JEMBER, RADARJEMBER.ID – Memasuki bulan kedua 2022, pandemi Covid-19 di Kabupaten Jember semakin mengkhawatirkan. Dimulai sejak empat hari yang lalu, yakni Minggu, (6/2) terdapat 21 kasus terkonfirmasi baru dengan jumlah pasien sembuh sebanyak tujuh orang. Kemudian, pada hari selanjutnya, Senin (7/2) kasus terkonfirmasi baru bertambah menjadi 39 kasus, dengan jumlah pasien sembuh sebanyak 14 orang. Hingga pada Selasa (8/2) terus naik menjadi 95 kasus terkonfirmasi baru, dengan jumlah pasien sembuh sebanyak 19 orang.
Menurut Kepala Dinas Kesehatan (Dinkes) Kabupaten Jember dr Lilik Lailiyah, naiknya angka penyebaran virus yang berbahaya ini disebabkan oleh berbagai hal. Salah satunya yakni masyarakat yang mulai abai akan protokol kesehatan. Terutama bagi mereka yang memiliki mobilitas tinggi.
Pasien dari kasus yang masih aktif tersebut sebagian sedang melakukan isolasi mandiri dan sebagian isolasi terpusat (isoter), untuk mereka yang tidak bergejala. Sedangkan untuk yang bergejala berat, saat ini mereka tengah dirawat atau melakukan isolasi di rumah sakit. “Ada tujuh orang yang isoter,” katanya.
Sebelumnya, Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Jember telah menyediakan fasilitas isoter di beberapa tempat di Hotel Kebonagung dan Stadion Jember Sport Garden (JSG). Namun, untuk sementara, yang digunakan saat ini hanyalah Hotel Kebonagung dengan kapasitas 70 pasien. Sementara, untuk isolasi di RS, Pemkab Jember juga telah melakukan pengecekan di tiga RS yang terletak di pusat kota, yakni RSD dr Soebandi, RS Paru, dan RS Jember Klinik.
“Kalau tidak cukup, nanti bisa isoter di JSG. Kalau tidak cukup lagi bisa di Secaba. Nanti kami koordinasi dengan forkopimda. Tempat isoter yang ada bisa diaktifkan kembali,” tuturnya.
Meski semakin hari kasus penyebaran semakin tinggi, ia meminta agar masyarakat tidak panik. Pencegahan penularan Covid-19 itu bisa dilakukan dengan banyak cara. Seperti melakukan tracing bagi masyarakat yang merasa tubuhnya kurang sehat, atau mereka yang melakukan perjalanan jauh. Kemudian, melakukan vaksinasi hingga dosis booster, dan yang terpenting yakni tetap mematuhi protokol kesehatan.
“Kami dorong agar semua masyarakat sudah vaksin. Kalau misal ada satu kasus, paling tidak 15 orang yang satu tempat dengan pasien harus tracing,” imbuhnya.
Selain melakukan sosialisasi penegakan protokol kesehatan melalui operasi yustisi di tempat-tempat umum, Pemkab Jember juga menekankan upaya percepatan vaksinasi. Yakni vaksinasi untuk anak usia 6 hingga 11 tahun, vaksinasi dosis 2 untuk lansia, juga vaksinasi booster untuk umum. Capaian vaksinasi di kabupaten terbesar ketiga di Jawa Timur ini kini telah mencapai lebih dari 70 persen. Kemudian, untuk lansia lebih dari 30 persen dari target 70 persen.
“Saat ini, kita mengejar yang dosis dua, demi herd immunity. Karena sebagian besar kalau sudah divaksin, penyakit termasuk virus bisa ditangkal,” pungkasnya. (del/c2/nur)