mendengarkan musik kesukaan.

Sharing keluh kesah dengan seseorang yang bisa dipercaya, belajar teknik relaksasi, belajar untuk selalu berpikir positif dalam menghadapi setiap keadaan, atau melakukan hobi yang menyenangkan. “Kalau kita stres karena punya utang atau banyak tugas pekerjaan kantor yang harus diselesaikan, maka bagaimana caranya harus segera diselesaikan,” jelas Tyas.

Tak hanya itu, menjaga kesehatan dengan cara istirahat yang cukup, makan teratur dengan gizi seimbang, menjaga kebersihan, dan olahraga bisa dilakukan agar terhindar dari stres. Jika sudah terlanjur stres, seseorang harus belajar menghadapi tekanan yang dialami. Menyelesaikan secara perlahan kemudian belajar mengelola diri dengan cara-cara tersebut.

Dalam ilmu psikologi, tambah Tyas, stres terbagi menjadi tiga tingkatan. Ada stres akut, episode, dan kronis. Stres akut, kata dia, merupakan reaksi saat seseorang menghadapi hal baru, seperti saat sedang naik roller coaster dan saat mendengar suara pintu terbanting.

Episodik stres (stres episode) sendiri jika seseorang sering mengalami akut stres. Hal ini bisa memengaruhi kondisi kesehatan mental. Sedangkan stres kronik jika level stresnya semakin tinggi dan jangka waktunya makin panjang. “Kita bisa merasa jika hidup kita penuh dengan hal-hal yang mendebarkan dan mengejutkan,” paparnya. (mg8/c2/nur)

- Advertisement -

JEMBER, RADARJEMBER.ID – Stres merupakan respons terhadap masalah fisik atau emosional atas suatu tekanan yang dialami seseorang. Setiap orang berbeda-beda dalam menangkap hal tersebut. Ada yang kuat dan ada yang lemah.

BACA JUGA : Usai Lebaran Danau Cirata Dipenuhi Sampah

Nuraini Kusumaningtyas, psikolog Klinis P3LM Universitas Muhammadiyah Jember, menjelaskan, sumber stres bisa dari mana saja. Bisa dari tekanan saat berkomunikasi dengan pasangan, mengasuh anak, pekerjaan, adanya perubahan situasi mendadak, bencana, kematian, hingga konflik dengan teman. “Intinya semua bisa membuat seseorang mengalami stres saat seseorang merasa tidak mampu mengatasi adanya tuntutan atau tekanan,” terangnya.

Banyak hal yang bisa dilakukan untuk mencegah agar stres tidak sampai menyerang. Tyas, sapaan akrab Nuraini Kusumaningtyas, menyebutkan caranya. Self care-break atau istirahat sejenak dengan melakukan aktivitas lain yang menyenangkan dan menenangkan. Misalnya minum segelas cokelat hangat sambil mendengarkan musik kesukaan.

Sharing keluh kesah dengan seseorang yang bisa dipercaya, belajar teknik relaksasi, belajar untuk selalu berpikir positif dalam menghadapi setiap keadaan, atau melakukan hobi yang menyenangkan. “Kalau kita stres karena punya utang atau banyak tugas pekerjaan kantor yang harus diselesaikan, maka bagaimana caranya harus segera diselesaikan,” jelas Tyas.

Tak hanya itu, menjaga kesehatan dengan cara istirahat yang cukup, makan teratur dengan gizi seimbang, menjaga kebersihan, dan olahraga bisa dilakukan agar terhindar dari stres. Jika sudah terlanjur stres, seseorang harus belajar menghadapi tekanan yang dialami. Menyelesaikan secara perlahan kemudian belajar mengelola diri dengan cara-cara tersebut.

Dalam ilmu psikologi, tambah Tyas, stres terbagi menjadi tiga tingkatan. Ada stres akut, episode, dan kronis. Stres akut, kata dia, merupakan reaksi saat seseorang menghadapi hal baru, seperti saat sedang naik roller coaster dan saat mendengar suara pintu terbanting.

Episodik stres (stres episode) sendiri jika seseorang sering mengalami akut stres. Hal ini bisa memengaruhi kondisi kesehatan mental. Sedangkan stres kronik jika level stresnya semakin tinggi dan jangka waktunya makin panjang. “Kita bisa merasa jika hidup kita penuh dengan hal-hal yang mendebarkan dan mengejutkan,” paparnya. (mg8/c2/nur)

JEMBER, RADARJEMBER.ID – Stres merupakan respons terhadap masalah fisik atau emosional atas suatu tekanan yang dialami seseorang. Setiap orang berbeda-beda dalam menangkap hal tersebut. Ada yang kuat dan ada yang lemah.

BACA JUGA : Usai Lebaran Danau Cirata Dipenuhi Sampah

Nuraini Kusumaningtyas, psikolog Klinis P3LM Universitas Muhammadiyah Jember, menjelaskan, sumber stres bisa dari mana saja. Bisa dari tekanan saat berkomunikasi dengan pasangan, mengasuh anak, pekerjaan, adanya perubahan situasi mendadak, bencana, kematian, hingga konflik dengan teman. “Intinya semua bisa membuat seseorang mengalami stres saat seseorang merasa tidak mampu mengatasi adanya tuntutan atau tekanan,” terangnya.

Banyak hal yang bisa dilakukan untuk mencegah agar stres tidak sampai menyerang. Tyas, sapaan akrab Nuraini Kusumaningtyas, menyebutkan caranya. Self care-break atau istirahat sejenak dengan melakukan aktivitas lain yang menyenangkan dan menenangkan. Misalnya minum segelas cokelat hangat sambil mendengarkan musik kesukaan.

Sharing keluh kesah dengan seseorang yang bisa dipercaya, belajar teknik relaksasi, belajar untuk selalu berpikir positif dalam menghadapi setiap keadaan, atau melakukan hobi yang menyenangkan. “Kalau kita stres karena punya utang atau banyak tugas pekerjaan kantor yang harus diselesaikan, maka bagaimana caranya harus segera diselesaikan,” jelas Tyas.

Tak hanya itu, menjaga kesehatan dengan cara istirahat yang cukup, makan teratur dengan gizi seimbang, menjaga kebersihan, dan olahraga bisa dilakukan agar terhindar dari stres. Jika sudah terlanjur stres, seseorang harus belajar menghadapi tekanan yang dialami. Menyelesaikan secara perlahan kemudian belajar mengelola diri dengan cara-cara tersebut.

Dalam ilmu psikologi, tambah Tyas, stres terbagi menjadi tiga tingkatan. Ada stres akut, episode, dan kronis. Stres akut, kata dia, merupakan reaksi saat seseorang menghadapi hal baru, seperti saat sedang naik roller coaster dan saat mendengar suara pintu terbanting.

Episodik stres (stres episode) sendiri jika seseorang sering mengalami akut stres. Hal ini bisa memengaruhi kondisi kesehatan mental. Sedangkan stres kronik jika level stresnya semakin tinggi dan jangka waktunya makin panjang. “Kita bisa merasa jika hidup kita penuh dengan hal-hal yang mendebarkan dan mengejutkan,” paparnya. (mg8/c2/nur)

BERITA TERKINI

Wajib Dibaca